Kerajaan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan maritim yang bersejarah yang berasal dari Pulau Sumatra, berdiri sejak sekitar abad ke-7 hingga abad ke-11 Masehi. Pendirian resmi kerajaan ini tercatat pada tahun 682 Masehi dalam prasasti Kedukan Bukit.
Baca juga : Keuntungan Kopi Hitam Tanpa Gula untuk Kesehatan Wanita
Nama “Sriwijaya” menggabungkan kata “Sri,” yang berarti cahaya, dan “Wijaya,” yang berarti kemenangan gemilang. Nama ini mencerminkan kejayaan dan kebesaran kerajaan tersebut.
Kerajaan Sriwijaya memainkan peran penting di kawasan Nusantara barat dan berfungsi sebagai pusat agama, budaya, serta perdagangan di Asia Tenggara dan Asia Timur. Pada abad ke-9 Masehi, Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Raja Balaputradewa. Namun, pada abad ke-13 Masehi, kerajaan ini mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh akibat serangan dari Kerajaan Singasari yang berpusat di Jawa.
Di bawah kepemimpinan Raja Balaputradewa, Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim yang membangun armada laut yang kuat dan mengendalikan jalur perdagangan utama, termasuk wilayah Malaysia, Singapura, dan Thailand Selatan. Namun, serangan dari Kerajaan Cola menyebabkan gangguan signifikan pada jalur perdagangan utama Sriwijaya, yang berakibat pada pemindahan ibu kota ke Jambi dan perlahan-lahan menurunnya kekuasaan kerajaan ini.
Periode Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya dapat dibagi menjadi tiga periode utama: pendirian, masa kejayaan, dan keruntuhan. Kerajaan ini didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada tahun 682 Masehi, melalui ekspedisi untuk menguasai wilayah perdagangan strategis. Masa kejayaannya berlangsung dari abad ke-7 hingga abad ke-11 Masehi, sebelum mengalami penurunan akibat serangan musuh dan gangguan pada jalur perdagangan.
Daftar Raja-Raja Kerajaan Sriwijaya
- Dapunta Hyang Sri Jayanasa (abad ke-7 M)
- Samaragrawira (abad ke-8 M)
- Dharanindra (abad ke-8 M)
- Samaratungga (abad ke-9 M)
- Balaputradewa (abad ke-9 M)
- Sriwijaya Maharaja (abad ke-10 M)
- Sri Cudamani Warmadewa (abad ke-11 M)
- Kertanegara (abad ke-12 M)
Raja-raja ini memainkan peran penting dalam sejarah Kerajaan Sriwijaya, dengan pendirian pada tahun 682 Masehi dan masa kejayaannya mencapai puncak pada abad ke-9 Masehi.
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Berbagai peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya yang masih ada hingga kini antara lain:
- Prasasti Kedukan Bukit Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di sekitar tepian Sungai Batang, Kedukan Bukit, Kota Palembang. Prasasti ini mencatat pemberian izin kepada seorang pendeta Buddha untuk mendirikan tempat ibadah, yang mencerminkan kemajuan dan sejarah Kerajaan Sriwijaya sejak tahun 682 Masehi.
- Prasasti Ligor Ditemukan di bagian selatan Thailand oleh Nakhon Si Thammarat, prasasti ini menggambarkan pembangunan Tisamaya Caitya oleh raja Sriwijaya untuk Kajara.
- Prasasti Kota Kapur Ditemukan di Kota Kapur, Bangka Belitung, dan diperkirakan ditulis pada tahun 656 Masehi. Prasasti ini berisi permohonan kepada Dewa untuk menjaga persatuan dan kesatuan Kerajaan Sriwijaya.
- Prasasti Talang Tuo Ditemukan di sekitar Palembang, Sumatera Selatan, prasasti ini mencatat pembangunan taman oleh Sri Jayanasa untuk rakyat pada abad ke-7.
- Prasasti Palas Pasemah Prasasti ini ditemukan di pinggir rawa Desa Palas Pasemah, Lampung Selatan, ditulis dalam 13 baris dengan huruf Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno. Isi prasasti ini serupa dengan beberapa prasasti Sriwijaya lainnya, berisi kutukan bagi mereka yang tidak patuh kepada penguasa Kerajaan Sriwijaya.
Baca juga : Liverpool vs Las Palmas: Jadwal, Saluran TV, dan Info Pertandingan
Dengan peninggalan-peninggalan bersejarah ini, Kerajaan Sriwijaya meninggalkan jejak yang signifikan dalam sejarah dan kebudayaan Nusantara.
Penulis : Rahmat zidan