Demo Mahasiswa #IndonesiaGelap: Tuntutan, Kronologi, dan Dampaknya
Pada Senin, 17 Februari 2025, mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia turun ke jalan dalam aksi demonstrasi bertajuk #IndonesiaGelap. Aksi ini digelar di beberapa kota besar, termasuk Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Makassar. Para mahasiswa menyuarakan berbagai tuntutan kepada pemerintah, termasuk pencabutan Inpres Nomor 1 Tahun 2025, transparansi pembangunan, serta penolakan terhadap dwifungsi TNI.

Tuntutan Mahasiswa dalam Aksi #IndonesiaGelap
Dalam berbagai unjuk rasa yang terjadi serentak di berbagai daerah, mahasiswa mengajukan sejumlah tuntutan kepada pemerintah. Beberapa poin utama yang mereka suarakan meliputi:
- Mencabut Inpres Nomor 1 Tahun 2025 yang dinilai merugikan rakyat.
- Transparansi dalam proyek pembangunan nasional.
- Evaluasi dan transparansi program MBG.
- Menolak revisi UU Minerba yang dinilai hanya menguntungkan segelintir pihak.
- Menolak dwifungsi TNI dan intervensi militer dalam pemerintahan sipil.
- Menuntut pengadilan terhadap mantan Presiden Joko Widodo atas berbagai kebijakan yang dianggap merugikan rakyat.
- Mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset sebagai bentuk perlindungan terhadap hak-hak masyarakat.
Kronologi Aksi Demonstrasi di Beberapa Kota
Jakarta: Demonstrasi di Patung Kuda
Di Jakarta, ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi bergabung dalam aksi yang terkonsentrasi di Patung Kuda, Jakarta Pusat. Massa aksi membawa berbagai poster yang mengkritik pemerintah, seperti “Will Prabowo Comeback to Save Us?” dan sindiran terhadap Seskab Mayor Teddy. Demonstrasi berlangsung sejak pukul 14.00 WIB dan semakin memanas saat mahasiswa mencoba merobohkan pagar beton di sekitar lokasi.
Kericuhan terjadi ketika mahasiswa mulai melempar botol ke arah polisi yang berjaga. Meskipun demikian, aksi akhirnya berakhir pada pukul 20.20 WIB setelah negosiasi antara perwakilan mahasiswa dan aparat kepolisian.
Surabaya: Keranda dan Water Cannon
Di Surabaya, ratusan mahasiswa berkumpul di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Jalan Indrapura. Mereka membawa keranda berbalut kain hitam bertuliskan #IndonesiaGelap, yang kemudian dibakar sebagai simbol kekecewaan terhadap pemerintah. Polisi sempat menembakkan water cannon untuk membubarkan massa yang mulai bertindak anarkis.
Ketua DPRD Jawa Timur, Musyafak Rouf, akhirnya menemui para demonstran dan membacakan tuntutan mereka. Namun, ketika diminta menelepon Presiden Prabowo Subianto atau Ketua DPR Puan Maharani, Musyafak mengaku tidak memiliki nomor mereka. Hal ini membuat mahasiswa semakin geram dan kembali melakukan aksi protes.
Bandung: Demonstrasi di Tengah Hujan
Di Bandung, massa aksi tetap bertahan meski hujan mengguyur kawasan Gedung DPRD Jawa Barat. Mereka menyampaikan tuntutan utama terkait anggaran pendidikan, yang dinilai semakin dipangkas dalam beberapa tahun terakhir. Selain melakukan orasi, mahasiswa juga membakar ban dan mencoret tembok gedung DPRD dengan berbagai tulisan protes.
Beberapa tuntutan utama mahasiswa di Bandung mencakup:
- Meningkatkan anggaran pendidikan dan menghentikan pemangkasan dana pendidikan.
- Menjamin kesejahteraan guru dan dosen melalui tunjangan yang layak.
- Menolak revisi UU Sisdiknas serta privatisasi pendidikan.
- Menghentikan pelibatan aparat dalam ruang akademik dan sipil.
Makassar: Blokade Jalan Trans Sulawesi
Di Makassar, mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar Timur melakukan aksi di Jalan Perintis Kemerdekaan. Mereka memblokade Jalan Trans Sulawesi, menyebabkan kemacetan panjang. Ban bekas dibakar, sementara mahasiswa naik ke atas truk dan kontainer untuk berorasi.
Ketua HMI Makassar Timur, Muhammad Zulfikar Ridha, menyoroti pemangkasan anggaran pendidikan dan berbagai kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran. Mereka juga menuntut pembatalan revisi UU Minerba, menolak izin usaha pertambangan kampus, serta reshuffle kabinet yang lebih berpihak pada rakyat.
Respon Pemerintah terhadap Aksi #IndonesiaGelap
Menanggapi aksi demo yang meluas, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menegaskan bahwa pemerintah tidak akan memotong anggaran pendidikan. Ia memastikan bahwa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dan beasiswa tetap tersedia untuk mahasiswa. Presiden Prabowo Subianto, menurut Hasan, telah menginstruksikan agar anggaran pendidikan tetap menjadi prioritas utama.
Namun, pernyataan ini belum sepenuhnya meredam keresahan mahasiswa, yang tetap menuntut transparansi anggaran dan pencabutan kebijakan yang dianggap merugikan rakyat.
Dampak Aksi Demonstrasi #IndonesiaGelap
Aksi #IndonesiaGelap yang melibatkan ribuan mahasiswa dari berbagai kota memberikan dampak signifikan, baik dalam skala sosial maupun politik. Beberapa dampaknya meliputi:
- Tekanan terhadap pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan efisiensi anggaran pendidikan.
- Meningkatnya kesadaran publik mengenai berbagai kebijakan kontroversial yang dikeluarkan pemerintah.
- Mobilisasi mahasiswa sebagai kekuatan politik yang dapat mempengaruhi kebijakan di masa depan.
- Meningkatnya eskalasi protes di berbagai daerah yang berpotensi berlanjut jika tuntutan mahasiswa tidak segera diakomodasi.
Kesimpulan
Aksi #IndonesiaGelap yang dilakukan mahasiswa di berbagai kota menandai meningkatnya kepedulian generasi muda terhadap kebijakan pemerintah. Tuntutan mereka mencakup isu pendidikan, transparansi anggaran, serta penolakan terhadap dwifungsi TNI.
Pemerintah telah memberikan tanggapan dengan menegaskan bahwa tidak ada pemotongan anggaran pendidikan. Namun, mahasiswa masih menuntut tindakan nyata dan transparansi yang lebih besar.
Aksi ini menjadi pengingat bahwa mahasiswa tetap menjadi kekuatan sosial yang kritis terhadap kebijakan negara. Jika tuntutan mereka tidak direspons dengan baik, aksi serupa kemungkinan besar akan terus berlanjut di masa mendatang.
penulis: zanuar farel cristian