Komitmen Kapolri dalam Membenahi Polri: Ingin Gandeng Band Sukatani
Jakarta – Reformasi di tubuh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus menjadi perhatian utama. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan komitmennya untuk membangun institusi Polri yang lebih profesional, transparan, dan akuntabel. Dalam upaya ini, Kapolri ingin menggandeng band Sukatani sebagai duta yang menyuarakan kritik konstruktif demi perbaikan institusi Polri.
Kontroversi Band Sukatani dan Lagu ‘Bayar Bayar Bayar’
Band Sukatani menjadi perbincangan publik setelah merilis lagu berjudul Bayar Bayar Bayar, yang mengkritik oknum polisi di lapangan. Lagu ini viral di media sosial dan mendapatkan perhatian luas dari masyarakat. Namun, secara mengejutkan, band tersebut mengunggah video klarifikasi dan permintaan maaf kepada Polri.
Dalam video tersebut, para personel band Sukatani meminta agar video dan lagu yang sudah tersebar dihapus. Mereka menegaskan bahwa pernyataan mereka tidak dipengaruhi oleh paksaan dari pihak mana pun. Meski demikian, kemunculan video permintaan maaf tersebut justru memunculkan spekulasi di kalangan masyarakat. Banyak yang menduga adanya tekanan dari pihak kepolisian terhadap band tersebut.
Kapolri: Polri Terbuka terhadap Kritik
Menanggapi polemik yang berkembang, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa Polri selalu terbuka terhadap kritik yang membangun. Menurutnya, kritik dari masyarakat merupakan bentuk kepedulian terhadap institusi kepolisian.
“Polri terbuka menerima kritik untuk evaluasi dan perbaikan. Jika band Sukatani berkenan, kami ingin menjadikan mereka sebagai duta untuk terus membangun kritik demi koreksi dan evaluasi terhadap institusi Polri serta perilaku oknum yang masih menyimpang,” kata Kapolri dalam keterangannya, Minggu (23/2/2025).
Harapan Polri: Menjadi Institusi yang Adaptif dan Modern
Kapolri menegaskan bahwa tujuan utama Polri adalah menjadi lembaga yang lebih modern dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Ia ingin Polri menjadi institusi yang benar-benar responsif terhadap masukan dan kritik dari masyarakat.
“Komitmen kami adalah untuk terus berbenah, menjadi organisasi yang adaptif, menerima koreksi, dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Kritik terhadap Polri adalah wujud kecintaan masyarakat terhadap institusi ini,” ujarnya.
Langkah Divisi Propam: Menyelidiki Dugaan Intimidasi
Seiring dengan kontroversi yang berkembang, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri turun tangan untuk menindaklanjuti dugaan adanya intimidasi terhadap band Sukatani. Propam Polri telah memeriksa enam personel dari Ditreskrimsiber Polda Jateng yang diduga terlibat dalam proses klarifikasi dari band Sukatani.
“Terkait pemberitaan yang berkembang mengenai klarifikasi dari band Sukatani serta dugaan adanya tindakan intimidasi oleh anggota Ditreskrimsiber Polda Jateng, Divpropam Polri menegaskan bahwa proses pemeriksaan masih berlangsung,” demikian pernyataan resmi Divpropam Polri pada Minggu (23/2/2025).
Propam Polri memastikan bahwa semua laporan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran etik atau penyalahgunaan kewenangan oleh anggota Polri, akan ditindaklanjuti secara profesional dan transparan sesuai prosedur yang berlaku.
Kesimpulan
Komitmen Kapolri untuk membenahi Polri terus dibuktikan dengan langkah-langkah nyata dalam merespons kritik masyarakat. Dengan menggandeng band Sukatani sebagai duta kritik yang konstruktif, Polri ingin membangun citra sebagai institusi yang terbuka dan siap bertransformasi. Di sisi lain, langkah Propam dalam menyelidiki dugaan intimidasi menunjukkan keseriusan Polri dalam menjaga profesionalisme di dalam tubuh institusi. Ke depan, diharapkan reformasi Polri terus berjalan guna meningkatkan kepercayaan publik terhadap penegakan hukum di Indonesia.
Penulis : Rizki