visioner

Bhakti, Sang Visioner yang Mendedikasikan Hidup untuk Islamic Center Kaltim

Kota Samarinda berduka atas kepergian Awang Dharma Bhakti, seorang tokoh yang dikenal atas dedikasinya dalam pembangunan Islamic Center Kaltim. Sosok yang begitu lekat dengan perkembangan masjid terbesar di Kalimantan Timur ini menghembuskan napas terakhir pada Senin, 10 Februari 2025, di usia 78 tahun.

Perjalanan Hidup Awang Dharma Bhakti

Awang Dharma Bhakti bukan sekadar tokoh biasa. Sejak menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kaltim, ia memiliki visi besar dalam pembangunan Islamic Center Kaltim. Ia memastikan proyek monumental ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana.

Selain memastikan pembangunan berjalan lancar, Awang juga berperan dalam berbagai program keagamaan. Salah satu warisannya yang paling terkenang adalah Borneo Islamic Festival, perayaan tahunan yang kini menjadi salah satu agenda besar dalam memperingati hari-hari besar Islam di Kalimantan Timur.

Semangat Tak Padam Meski Usia Senja

Dalam beberapa tahun terakhir, kesehatan Awang Dharma Bhakti memang menurun. Namun, semangatnya untuk tetap aktif dalam kegiatan keagamaan tak pernah surut. Ibrahim Syahcrial, Sub Bagian Umum dan Humas Badan Pengelola Islamic Center (BPIC) Kaltim, mengenang bagaimana Awang masih berusaha datang ke masjid meskipun harus menggunakan kursi roda. Dedikasi dan kecintaannya terhadap Islamic Center begitu besar hingga akhir hayatnya.

“Pak Awang luar biasa. Dedikasinya tak terhitung untuk Islamic Center. Ia bukan hanya pemimpin, tetapi juga pejuang dalam mewujudkan impian umat Muslim di Kaltim,” ujar Ibrahim dengan nada haru.

Jejak Warisan yang Tak Terlupakan

Islamic Center Kaltim kini berdiri megah sebagai simbol perjuangan Awang Dharma Bhakti. Tak hanya sekadar bangunan, masjid ini menjadi pusat aktivitas keagamaan, edukasi Islam, serta berbagai kegiatan sosial yang berdampak luas bagi masyarakat Samarinda dan sekitarnya.

Warisan Awang Dharma Bhakti juga tertanam dalam program-program yang ia rintis. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Borneo Islamic Festival – Ajang tahunan yang mempertemukan berbagai komunitas Islam untuk memperingati hari besar Islam dengan berbagai acara edukatif dan sosial.
  2. Peningkatan Infrastruktur Islamic Center – Memastikan bahwa Islamic Center tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pembelajaran dan kegiatan masyarakat.
  3. Program Sosial Keagamaan – Menginisiasi berbagai program bantuan untuk kaum dhuafa dan anak-anak yatim melalui Islamic Center.

Detik-Detik Kepergian Sang Tokoh

Senin malam di Ruang Sakura RSUD AWS Samarinda, kabar duka menyelimuti kota ini. Awang Dharma Bhakti dikonfirmasi meninggal dunia pukul 19.14 WITA. Kepala Unit Humas rumah sakit tersebut, dr. Arysia Andhina, membenarkan kabar tersebut, meski penyebab pasti penyakitnya belum diketahui.

Sejak 9 Februari 2025, Awang telah dirawat di rumah sakit. Orang-orang terdekatnya menyadari bahwa kondisi kesehatannya memang menurun dalam beberapa bulan terakhir. Namun, kepergiannya tetap mengejutkan banyak pihak, terutama mereka yang telah lama mengenalnya sebagai sosok pejuang dalam dunia keislaman dan pembangunan di Samarinda.

Prosesi Pemakaman dan Rasa Duka Mendalam

Jenazah Awang Dharma Bhakti disemayamkan di rumah duka di Jalan Durian No 7, Samarinda. Ribuan pelayat dari berbagai kalangan, termasuk tokoh agama, pejabat daerah, dan masyarakat umum, datang untuk memberikan penghormatan terakhir.

Prosesi pemakaman dipenuhi suasana haru. Banyak yang mengenang Awang sebagai pribadi yang bijaksana, tegas, dan penuh visi. “Beliau adalah contoh pemimpin yang tak hanya bicara, tetapi juga bertindak nyata untuk kemajuan umat,” ujar salah seorang rekan sejawatnya.

Mengenang Sosok Pemimpin Visioner

Kepergian Awang Dharma Bhakti meninggalkan jejak mendalam bagi masyarakat Kalimantan Timur, khususnya umat Muslim di Samarinda. Islamic Center Kaltim yang kini berdiri kokoh merupakan salah satu bukti nyata dari dedikasi dan perjuangannya.

Tidak banyak orang yang mampu mencurahkan hidupnya untuk sebuah cita-cita besar seperti yang dilakukan Awang. Ia tidak hanya membangun bangunan fisik, tetapi juga mewariskan nilai-nilai keislaman, pendidikan, dan kebersamaan bagi generasi selanjutnya.

Kini, meskipun raganya telah tiada, semangat dan warisannya akan terus hidup. Selamat jalan, Pak Awang. Jasa dan baktimu akan selalu dikenang.

Penulis : Milan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *