Dalam kriminologi, pemahaman tentang penyebab kejahatan sangat penting untuk merancang kebijakan dan strategi pencegahan yang efektif. Kejahatan bukan hanya terjadi karena satu faktor tunggal, melainkan dipengaruhi oleh berbagai aspek sosial, ekonomi, psikologis, dan budaya. Untuk menganalisis faktor penyebab kejahatan, kita perlu memeriksa beberapa teori dan pendekatan yang telah dikembangkan dalam studi kriminologi, serta menerapkannya pada contoh kasus nyata.
Kasus: Kejahatan Narkoba di Kalangan Remaja
Latar Belakang Kasus: Di sebuah kota besar, telah terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah kasus kejahatan yang melibatkan narkoba, khususnya di kalangan remaja. Kejahatan ini melibatkan peredaran narkoba di sekolah-sekolah, penyalahgunaan obat-obatan terlarang oleh remaja, serta tindak pidana yang terjadi akibat kecanduan narkoba, seperti pencurian dan kekerasan. Otoritas setempat ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya angka kejahatan narkoba di kalangan remaja dan merancang kebijakan untuk menanggulanginya.
Analisis Faktor Penyebab Kejahatan Narkoba
Dalam menganalisis faktor penyebab kejahatan ini, kita akan melihat berbagai teori yang relevan dalam kriminologi, seperti teori sosial, teori psikologis, dan teori sosiologis.
1. Teori Ketidaksetaraan Sosial (Social Strain Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Robert Merton yang berargumen bahwa kejahatan muncul sebagai akibat dari ketidakmampuan individu untuk mencapai tujuan sosial yang diinginkan melalui cara-cara yang sah. Dalam konteks kasus ini, remaja yang hidup dalam kemiskinan atau memiliki akses terbatas terhadap pendidikan dan peluang kerja mungkin merasa tertekan (strain) untuk mencapai tujuan sosial seperti status, kekayaan, dan pengakuan. Oleh karena itu, mereka mungkin mencari pelarian melalui penggunaan narkoba, atau terlibat dalam perdagangan narkoba sebagai cara untuk memperoleh apa yang mereka inginkan dengan cara yang cepat dan ilegal.
Faktor Penyebab:
- Keterbatasan ekonomi dan pendidikan: Remaja dari keluarga miskin atau yang tidak memiliki akses pendidikan yang baik lebih rentan untuk terlibat dalam aktivitas ilegal, termasuk narkoba, sebagai upaya untuk mengatasi ketidakpuasan atau frustrasi mereka terhadap keadaan sosial mereka.
- Keinginan untuk diterima dalam kelompok: Remaja sering kali mencari identitas diri dan penerimaan sosial, dan dalam banyak kasus, kelompok teman sebaya yang terlibat dalam penggunaan narkoba dapat menjadi alasan bagi mereka untuk mencoba narkoba.
2. Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory)
Teori ini, yang dipopulerkan oleh Albert Bandura, berpendapat bahwa kejahatan dipelajari melalui interaksi sosial dengan individu yang sudah terlibat dalam perilaku kriminal. Dalam kasus kejahatan narkoba di kalangan remaja, penggunaan narkoba sering kali merupakan perilaku yang dipelajari melalui teman-teman sebaya, keluarga, atau bahkan lingkungan sosial yang terlibat dalam aktivitas kriminal.
Faktor Penyebab:
- Pengaruh teman sebaya: Remaja yang bergaul dengan teman-teman yang terlibat dalam penggunaan narkoba lebih mungkin untuk mencoba narkoba, karena mereka belajar bahwa perilaku tersebut dapat diterima dalam kelompok mereka.
- Keluarga yang tidak mendukung: Jika remaja berasal dari keluarga yang tidak memberikan perhatian yang cukup atau menunjukkan perilaku yang merugikan (seperti penggunaan narkoba oleh orang tua), mereka lebih cenderung untuk meniru perilaku tersebut.
