Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumatera Utara, Supriyanto, mengungkapkan bahwa saat ini tidak terdapat jalan alternatif untuk kendaraan bermotor dari Medan menuju Aceh. Jalan utama yang menghubungkan kedua daerah tersebut merupakan satu-satunya rute yang dapat dilalui.
Menurut Supriyanto, penanganan lalu lintas di lokasi banjir saat ini dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat dan aparat kepolisian setempat. “Di lokasi banjir, Dinas Perhubungan Kabupaten telah turun tangan. Jalan tersebut mengalami kemacetan karena banjir, sehingga kami menyarankan agar kendaraan yang melewati lokasi tersebut untuk berbalik arah, karena tidak ada alternatif lain,” jelas Supriyanto.
Supriyanto juga menambahkan bahwa banjir di perbatasan Aceh-Sumut terjadi hampir setiap tahun. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan solusi yang efektif. Jalan tersebut merupakan jalur vital untuk pengangkutan logistik kebutuhan pokok antara kedua provinsi. “Karena kejadian banjir ini hampir terjadi setiap tahun, kami berharap pemerintah pusat dapat mencari solusi. Drainase saat ini tidak mampu menampung debit air yang tinggi,” ujarnya.
Supriyanto menyatakan rencananya untuk menyurati pemerintah pusat guna meminta langkah-langkah antisipatif terhadap banjir. “Kami akan mengajukan surat kepada pemerintah pusat. Namun, pelaksanaan solusi tersebut tetap bergantung pada keputusan pemerintah pusat. Kami akan menunggu hasilnya,” tuturnya.
Sebagai solusi jangka panjang, Supriyanto menyarankan pembangunan Jalan Tol Aceh-Sumut sebagai alternatif. Dengan adanya jalan tol, kendaraan bermotor dapat dialihkan saat terjadi banjir, mengingat kondisi jalan nasional yang sering menurun setiap tahunnya. “Jalan tol dapat menjadi alternatif yang efektif. Jalan umum sudah sering mengalami penurunan kualitas setiap tahun,” pungkas Supriyanto.
penulis: henggar