5 Langkah Mudah Menjadi Developer Sistem Udara Otonom
Mengenal Dunia Autonomous Aerial Systems
Jika kamu tertarik dengan teknologi canggih dan drone, menjadi seorang Autonomous Aerial Systems Developer bisa jadi pilihan karier yang menarik. Developer dalam bidang ini bertanggung jawab untuk merancang, mengembangkan, dan mengoptimalkan sistem otonom yang memungkinkan drone terbang tanpa intervensi manusia. Misalnya, drone untuk pemetaan udara, pengiriman barang, atau bahkan untuk misi penyelamatan. Namun, perjalanan untuk menjadi seorang developer dalam bidang ini tidak semudah yang dibayangkan. Butuh keahlian teknis yang mendalam serta pemahaman tentang dunia teknologi dan robotika.
Berikut adalah lima langkah mudah yang bisa kamu ikuti untuk memulai karier di dunia Autonomous Aerial Systems.
baca juga: Contoh Soal Analisis Transaksi Menguasai Teknik Menganalisis Laporan Keuangan dengan Mudah
1. Pahami Dasar-Dasar Robotika dan Sistem Kontrol
Langkah pertama dalam perjalanan menuju menjadi Autonomous Aerial Systems Developer adalah memahami dasar-dasar robotika dan sistem kontrol. Mengapa? Karena drone adalah jenis robot yang perlu dikendalikan oleh sistem cerdas untuk dapat terbang dengan aman dan efisien. Sistem kontrol ini adalah algoritma yang digunakan untuk mengendalikan gerakan drone, mulai dari kecepatan hingga kestabilan di udara.
Kamu bisa memulainya dengan mempelajari konsep dasar berikut:
- Teori Kontrol: Teori kontrol adalah fondasi yang digunakan dalam pengembangan sistem drone. Pahami tentang PID (Proportional-Integral-Derivative) controller, yang biasa digunakan dalam sistem kontrol drone.
- Sistem Dinamis: Pelajari bagaimana sistem dinamis bekerja, seperti model fisik drone dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
- Sensor dan Akuator: Ketahui berbagai sensor yang digunakan pada drone, seperti GPS, IMU (Inertial Measurement Unit), dan lidar, yang membantu drone bergerak secara otonom.
Untuk belajar, kamu bisa mengambil kursus online atau mengikuti kuliah yang berfokus pada robotika atau rekayasa sistem. Beberapa platform seperti Coursera atau edX menawarkan kursus dari universitas ternama yang dapat menjadi awal yang baik.
2. Kuasi Bahasa Pemrograman yang Dibutuhkan
Seorang Autonomous Aerial Systems Developer harus menguasai beberapa bahasa pemrograman yang digunakan untuk pengembangan perangkat lunak drone. Bahasa pemrograman ini tidak hanya digunakan untuk menulis kode, tetapi juga untuk membuat algoritma yang dapat memproses data dari sensor drone dan mengontrol penerbangannya.
Beberapa bahasa pemrograman yang perlu kamu pelajari antara lain:
- C++: C++ adalah bahasa pemrograman yang sering digunakan dalam pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak drone karena kemampuannya yang cepat dan efisien.
- Python: Python sangat populer dalam pengembangan sistem otonom karena sintaksisnya yang mudah dipahami dan banyak digunakan untuk analisis data serta pembuatan algoritma pembelajaran mesin.
- ROS (Robot Operating System): ROS adalah sistem operasi yang dirancang untuk robot, dan banyak digunakan dalam pengembangan drone. Memahami ROS akan sangat membantu kamu dalam bekerja dengan sistem drone yang lebih kompleks.
Kuasai dasar-dasar pemrograman ini melalui tutorial online, coding bootcamps, atau belajar dengan proyek nyata. Ini akan sangat berguna dalam membangun perangkat lunak yang dapat mengoperasikan drone secara otonom.
baca juga: Mahasiswa Baru Universitas Teknokrat Indonesia Berdampak untuk Indonesia Emas
3. Pelajari Pengolahan Data dan Pembelajaran Mesin
Salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan drone otonom adalah bagaimana mereka dapat “melihat” dan “memahami” dunia di sekitarnya. Drone yang terbang otonom memerlukan algoritma pengolahan data dan kecerdasan buatan untuk mendeteksi objek, menghindari rintangan, dan merencanakan rute penerbangan yang efisien.
