pendidikanPublic Article

Belajar Ala Finlandia: Apa yang Bisa Kita Tiru?

Pendidikan di Finlandia sudah lama jadi sorotan dunia. Negara kecil di Eropa Utara ini berhasil menempati posisi atas dalam berbagai peringkat pendidikan global, padahal mereka tidak menerapkan sistem belajar yang ketat dan penuh tekanan seperti di banyak negara lain. Justru sebaliknya, mereka dikenal dengan pendekatan yang santai, manusiawi, dan sangat mengutamakan kesejahteraan siswa.

Pertanyaannya, apa sebenarnya yang membuat sistem pendidikan Finlandia begitu efektif? Dan yang paling penting—apa yang bisa kita tiru dari mereka untuk diterapkan di Indonesia?


Kenapa Pendidikan Finlandia Dianggap Salah Satu yang Terbaik di Dunia?

Kalau melihat data dan hasil riset internasional, Finlandia memang konsisten menempati posisi atas dalam hal kemampuan membaca, matematika, dan sains. Tapi yang menarik, mereka tidak mengandalkan sistem ranking, ujian nasional yang berat, atau beban tugas yang menumpuk.

Berikut ini beberapa prinsip dasar sistem pendidikan Finlandia yang membuatnya berbeda:

  • Mengutamakan kebahagiaan siswa
    Di Finlandia, siswa hanya belajar sekitar 4-5 jam per hari dan sangat sedikit pekerjaan rumah. Mereka percaya bahwa anak yang bahagia akan lebih mudah belajar.
  • Guru yang berkualitas tinggi
    Semua guru di Finlandia wajib memiliki gelar master dan melalui seleksi yang ketat. Namun, begitu diterima, mereka dipercaya penuh untuk mengelola kelas tanpa tekanan administratif berlebihan.
  • Tidak ada ujian nasional hingga usia tertentu
    Penilaian dilakukan secara holistik dan fokus pada perkembangan pribadi, bukan nilai semata.
  • Lingkungan belajar yang menyenangkan
    Kelas dibuat senyaman mungkin, siswa bebas berpendapat, berdiskusi, dan belajar dengan kecepatan masing-masing.

Apa Saja yang Bisa Kita Tiru dari Sistem Pendidikan Finlandia?

Memang, tidak semua hal bisa langsung diterapkan di negara lain, termasuk Indonesia, karena kita punya budaya, sistem, dan tantangan yang berbeda. Tapi bukan berarti kita tidak bisa mengambil pelajaran dari keberhasilan mereka.

Berikut beberapa hal dari sistem pendidikan Finlandia yang bisa mulai dicoba:

  1. Kurangi tekanan akademik sejak dini
    Anak-anak di Finlandia baru mulai sekolah formal di usia 7 tahun, tanpa dituntut membaca atau menulis terlalu cepat. Fokusnya adalah membangun rasa ingin tahu dan percaya diri. Kita juga bisa mulai mengurangi tekanan dan memberi ruang bermain serta eksplorasi pada anak-anak di usia dini.
  2. Fokus pada kualitas guru, bukan kuantitas pelajaran
    Investasi pada pelatihan guru sangat penting. Guru bukan sekadar pengajar, tapi juga pembimbing dan fasilitator belajar. Dengan guru yang berkualitas dan dihargai, hasil belajar pun akan lebih baik.
  3. Bangun budaya belajar yang menyenangkan
    Finlandia membuktikan bahwa belajar bisa tetap efektif tanpa harus tegang. Ciptakan suasana belajar yang ramah, fleksibel, dan memberi ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri.
  4. Pendidikan yang setara untuk semua
    Di sana, semua siswa mendapatkan kualitas pendidikan yang sama, tanpa dibeda-bedakan berdasarkan latar belakang. Ini bisa jadi inspirasi untuk mewujudkan pendidikan yang lebih inklusif di Indonesia.

Apakah Bisa Diterapkan di Indonesia?

Pertanyaan ini sering muncul, terutama karena kondisi di Indonesia sangat berbeda, baik dari segi jumlah penduduk, budaya, hingga fasilitas pendidikan. Tapi bukan berarti kita harus meniru 100% untuk bisa mengambil manfaat.

Langkah-langkah kecil bisa dimulai dari:

  • Mendorong sekolah untuk mengurangi beban tugas yang berlebihan.
  • Melatih guru agar mampu membangun hubungan yang positif dan inklusif dengan murid.
  • Menyediakan ruang bermain dan istirahat yang cukup untuk siswa.
  • Menanamkan nilai kebebasan berpendapat dan kerja sama sejak kecil.

Dengan pendekatan ini, sistem pendidikan kita bisa jadi lebih berpusat pada siswa dan mendukung perkembangan mereka secara menyeluruh.


Apa Peran Orang Tua dan Sekolah dalam Gaya Belajar Ala Finlandia?

Selain dari sisi sistem, peran orang tua dan sekolah juga sangat penting. Di Finlandia, orang tua tidak terlalu menekan anak untuk jadi yang terbaik, melainkan mendorong anak untuk belajar sesuai minat dan kemampuannya. Sekolah pun tidak mendorong kompetisi berlebihan antar siswa.

Berikut peran penting yang bisa dilakukan:

  • Orang tua: Berikan dukungan emosional, bukan tekanan. Hargai proses belajar anak, bukan hanya hasil akhirnya.
  • Sekolah: Ciptakan lingkungan belajar yang suportif dan kolaboratif, bukan penuh persaingan.
  • Guru: Jadilah teman belajar, bukan hanya penguji. Bantu anak membangun rasa percaya diri dan menemukan minatnya.

Kesimpulan: Saatnya Belajar Tanpa Tekanan

Finlandia mengajarkan kita satu hal penting: pendidikan tidak harus kaku dan penuh tekanan untuk bisa berhasil. Justru dengan sistem yang lebih manusiawi, siswa bisa berkembang secara maksimal.

Kita memang tak bisa menyalin mentah-mentah sistem mereka, tapi dengan menyesuaikan nilai-nilai positif yang mereka terapkan, pendidikan di Indonesia juga bisa jadi lebih baik, lebih sehat, dan tentu saja—lebih menyenangkan.

Penulis: Afira farida fitriani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *