Kapolri Copot Kapolres Ngada Buntut Kasus Narkoba dan Asusila

Jakarta – Kasus pelanggaran hukum yang melibatkan anggota kepolisian kembali mencuat. Kali ini, Kapolres Ngada, AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja, dicopot dari jabatannya setelah diduga terlibat dalam kasus narkoba dan tindakan asusila. Pencopotan ini dilakukan berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor ST/489/III/KEP/2025, tertanggal 12 Maret 2025.
Latar Belakang Kasus
Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri menangkap AKBP Fajar pada Kamis, 20 Februari 2025. Penangkapan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya bersih-bersih di internal kepolisian. Kabid Humas Polda NTT, Kombes Henry Novika Chandra, mengonfirmasi bahwa AKBP Fajar ditangkap dalam operasi yang melibatkan Pengamanan Internal (Paminal) Polda NTT bersama Divisi Propam Mabes Polri.
“Yang bersangkutan tengah menjalani pemeriksaan di Propam Mabes Polri,” ujar Kombes Henry dalam pernyataannya.
Mutasi Jabatan dan Pengganti Kapolres Ngada
Sebagai tindak lanjut pencopotan AKBP Fajar, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menunjuk AKBP Andrey Valentino sebagai Kapolres Ngada yang baru. Sebelumnya, AKBP Andrey menjabat sebagai Kapolres Nagakeo. Pergantian ini bertujuan untuk menjaga stabilitas dan profesionalisme institusi kepolisian di wilayah tersebut.
Langkah Tegas Kepolisian dalam Kasus Ini
Kasus yang menjerat AKBP Fajar menjadi bukti bahwa kepolisian berkomitmen dalam menindak anggota yang melakukan pelanggaran hukum. Dalam beberapa tahun terakhir, Kapolri telah menegaskan pentingnya profesionalisme dan integritas anggota Polri.
Menurut Komjen Dedi Prasetyo, Irwasum Polri yang menandatangani surat telegram pencopotan AKBP Fajar, tindakan ini merupakan bagian dari upaya memperbaiki citra kepolisian di mata publik. “Kami ingin menunjukkan bahwa tidak ada toleransi bagi pelanggaran hukum, termasuk di internal kepolisian sendiri,” tegasnya.
Dampak Pencopotan Kapolres Ngada
- Pemulihan Kepercayaan Publik
Pencopotan ini diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian. Tindakan tegas dari Kapolri menunjukkan bahwa semua anggota kepolisian harus tunduk pada hukum tanpa pengecualian. - Efek Jera bagi Anggota Kepolisian
Kasus ini menjadi peringatan bagi seluruh anggota Polri agar selalu menjaga disiplin dan menghindari pelanggaran hukum. Siapa pun yang terlibat dalam tindakan melanggar hukum akan menghadapi konsekuensi serius. - Stabilitas Keamanan di Ngada
Dengan pergantian Kapolres, diharapkan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Ngada tetap terjaga. AKBP Andrey Valentino diharapkan mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan memastikan kepolisian di wilayah tersebut tetap profesional.
Kesimpulan
Kasus pencopotan AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja dari jabatan Kapolres Ngada menjadi bukti bahwa kepolisian tidak mentoleransi pelanggaran hukum, bahkan di kalangan internalnya sendiri. Dengan langkah tegas yang diambil Kapolri, diharapkan citra Polri semakin membaik dan kepercayaan masyarakat dapat kembali diperoleh. Pergantian jabatan ini juga menjadi langkah strategis untuk memastikan kepolisian tetap profesional dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.
Penulis: RESTUU