Jakarta – Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan keyakinan pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Menurut Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, penguatan dolar terjadi setelah pasar semakin yakin bahwa The Fed akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga yang ketat.
Dampak Kebijakan The Fed terhadap Rupiah
“Dolar AS berhasil pulih dari tekanan setelah keputusan The Fed. Pasar kini memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga menjadi lebih kecil, terutama karena The Fed tidak mengubah suku bunga pada pertemuan terakhirnya,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan The Fed adalah data klaim pengangguran AS yang masih menunjukkan ketahanan di pasar tenaga kerja. Data terbaru menunjukkan klaim pengangguran mencapai 223 ribu, naik sedikit dari sebelumnya 221 ribu. Hal ini menandakan bahwa perekonomian AS masih cukup kuat sehingga belum ada urgensi bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Investor Mengabaikan Seruan Pemotongan Suku Bunga
Meski Presiden AS, Donald Trump, berulang kali menyerukan agar The Fed memangkas suku bunga, mayoritas investor tidak terlalu menanggapi permintaan tersebut.
Baca Juga : Lautaro Martinez Mengikuti Jejak Lionel Messi, Mundur dari Timnas Argentina
“Bank sentral AS belum memberikan sinyal pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Mereka lebih fokus pada ketidakpastian ekonomi global, tarif dagang yang diberlakukan Trump, serta tren inflasi ke depan,” tambah Ibrahim.
Dalam pertemuan terakhirnya, The Fed juga merevisi proyeksi inflasi untuk tahun 2025 ke tingkat yang lebih tinggi serta menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini semakin memperkuat pandangan bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama.
Rupiah Melemah di Akhir Perdagangan
Pelemahan nilai tukar rupiah terjadi pada penutupan perdagangan Jumat ini. Rupiah melemah sebesar 17 poin atau sekitar 0,10 persen ke level Rp16.502 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.485 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan data Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dirilis Bank Indonesia, nilai tukar rupiah tercatat di level Rp16.501 per dolar AS, turun dari posisi sebelumnya di Rp16.481 per dolar AS.
Penulis: Gilang Ramadhan