palestina

Hamas Bebaskan Enam Sandera dalam Pertukaran dengan Israel

Enam Sandera Israel Dibebaskan dalam Kesepakatan Gencatan Senjata

Gaza – Hamas kembali membebaskan enam warga Israel yang telah mereka sandera dalam sebuah pertukaran tahanan terbaru pada Sabtu (22/2/2025). Pembebasan ini merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata yang tengah berlangsung antara Hamas dan Israel. Dalam kesepakatan ini, Israel juga membebaskan ratusan tahanan Palestina sebagai imbalannya.

Proses Pembebasan Sandera

Menurut Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF), dua dari enam sandera yang dibebaskan terlebih dahulu dipindahkan dari kendaraan milik Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, ke kendaraan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Rafah, Gaza selatan. Kedua sandera tersebut kemudian dibawa ke pihak IDF dan Badan Keamanan Israel.

Kedua sandera pertama yang dibebaskan adalah:

  1. Avera Mengistu (38) – Warga Israel keturunan Ethiopia dari Ashkelon yang telah ditawan sejak 2014 setelah menyeberang ke Gaza.
  2. Tal Shoham (40) – Ditangkap saat serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Istri dan dua anaknya telah lebih dulu dibebaskan pada November 2023 dalam perjanjian gencatan senjata sebelumnya.

Tak lama setelah pembebasan dua sandera tersebut, tiga sandera lainnya diserahkan oleh Hamas kepada otoritas Israel melalui ICRC di kamp pengungsi al-Nuseirat, Gaza tengah. Mereka adalah: 3. Omer Shem-Tov (22) 4. Eliya Cohen (27) 5. Omer Wenkert (23)

Ketiganya sebelumnya juga telah ditangkap dalam serangan Hamas pada 2023. Dalam proses penyerahan, mereka terlihat dalam kondisi sehat, mengenakan seragam militer, dan membawa surat pembebasan.

Sementara itu, sandera terakhir yang dibebaskan adalah Hisham al-Sayed (37), yang telah ditahan selama hampir 10 tahun. Berbeda dengan lima sandera lainnya, pembebasannya dilakukan tanpa upacara resmi di Gaza tengah.

Pertukaran dengan 602 Tahanan Palestina

Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Israel membebaskan 602 tahanan Palestina yang berada di penjara-penjara mereka. Pertukaran ini merupakan bagian dari tahap pertama perjanjian gencatan senjata yang telah diberlakukan sejak 19 Januari 2025. Menurut laporan, tahap pertama gencatan senjata ini akan berakhir dalam satu pekan ke depan.

Dalam kesepakatan tersebut, Hamas telah menyatakan komitmennya untuk membebaskan 33 sandera Israel. Dari jumlah tersebut, 25 orang masih hidup, sementara delapan lainnya telah meninggal dunia.

Di sisi lain, Israel juga diwajibkan membebaskan lebih dari 1.500 tahanan Palestina sebagai bagian dari gencatan senjata ini. Hingga saat ini, negosiasi masih terus berlangsung untuk memastikan semua pihak memenuhi komitmennya.

Dampak dan Reaksi Terhadap Kesepakatan Ini

Kesepakatan pertukaran sandera ini menimbulkan reaksi beragam dari berbagai pihak. Pemerintah Israel menyatakan bahwa pembebasan sandera merupakan prioritas utama mereka. Perdana Menteri Israel menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya agar semua warganya yang masih berada dalam tahanan Hamas dapat kembali dengan selamat.

Di sisi lain, Hamas menyebut pertukaran tahanan ini sebagai “kemenangan diplomasi perlawanan,” dengan menegaskan bahwa pembebasan ratusan tahanan Palestina menjadi bukti keberhasilan mereka dalam negosiasi dengan Israel.

Reaksi dari komunitas internasional pun bervariasi. Beberapa negara dan organisasi kemanusiaan menyambut baik kesepakatan ini sebagai langkah positif menuju perdamaian yang lebih berkelanjutan. Namun, masih ada kekhawatiran mengenai kelangsungan gencatan senjata dan kemungkinan bentrokan lebih lanjut antara kedua pihak.

Kesimpulan

Pembebasan enam sandera Israel oleh Hamas dalam kesepakatan pertukaran dengan 602 tahanan Palestina menjadi salah satu perkembangan signifikan dalam konflik yang berlangsung antara kedua belah pihak. Meski kesepakatan ini memberikan secercah harapan, ketegangan tetap tinggi dan masa depan gencatan senjata masih belum pasti. Dunia internasional terus memantau perkembangan lebih lanjut dengan harapan bahwa perdamaian bisa segera tercapai di wilayah tersebut.

Penulis : M.Rizki

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *