Gunung Semeru Kembali Erupsi: Warga Diminta Waspada dan Hindari Zona Berbahaya
Gunung Semeru, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, kembali mengalami erupsi pada Senin (24/2/2025) pagi. Berdasarkan laporan Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, tercatat sebanyak delapan kali letusan sejak pukul 00.00 WIB. Dua di antaranya dapat teramati secara visual, sementara enam lainnya tertutup kabut.
Detail Erupsi Gunung Semeru
Dua letusan yang teramati terjadi pada pukul 01.21 WIB dan 05.43 WIB. Erupsi pertama menghasilkan kolom abu dengan intensitas sedang setinggi 600 meter yang mengarah ke utara. Sementara itu, erupsi kedua tercatat lebih besar dengan kolom abu setinggi 900 meter.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 24 Februari 2025 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai 900 meter di atas puncak,” ujar petugas PPGA Semeru, Liswanto.
Sebelumnya, dalam kurun waktu 24 jam pada Jumat (21/2/2025), Gunung Semeru mengalami 43 kali letusan. Namun, tidak semua letusan dapat teramati secara visual akibat cuaca yang berkabut.
Status Aktivitas Gunung Semeru
Saat ini, status aktivitas Gunung Semeru masih berada di Level II atau Waspada. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi yang tinggal di daerah sekitar aliran lahar dan zona rawan bencana.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, mengingatkan warga untuk tidak beraktivitas di sepanjang sektor tenggara Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak. Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan karena potensi aliran lahar dan awan panas dapat meluas hingga 13 kilometer dari puncak.
Selain itu, hujan deras yang sering mengguyur kawasan sekitar Semeru juga meningkatkan risiko banjir lahar yang dapat membawa material vulkanik ke pemukiman warga.
Dampak Erupsi dan Potensi Bahaya
Erupsi Gunung Semeru berpotensi menimbulkan beberapa dampak serius bagi masyarakat sekitar, antara lain:
- Awan Panas Guguran (APG): Material vulkanik panas yang meluncur dari puncak dapat mencapai pemukiman jika terjadi letusan besar.
- Guguran Lava: Aliran lava pijar dapat mengancam kawasan di sekitar lereng gunung.
- Banjir Lahar: Hujan lebat yang membawa material vulkanik dapat menyebabkan banjir lahar yang mengalir melalui sungai-sungai di sekitar Semeru.
- Gangguan Kesehatan: Abu vulkanik yang terbawa angin dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan iritasi mata.
Langkah Antisipasi dan Imbauan untuk Warga
Untuk mengurangi risiko akibat erupsi Gunung Semeru, warga di sekitar kawasan rawan bencana diminta untuk:
- Menghindari aktivitas di radius delapan kilometer dari puncak dan tetap waspada terhadap peringatan dari pihak berwenang.
- Menggunakan masker dan kacamata pelindung untuk menghindari dampak abu vulkanik.
- Menyiapkan tas siaga bencana yang berisi perlengkapan darurat seperti obat-obatan, makanan, air minum, serta dokumen penting.
- Memantau informasi resmi dari BPBD, BMKG, dan PVMBG untuk mendapatkan perkembangan terbaru mengenai aktivitas Gunung Semeru.
- Mewaspadai hujan deras yang berpotensi menyebabkan banjir lahar dingin di aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru.
Penutupan dan Kesimpulan
Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan beberapa kali erupsi dalam beberapa hari terakhir. Meski statusnya masih di Level II atau Waspada, masyarakat di sekitar gunung harus tetap waspada dan mengikuti anjuran dari pihak berwenang. Dengan langkah-langkah antisipatif yang tepat, risiko dari erupsi dapat diminimalisir dan keselamatan warga dapat lebih terjaga.
Bagi warga yang berada di kawasan rawan bencana, tetaplah waspada, siaga, dan selalu pantau informasi resmi untuk menghindari risiko yang lebih besar akibat aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
Penulis : Rizki