Mats Hummels Mengaku Bersalah, AS Roma Harus Rela Tersingkir dari Liga Europa
AS Roma harus mengubur impiannya untuk melaju lebih jauh di Liga Europa musim 2024/2025 setelah mengalami kekalahan menyakitkan dari Athletic Bilbao pada leg kedua babak 16 besar. Bertandang ke San Mames dengan keunggulan agregat 2-1 dari leg pertama, Roma justru takluk 1-3 dalam laga yang diwarnai kartu merah cepat untuk Mats Hummels.
Kartu Merah Hummels, Titik Balik Kekalahan Roma
Pertandingan baru berjalan 11 menit, namun malapetaka menghampiri Roma. Mats Hummels, yang dipercaya sebagai palang pintu utama di lini belakang Giallorossi, melakukan tekel keras kepada Maroan Sannadi yang langsung berbuah kartu merah dari wasit. Keputusan ini memicu protes keras dari para pemain Roma, tetapi wasit tetap kukuh pada keputusannya setelah meninjau VAR.
Kehilangan satu pemain sejak awal pertandingan membuat strategi Roma berantakan. Athletic Bilbao yang mendapat keuntungan jumlah pemain langsung memanfaatkan keadaan tersebut dengan menguasai jalannya pertandingan.
Dominasi Bilbao dan Kekalahan Roma
Roma berusaha bertahan dengan baik, tetapi tekanan bertubi-tubi dari Bilbao tak mampu mereka bendung. Gol pertama Bilbao tercipta melalui aksi gemilang Nico Williams pada menit ke-25. Pemain sayap eksplosif itu berhasil menusuk dari sisi kiri sebelum melepaskan tembakan ke sudut gawang yang tak mampu dijangkau kiper Roma.
Memasuki babak kedua, Bilbao semakin gencar menekan. Yuri Berchiche menggandakan keunggulan Bilbao pada menit ke-53 lewat sundulan memanfaatkan umpan sepak pojok. Tak lama berselang, Nico Williams kembali mencatatkan namanya di papan skor setelah menerima umpan terobosan dan menaklukkan Rui Patricio dalam duel satu lawan satu.
Roma sempat mendapatkan harapan melalui penalti Leandro Paredes di menit ke-75, tetapi tak cukup untuk menghindarkan mereka dari kekalahan. Bilbao akhirnya memastikan kemenangan 3-1 dan melaju ke perempat final dengan agregat 4-3.
Permintaan Maaf Hummels, Kekecewaan Para Penggemar
Mats Hummels tak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya setelah pertandingan berakhir. Melalui media sosial X (sebelumnya Twitter), bek asal Jerman itu menyampaikan permintaan maaf kepada rekan setim dan para penggemar Roma.
“Saya ingin meminta maaf kepada fans dan rekan setim saya. Saya mengecewakan semua orang hari ini dengan kesalahan yang sangat bodoh dan mengerikan. Saya mengacaukannya dan membuat seluruh klub kehilangan impian untuk memenangkan Liga Europa. Tidak tahu harus berkata apa lagi, saya juga kecewa dengan diri saya sendiri seperti kalian semua,” tulis Hummels.
Tak hanya Hummels yang merasa bersalah, tetapi pelatih Roma, Claudio Ranieri, juga mengakui bahwa kartu merah tersebut menjadi faktor penentu dalam hasil akhir pertandingan.
“Ya, itu kartu merah yang jelas dan nyata. Kami harus menerimanya dan mencari cara untuk bangkit setelah ini,” ujar Ranieri kepada Sky Sport Italia.
Dampak Kekalahan Roma di Liga Europa
Tersingkirnya Roma dari Liga Europa tentu menjadi pukulan telak bagi klub dan para pendukungnya. Setelah menampilkan performa impresif di fase grup dan berhasil mengatasi perlawanan di leg pertama, mereka justru tumbang di tangan Bilbao akibat kesalahan mendasar di awal pertandingan.
Kekalahan ini juga bisa berdampak pada masa depan beberapa pemain di klub, termasuk Hummels yang kini berada dalam sorotan. Dengan musim yang masih berjalan, Roma harus segera bangkit dan fokus pada target lain, termasuk posisi mereka di kompetisi domestik.
Apa Langkah Roma Selanjutnya?
Dengan Liga Europa yang sudah berakhir bagi mereka, Roma kini harus mengalihkan fokus ke Serie A untuk memastikan tempat di kompetisi Eropa musim depan. Claudio Ranieri harus segera menyusun strategi baru untuk mengembalikan moral tim setelah kegagalan ini.
Sementara itu, Mats Hummels harus bekerja lebih keras untuk membuktikan dirinya kembali kepada tim dan para pendukung Roma. Kesalahan memang terjadi dalam sepak bola, tetapi bagaimana seorang pemain bangkit dari kesalahan tersebut yang akan menentukan kariernya ke depan.
Roma boleh saja tersingkir dari Liga Europa, tetapi musim masih panjang, dan masih ada peluang bagi mereka untuk menutup musim ini dengan catatan positif.
Penulis: Zanuar Farel Cristian