3. Teori Kontrol Sosial (Social Control Theory)
Teori ini, yang dikembangkan oleh Travis Hirschi, mengusulkan bahwa individu cenderung menghindari perilaku kriminal jika mereka memiliki ikatan yang kuat dengan masyarakat. Ikatan ini mencakup hubungan dengan keluarga, sekolah, pekerjaan, dan norma sosial. Jika ikatan ini lemah atau terputus, individu akan lebih rentan terlibat dalam kejahatan.
Faktor Penyebab:
- Kehilangan ikatan sosial: Remaja yang tidak memiliki ikatan kuat dengan keluarga, sekolah, atau komunitas lebih cenderung untuk terlibat dalam perilaku kriminal, seperti penyalahgunaan narkoba, karena mereka merasa kurang terhubung dengan nilai-nilai sosial yang mendukung kepatuhan.
- Penyalahgunaan oleh orang tua: Jika orang tua terlibat dalam perilaku kriminal atau penyalahgunaan narkoba, ini bisa mengurangi kontrol sosial dalam keluarga, yang meningkatkan kemungkinan anak terlibat dalam perilaku serupa.
baca juga : 10 Buku Wajib Bagi Mahasiswa Jurusan Kedokteran
4. Teori Psikologis
Selain faktor sosial, ada pula faktor psikologis yang mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk terlibat dalam kejahatan, termasuk penggunaan narkoba. Teori psikologis berfokus pada kondisi mental individu, seperti gangguan kepribadian, trauma masa kecil, atau gangguan emosional yang dapat mendorong seseorang untuk mencari pelarian dalam bentuk narkoba.
Faktor Penyebab:
- Gangguan mental atau emosional: Remaja yang memiliki gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau masalah perilaku cenderung lebih rentan untuk menggunakan narkoba sebagai cara untuk mengatasi stres atau emosi negatif.
- Pengalaman traumatik: Remaja yang pernah mengalami kekerasan, penyalahgunaan, atau kehilangan orang tua cenderung lebih mudah terlibat dalam penggunaan narkoba, sebagai cara untuk melarikan diri dari rasa sakit emosional.
baca juga : Perjalanan Menjadi Dosen Politik: Peluang Karir Akademik di Jurusan Politik
5. Teori Lingkungan Eksternal
Lingkungan tempat tinggal juga memainkan peran besar dalam meningkatkan potensi terjadinya kejahatan, termasuk narkoba. Daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi, kekurangan fasilitas pendidikan, dan tingginya tingkat kejahatan umumnya lebih rawan terhadap perilaku kriminal.
Faktor Penyebab:
- Lingkungan perkotaan yang terabaikan: Di banyak daerah perkotaan dengan tingkat kemiskinan tinggi, kurangnya fasilitas dan peluang bagi remaja untuk berkembang secara positif mendorong mereka untuk terlibat dalam kejahatan narkoba.
- Peredaran narkoba yang mudah diakses: Jika narkoba mudah diakses di lingkungan sekitar, terutama di lingkungan yang terisolasi dari kontrol sosial, maka remaja lebih cenderung untuk mencobanya.
Kesimpulan
Faktor penyebab kejahatan narkoba di kalangan remaja sangat kompleks dan dapat dijelaskan melalui berbagai perspektif teori kriminologi. Faktor-faktor sosial, psikologis, dan lingkungan saling berinteraksi dan berkontribusi pada perilaku kriminal remaja. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, pendekatan yang holistik diperlukan, mencakup upaya untuk memperbaiki kondisi sosial-ekonomi, memperkuat ikatan sosial, serta memberikan pendidikan yang lebih baik tentang bahaya narkoba.
Pencegahan kejahatan narkoba di kalangan remaja tidak hanya bergantung pada penegakan hukum, tetapi juga pada intervensi yang melibatkan pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan dukungan psikologis yang dapat mengurangi faktor-faktor risiko yang menyebabkan terlibatnya remaja dalam penyalahgunaan narkoba.
penulis : veronika