Film horor seringkali menghadirkan momen-momen menegangkan yang membuat penonton terus terpaku pada layar, menunggu kejutan akhir yang dapat mengguncang pikiran mereka. Namun, di antara berbagai film horor yang mengikuti pola konvensional, ada satu karya yang menonjol dengan keunikan yang tak terduga: “Siksa Kubur.”

Baca Juga : Tumbuhan Kayu Bajakah: Herbal dengan Manfaat Kesehatan yang Terbukti

Disutradarai oleh Joko Anwar, “Siksa Kubur” menawarkan lebih dari sekadar ketegangan dan jumpscare yang umum ditemukan dalam genre horor. Film ini menonjol karena menghadirkan interaksi langsung dengan penonton, terutama melalui akhir cerita yang mengundang pemikiran mendalam.

Dalam sebuah konferensi pers, Joko Anwar menjelaskan bahwa ia secara sengaja memberikan ruang bagi penonton untuk menafsirkan akhir film “Siksa Kubur” berdasarkan persepsi dan keyakinan pribadi mereka. Tanpa memberikan petunjuk yang jelas mengenai makna akhir cerita, Anwar memilih untuk melepaskan kendali interpretasi kepada masing-masing individu yang menonton film ini.

Menurut Anwar, pendekatan ini tidak hanya mendorong diskusi di antara penonton setelah film berakhir, tetapi juga mengakui keberagaman keyakinan dan pandangan hidup setiap individu. Dengan cara ini, pengalaman menonton menjadi lebih personal dan memberikan kesempatan untuk refleksi pribadi yang lebih mendalam.

Plot “Siksa Kubur” mengisahkan tentang seorang wanita bernama Sita, yang setelah mengalami kejadian traumatis yang mengakibatkan kematian orang tuanya, mulai meragukan keberadaan siksa kubur dalam ajaran Islam. Untuk membuktikan bahwa siksa kubur tidak nyata, Sita bertekad mencari orang yang paling berdosa dan masuk ke dalam kuburnya untuk menguji teorinya.

Namun, seperti halnya banyak cerita horor, usaha Sita untuk menguji keyakinannya tidak berjalan sesuai rencana, dan ia harus menghadapi konsekuensi yang menakutkan. Pertanyaan utama yang muncul adalah apakah Sita akan terus berjuang untuk membuktikan kebenaran tentang siksa kubur, ataukah ia akan menemukan jawaban yang lebih dalam selama perjalanan yang dilaluinya.

Jawaban atas pertanyaan ini, pada akhirnya, terletak pada interpretasi masing-masing penonton. Apakah Sita menemukan kebenaran yang dicari, ataukah ia terperangkap dalam ketidakpastian yang tak terpecahkan, adalah cerita yang ditulis oleh setiap individu yang menyaksikan film ini.

Baca Juga : Pernah Bertanya-tanya Bagaimana Rasanya Belajar di Mikrobiologi? Ini Dia Jawabannya

Dengan memberikan ruang untuk penafsiran pribadi, Joko Anwar menciptakan pengalaman sinematik yang melampaui sekadar ketegangan, menuju pada refleksi pribadi dan diskusi yang mendalam. “Siksa Kubur” bukan hanya tentang kengerian yang ditampilkan di layar, tetapi juga tentang ketakutan dan keraguan yang terus menghantui pikiran kita bahkan setelah lampu kembali menyala.

Penulis: Radit

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *