Catat, Ini Bahayanya Tidak Sahur Saat Anak Berpuasa

Pendahuluan Sahur adalah salah satu bagian penting dalam menjalankan ibadah puasa, terutama bagi anak-anak yang sedang belajar berpuasa. Selain memberikan energi yang cukup untuk menjalani hari, sahur juga berperan dalam menjaga kesehatan tubuh agar tetap bugar selama berpuasa. Namun, banyak anak yang melewatkan sahur karena berbagai alasan, seperti sulit bangun pagi atau tidak nafsu makan. Hal ini ternyata dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan mereka. Berikut adalah beberapa bahaya jika anak berpuasa tanpa makan sahur.
1. Risiko Hipoglikemia (Penurunan Gula Darah Drastis) Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula darah turun secara drastis akibat kurangnya asupan makanan. Sahur menjadi sumber utama energi bagi tubuh untuk menjalani puasa selama belasan jam. Tanpa sahur, tubuh tidak memiliki cadangan energi yang cukup untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Menurut Ahli Gizi dari Universitas Hasanuddin, Lucy Widasari, anak-anak yang tidak sahur memiliki risiko tinggi mengalami hipoglikemia. Gejala hipoglikemia meliputi:
- Pusing
- Gemetar
- Lemas
- Mual
- Bahkan dalam kasus ekstrem, bisa menyebabkan pingsan
Anak-anak yang mengalami hipoglikemia dapat kehilangan fokus dan kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari, termasuk belajar di sekolah.
2. Gangguan Konsentrasi dan Daya Ingat Salah satu bahaya besar jika anak tidak sahur adalah menurunnya konsentrasi dan daya ingat. Kurangnya asupan makanan di pagi hari dapat memengaruhi fungsi otak, yang berdampak langsung pada performa akademik anak.
Studi menunjukkan bahwa anak yang tidak sahur cenderung mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, berpikir jernih, dan mengingat informasi. Hal ini dapat membuat mereka lebih sulit dalam menyerap pelajaran di sekolah, yang pada akhirnya bisa berdampak pada prestasi akademik mereka.
3. Perubahan Emosi dan Mood Swing Makanan berperan penting dalam menjaga stabilitas emosi. Anak yang melewatkan sahur cenderung lebih mudah merasa lelah, marah, atau cemas karena tubuhnya kekurangan energi untuk mengatur suasana hati.
Beberapa dampak emosional yang bisa muncul akibat tidak sahur antara lain:
- Mudah tersinggung
- Sering merasa lelah dan malas
- Sulit mengontrol emosi
- Lebih sensitif terhadap hal-hal kecil
Perubahan emosi yang drastis ini bisa berdampak pada interaksi sosial anak, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah.
4. Risiko Gangguan Pencernaan (Sembelit dan GERD) Anak-anak yang tidak sahur juga lebih rentan mengalami gangguan pencernaan, seperti sembelit dan naiknya asam lambung (GERD). Tanpa asupan makanan yang cukup, sistem pencernaan akan bekerja lebih keras untuk mencerna sisa makanan dari hari sebelumnya.
Kurangnya serat dalam makanan juga dapat memperparah kondisi ini. Beberapa masalah pencernaan yang sering dialami anak yang tidak sahur meliputi:
- Sembelit karena kurangnya serat dan cairan
- Naiknya asam lambung yang bisa menyebabkan rasa perih di perut
- Kembung dan tidak nyaman sepanjang hari
5. Penurunan Daya Tahan Tubuh Melewatkan sahur dapat menurunkan daya tahan tubuh anak karena tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk membangun sistem kekebalan yang kuat. Anak-anak yang tidak makan sahur lebih rentan terkena penyakit, seperti:
- Flu dan batuk
- Infeksi saluran pernapasan
- Mudah terkena virus atau bakteri
Saat tubuh kekurangan energi, produksi sel imun yang berfungsi melawan virus dan bakteri menjadi terhambat. Hal ini menyebabkan anak lebih rentan jatuh sakit selama menjalani puasa.
6. Penurunan Massa Otot dan Lemahnya Stamina Ketika tubuh tidak mendapatkan asupan energi dari makanan, tubuh akan menggunakan cadangan lemak dan protein untuk menghasilkan energi. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan penurunan massa otot dan berkurangnya kekuatan tubuh.
Anak-anak yang aktif bermain dan beraktivitas fisik sangat memerlukan energi yang cukup. Jika mereka tidak sahur, mereka akan merasa lebih cepat lelah dan kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Cara Mengatasi Anak yang Sulit Sahur Untuk menghindari bahaya-bahaya di atas, orang tua perlu memastikan anak-anak tetap makan sahur. Berikut beberapa tips agar anak lebih mudah sahur:
- Buat Menu yang Menarik dan Bergizi Pilih makanan yang kaya protein, serat, dan karbohidrat kompleks agar anak merasa kenyang lebih lama.
- Hindari Makanan yang Terlalu Berat atau Berminyak Makanan berat atau berminyak bisa menyebabkan perut terasa tidak nyaman. Pilih makanan yang mudah dicerna, seperti buah, sayuran, dan sumber protein sehat.
- Bangunkan Anak dengan Cara yang Menyenangkan Jangan membangunkan anak dengan paksaan. Gunakan cara yang lembut, seperti memutar lagu kesukaannya atau mengajak mereka dengan candaan ringan.
- Berikan Minuman yang Menyegarkan Jika anak sulit makan, berikan minuman sehat seperti susu, jus buah alami, atau smoothie yang kaya akan nutrisi.
- Biasakan Tidur Lebih Awal Pastikan anak tidur cukup agar mereka bisa bangun dengan lebih mudah saat sahur. Kurangi aktivitas bermain gadget sebelum tidur.
- Berikan Pemahaman tentang Pentingnya Sahur Jelaskan kepada anak bahwa sahur bukan sekadar makan, tetapi juga bagian dari ibadah yang memiliki manfaat besar bagi tubuh.
Kesimpulan Melewatkan sahur saat berpuasa bisa membawa dampak negatif bagi anak-anak, mulai dari hipoglikemia, gangguan konsentrasi, perubahan emosi, hingga gangguan pencernaan dan daya tahan tubuh yang menurun. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memastikan anak-anak tetap makan sahur agar mereka bisa menjalani puasa dengan lancar dan tetap sehat.
Dengan menerapkan pola makan yang baik dan membiasakan sahur, anak-anak akan lebih siap menjalani ibadah puasa dengan penuh semangat dan tanpa gangguan kesehatan.
Penulis: RESTUU