Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan alasan di balik sikap irit bicara ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengenai kondisi Indonesia saat ini. Menurut AHY, SBY memilih untuk tidak banyak berkomentar di ruang publik sebagai bentuk penghormatan terhadap Presiden Prabowo Subianto yang tengah menjabat.
Dalam diskusi yang diselenggarakan oleh The Yudhoyono Institute pada Minggu, 13 April 2025, AHY menjelaskan bahwa SBY sangat memahami tantangan besar yang dihadapi seorang presiden dalam memimpin negara sebesar Indonesia, terutama di tengah dinamika global yang kompleks. SBY menyadari bahwa setiap pernyataan publik dari mantan presiden dapat mempengaruhi persepsi dan stabilitas politik.
Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menekankan pentingnya sikap hemat bicara bagi mantan pemimpin negara sebagai bagian dari etika politik. Hal ini disampaikannya dalam diskusi yang diselenggarakan oleh The Yudhoyono Institute (TYI) di Jakarta pada Minggu, 13 April 2025.
SBY menyatakan bahwa sebagai mantan presiden, ia merasa perlu berhati-hati dalam menyampaikan pandangan di ruang publik. Ia menekankan bahwa setiap pernyataan harus disampaikan dengan tepat dan sesuai dengan etika politik. Menurutnya, sikap ini merupakan bentuk penghormatan kepada Presiden Prabowo Subianto yang saat ini memimpin negara di tengah tantangan global yang kompleks.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra SBY dan Ketua Umum Partai Demokrat, menambahkan bahwa ayahnya lebih memilih memberikan masukan kepada Presiden Prabowo secara langsung dan tidak melalui media sosial. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dan menjaga keharmonisan politik nasional.
SBY juga mengingatkan bahwa sebagai mantan presiden, tidak etis untuk sering memberikan komentar yang dapat memicu kegaduhan. Ia menegaskan bahwa diam seringkali lebih bijak dan merupakan bagian dari etika politik yang harus dijunjung tinggi oleh para mantan pemimpin negara.
penulis: niko mayhendra