Untuk menguasai ini, kamu harus mempelajari dua hal utama:
- Pengolahan Citra (Computer Vision): Drone perlu mengenali objek di sekitarnya. Dengan teknologi computer vision, drone dapat mengenali berbagai objek dan membuat keputusan berdasarkan informasi visual. Pelajari konsep-konsep dasar seperti deteksi tepi, segmentasi gambar, dan pengenalan objek menggunakan perpustakaan seperti OpenCV atau TensorFlow.
- Pembelajaran Mesin (Machine Learning): Machine learning memungkinkan drone untuk belajar dari data yang dikumpulkan dan meningkatkan kemampuan otonomnya. Pelajari cara melatih model pembelajaran mesin untuk prediksi atau klasifikasi menggunakan data yang dihasilkan oleh sensor drone.
Dengan memahami pengolahan data dan pembelajaran mesin, kamu bisa merancang sistem yang membuat drone lebih cerdas dan dapat beradaptasi dengan kondisi yang berubah-ubah di dunia nyata.
4. Praktekkan dengan Proyek Nyata
Teori memang penting, tetapi praktik adalah kunci untuk benar-benar memahami cara kerja Autonomous Aerial Systems. Cobalah untuk membuat proyek-proyek kecil yang berfokus pada pengembangan drone. Misalnya:
- Bangun Drone DIY: Mulai dengan membeli komponen drone dasar seperti motor, kontroler penerbangan, dan sensor, lalu rakit menjadi sebuah drone. Ini akan membantumu memahami komponen fisik drone serta bagaimana mereka berinteraksi dengan perangkat lunak.
- Implementasikan Algoritma Kontrol: Gunakan simulator atau drone kecil untuk menguji algoritma kontrol yang telah kamu pelajari. Latihan ini akan memberimu pengalaman langsung dalam menyesuaikan kecepatan, kestabilan, dan rute penerbangan drone.
- Proyek Pengolahan Citra: Gunakan kamera atau sensor lain untuk menangkap data dan mengembangkan aplikasi pengolahan citra yang memungkinkan drone untuk mengenali objek atau rintangan.
Proyek nyata akan memperkuat pengetahuan teknismu dan memberikan portofolio yang dapat dibanggakan saat melamar pekerjaan.
5. Bangun Jaringan dan Cari Pengalaman Kerja
Setelah menguasai dasar-dasar teknis, langkah berikutnya adalah membangun jaringan dan mencari pengalaman kerja yang relevan. Dalam dunia teknologi, memiliki koneksi yang baik dapat membuka banyak peluang. Berikut beberapa cara untuk membangun jaringanmu:
- Ikuti Komunitas Drone: Banyak komunitas online atau offline yang berfokus pada drone dan robotika. Gabung dengan komunitas ini, seperti forum, grup diskusi, atau acara hackathon, untuk bertemu dengan orang-orang yang sefrekuensi dan belajar dari pengalaman mereka.
- Magang atau Kerja Paruh Waktu: Cari peluang magang di perusahaan teknologi yang mengembangkan drone atau teknologi otonom. Pengalaman langsung ini akan sangat berharga dan memberimu wawasan tentang bagaimana industri bekerja.
- Portofolio dan GitHub: Bangun portofolio yang menampilkan proyek-proyek drone yang telah kamu kerjakan. Publikasikan kode sumber di GitHub untuk membuktikan kemampuan teknismu kepada calon pemberi kerja.
Pengalaman kerja, baik itu magang atau proyek pribadi, akan memberi nilai tambah pada resume dan membantu kamu mendapatkan pekerjaan di bidang ini.
Kesimpulan
Menjadi seorang Autonomous Aerial Systems Developer bukanlah hal yang mustahil jika kamu mengikuti langkah-langkah yang tepat. Mulai dari memahami dasar robotika dan sistem kontrol, menguasai bahasa pemrograman, hingga membangun portofolio proyek nyata, semuanya akan membantumu mempersiapkan diri untuk karier yang cemerlang di dunia drone. Jadi, jika kamu siap untuk terbang tinggi di dunia teknologi, inilah waktu yang tepat untuk mulai mengejar impianmu!
Penulis : Tanjali Mulia Nafisa