IKN

Paul Romer Beri Saran untuk IKN Nusantara: Membangun Kota yang Inklusif dan Berkelanjutan

Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang dibangun di Indonesia menarik perhatian banyak pihak, baik domestik maupun internasional. Sebagai proyek besar yang bertujuan untuk memindahkan ibu kota negara, IKN diharapkan bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang modern dan berkelanjutan. Namun, dengan tantangan besar yang dihadapi dalam pembangunan kota baru, banyak pihak yang memberikan saran untuk memastikan kesuksesan proyek ini. Salah satu tokoh penting yang memberikan pandangan tentang IKN adalah peraih Nobel Ekonomi, Paul Romer.

Paul Romer, yang dikenal atas kontribusinya dalam teori pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi, memberikan sejumlah saran yang bisa diterapkan dalam pembangunan IKN. Dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 yang berlangsung pada Januari 2025, Romer mengungkapkan bahwa untuk membuat IKN sukses dan berkelanjutan, perencanaan yang inklusif dan cerdas adalah kunci. Artikel ini akan membahas pandangan Paul Romer tentang pembangunan IKN dan bagaimana saran-sarannya dapat memengaruhi masa depan ibu kota baru Indonesia.

Tantangan Pembangunan Kota Baru: Mengapa Inklusivitas Itu Penting?

Paul Romer mengingatkan bahwa banyak kota yang gagal berkembang karena tidak memperhatikan aspek inklusivitas. Dalam konteks IKN, Romer menekankan pentingnya membangun kota yang tidak hanya ditujukan untuk kalangan elit, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat menengah ke bawah.

Menurut Romer, membangun kota untuk kalangan kaya dan lulusan perguruan tinggi saja adalah sebuah strategi yang gagal. Banyak kota di dunia sudah memenuhi kebutuhan orang-orang kaya. Oleh karena itu, pasar yang belum tersentuh adalah masyarakat menengah ke bawah yang memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kota.

“Membangun kota untuk orang kaya, untuk lulusan perguruan tinggi adalah strategi yang gagal. Sudah banyak kota tersedia untuk orang kaya. Pasar yang belum tersentuh adalah masyarakat menengah ke bawah,” ujar Romer dalam acara tersebut.

Menyediakan Ruang untuk Kaum Menengah ke Bawah

Romer mengungkapkan bahwa dengan memberikan ruang bagi kaum menengah ke bawah untuk berkembang, IKN dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Kota yang menyediakan kesempatan untuk semua lapisan masyarakat untuk berkembang akan lebih mudah bertahan dalam jangka panjang. Romer mencontohkan kota New York yang, ketika pertama kali dibangun, membuka peluang besar bagi imigran yang datang ke kota tersebut. Meskipun mereka datang dengan latar belakang ekonomi yang berbeda, mereka mampu berkembang dan berkontribusi pada kesuksesan kota.

“Bisakah memuat kota yang sukses dengan orang-orang yang masih merintis? Tentu saja. Itu yang dilakukan oleh kota New York ketika menarik imigran. Mereka dapat berkembang dan menjadi sukses. Peluang itu ada dan tidak akan pernah hilang,” lanjut Romer.

IKN Nusantara, sebagai kota yang baru, memiliki potensi untuk menyediakan berbagai peluang bagi lapisan masyarakat yang lebih luas. Dengan perencanaan yang tepat dan inklusif, IKN bisa menjadi kota yang berkembang pesat dan memberikan manfaat bagi seluruh warganya, bukan hanya untuk kelompok tertentu.

Perencanaan Kota yang Tepat: Ruang Publik sebagai Kunci

Selain inklusivitas, Paul Romer juga menekankan pentingnya perencanaan kota yang matang, terutama terkait dengan penyediaan ruang publik. Menurut Romer, banyak kota di dunia gagal dalam hal urbanisasi karena mereka tidak memberikan perhatian serius terhadap ruang publik sebagai sarana untuk menghubungkan seluruh lapisan masyarakat. Ruang publik bukan hanya tempat untuk bersosialisasi, tetapi juga menjadi elemen yang sangat penting dalam membentuk identitas kota.

Romer menyarankan agar IKN memiliki banyak ruang publik yang dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Ruang ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat berkumpul, tetapi juga sebagai mekanisme penghubung antarwarga dan alat untuk mempererat solidaritas sosial. Untuk itu, IKN harus memastikan bahwa tata ruang kota sudah dirancang dengan jelas, dengan memperhitungkan kebutuhan ruang publik.

“Alasan mengapa urbanisasi gagal di banyak belahan dunia adalah karena mereka tidak melakukan perencanaan ketika biaya masih murah. Tidak ada yang menyisihkan ruang publik sebagai mekanisme penghubung semua masyarakat,” ujarnya.

Dengan memastikan bahwa ruang publik disediakan sejak awal pembangunan, IKN dapat menciptakan kota yang lebih inklusif dan menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Ruang publik yang baik akan meningkatkan kualitas hidup warga, memberikan mereka tempat untuk berinteraksi, dan memungkinkan kota untuk tumbuh secara harmonis.

Mencontoh New York: Perencanaan Ruang Publik yang Sederhana namun Efektif

Paul Romer kembali mencontohkan kota New York yang pertama kali dibangun pada tahun 1811. Ketika itu, para pengembang kota hanya menggambarkan garis-garis pada peta untuk menunjukkan bagian-bagian mana yang akan dijadikan ruang publik. Meskipun tidak membutuhkan banyak dana untuk pembangunan fisik, keputusan ini terbukti efektif dalam menciptakan kota yang berkembang pesat dan bisa menampung berbagai lapisan masyarakat.

“Jadi tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk beton, membangun banyak saluran pembuangan, tidak perlu mengeluarkan banyak uang, cukup tentukan bagian yang akan dikhususkan untuk ruang publik yang akan digunakan oleh pemerintah di masa depan untuk pembangunan,” jelas Romer.

Romer menegaskan bahwa perencanaan yang sederhana, namun jelas dan terarah, dapat memberikan dampak besar dalam membangun kota yang sukses dan berkelanjutan. Untuk IKN, langkah ini bisa diambil dengan merencanakan dan menetapkan area-area tertentu yang akan digunakan sebagai ruang publik, dengan memanfaatkan dana secara efisien dan efektif.

Kesimpulan: Rencana Pembangunan yang Berkelanjutan dan Inklusif

Paul Romer memberikan wawasan berharga yang dapat diterapkan dalam pembangunan IKN Nusantara. Untuk memastikan kesuksesan kota baru ini, Romer menekankan pentingnya membangun kota yang inklusif, dengan memberi peluang bagi masyarakat menengah ke bawah untuk berkembang. Selain itu, perencanaan yang matang dengan memperhatikan ruang publik sebagai elemen penting juga merupakan kunci untuk menciptakan kota yang berkelanjutan.

IKN Nusantara berpotensi menjadi contoh kota modern yang berhasil mengakomodasi semua lapisan masyarakat dan menciptakan kesejahteraan bersama. Dengan mengikuti saran dari Paul Romer, pemerintah Indonesia dapat memastikan bahwa IKN bukan hanya sebuah ibu kota yang megah, tetapi juga sebuah kota yang berkelanjutan, inklusif, dan dapat memberikan manfaat bagi seluruh warganya.

Penulia : Rizki

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *