Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki: Sorotan Media Asing dan Implikasi Bencana
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki: Sorotan Media Asing dan Implikasi Bencana

Pada 21 Maret 2025, Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali meletus, menarik perhatian banyak media asing dan pejabat pemerintah Jepang yang segera memonitor potensi tsunami akibat aktivitas vulkanik tersebut. Erupsi yang terjadi pada pukul 00:10 WITA ini tidak hanya memicu meningkatnya status siaga, tetapi juga menimbulkan dampak besar, baik secara lokal maupun internasional.

Rincian Erupsi Lewotobi Laki-laki

Menurut data dari Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi Laki-laki yang dikelola oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), erupsi ini menjadi salah satu yang signifikan, dengan kolom abu teramati mencapai ketinggian sekitar 2.500 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 4.084 meter di atas permukaan laut. Amplitudo maksimum yang tercatat pada seismogram adalah 47.3 mm dengan durasi sekitar satu menit lebih, menggambarkan vigor erupsi yang mengkhawatirkan.

Kenaikan Status Siaga

Bergantung pada hasil pengamatan dan aktivitas kegempaan yang meningkat, status Gunung Lewotobi Laki-laki telah dinaikkan dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas). Situasi ini diindikasikan oleh peningkatan gempa bumi yang signifikan dalam tujuh hari terakhir, yang menandakan potensi erupsi yang lebih besar ke depannya.

Respons Internasional dan Media Asing

Media asing menyoroti peristiwa ini dengan perhatian serius. Pejabat Jepang, menurut NHK World, langsung memeriksa kemungkinan terjadinya tsunami terkait dengan erupsi ini. Dilaporkan bahwa hingga pukul 06.30 WIB, tidak ada perubahan signifikan dalam tingkat pasang surut yang terpantau di Jepang, meskipun para ahli meteorologi menyatakan potensi tsunami tetap ada. Hal ini menunjukkan kewaspadaan internasional terhadap kemungkinan dampak lebih luas dari erupsi tersebut.

Penerbangan Internasional Terdampak

Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki ini juga berdampak pada dunia penerbangan internasional. Menurut laporan dari South China Morning Post, tujuh penerbangan internasional yang berangkat dari Bali dibatalkan akibat abu vulkanik yang menyebar ke atmosfer. Ini adalah tindakan pencegahan untuk memastikan keselamatan penumpang dan kru. Juru bicara Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, Andadina Dyah, mengkonfirmasi bahwa di antara penerbangan yang dibatalkan terdapat maskapai Jetstar dan AirAsia.

Perluasan Zona Bahaya

Di tengah meningkatnya aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki, pihak berwenang juga memperluas zona bahaya di sekitar gunung tersebut. Dari yang sebelumnya sejauh 7 kilometer dari kawah, kini diperluas menjadi 8 kilometer. Masyarakat setempat diimbau untuk menjauhi daerah tersebut dan tetap waspada terhadap kemungkinan aliran lahar dan hujan deras yang bisa memicu bencana lebih lanjut.

Gempa dan Aktivitas Vulkanik

Sejak beberapa hari terakhir, daerah sekitar Lewotobi Laki-laki telah mengalami banyak gempa bumi dan peningkatan aktivitas vulkanik. Letusan sebelumnya pada November 2024 menewaskan sembilan orang dan menyebabkan puluhan lainnya terluka. Hal ini menambah waspada masyarakat terhadap potensi bahaya yang hadir dari aktivitas gunung berapi ini.

Warga Sosial Media Menyoroti Informasi

Tidak sedikit pengguna media sosial yang mengungkapkan rasa keterkejutannya karena mendapatkan informasi mengenai erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dari media asing sebelum media lokal. Komentar-komentar di platform seperti X (dulu Twitter) menunjukkan kekhawatiran tentang keterlambatan penyampaian informasi bencana di dalam negeri.

Kesimpulan

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki menjadi titik sorotan yang tidak hanya berkaitan dengan aspek geologi, tetapi juga aspek sosial dan politik. Respons cepat dari pejabat Jepang dan pemantauan yang dilakukan oleh sejumlah negara menunjukkan betapa pentingnya kerjasama internasional dalam menghadapi bencana alam. Beberapa pembelajaran yang dapat diambil dari kejadian ini mencakup pentingnya komunikasi risiko, pemantauan aktivitas vulkanik yang lebih intensif, serta kesiapsiagaan masyarakat terhadap kemungkinan bencana.

Masyarakat diharapkan tetap mengikuti informasi yang update dari sumber yang terpercaya, dan pihak berwenang diminta untuk meningkatkan koordinasi dengan media agar informasi bencana dapat disampaikan secara cepat dan efektif. Kesiapsiagaan adalah kunci untuk menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh bencana alam seperti ini.

Penulis : Milan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *