Bagi banyak orang tua, terutama para bunda, menghadapi anak yang susah makan bisa jadi tantangan besar setiap hari. Mulai dari menutup mulut, menolak sayur, hingga memuntahkan makanan, semua bisa membuat frustasi. Namun tenang, kondisi ini wajar terjadi dan bukan berarti anak akan kekurangan gizi jika ditangani dengan cara yang tepat.

Sebenarnya, anak susah makan bisa disebabkan oleh berbagai hal—mulai dari bosan dengan menu yang itu-itu saja, sedang tidak enak badan, atau memang sedang mengalami fase “pilih-pilih” makanan. Nah, agar makan tidak lagi jadi ajang drama setiap hari, berikut ini trik jitu yang bisa bunda coba untuk atasi anak yang susah makan.


Mengapa Anak Bisa Susah Makan?

Sebelum mencari solusi, penting untuk memahami dulu penyebabnya. Anak yang menolak makan bukan berarti nakal atau keras kepala. Bisa jadi, tubuhnya memang belum merasa lapar, atau ia sedang mengalami gangguan pencernaan ringan.

Beberapa alasan umum anak susah makan antara lain:

  • Menu yang kurang menarik atau monoton
  • Porsi makan terlalu banyak
  • Anak sedang tidak fit atau tumbuh gigi
  • Gangguan suasana saat makan, seperti distraksi gadget
  • Pola makan tidak teratur

Dengan mengetahui penyebabnya, bunda bisa lebih tenang dan bijak dalam menyikapi anak saat waktu makan tiba.


Bagaimana Cara Membuat Anak Tertarik dengan Makanan?

Anak-anak pada dasarnya sangat tertarik dengan hal-hal visual. Jadi, penampilan makanan bisa jadi kunci utama agar mereka mau mencicipi bahkan menghabiskan makanannya. Yuk, coba beberapa trik ini:

  1. Kreasikan tampilan makanan. Gunakan cetakan lucu, bentuk karakter kartun, atau warna-warni alami dari sayur dan buah.
  2. Libatkan anak saat menyiapkan makanan. Ajak mereka membantu mencuci sayur, memilih lauk, atau sekadar menuang adonan. Anak akan merasa bangga dan lebih tertarik menyantap hasil kreasinya sendiri.
  3. Berikan nama unik pada menu. Misalnya, sebut brokoli sebagai “pohon kecil” atau sup ayam sebagai “sup superhero”.

Hal-hal kecil ini bisa menciptakan suasana makan yang lebih menyenangkan dan membuat anak penasaran mencoba.


Perlukah Memaksa Anak untuk Menghabiskan Makanan?

Memaksa anak makan bisa menjadi bumerang. Alih-alih membuat anak patuh, ia justru bisa semakin menolak makan dan mengasosiasikan waktu makan dengan tekanan. Sebaiknya, ubah pendekatan menjadi lebih positif.

Coba lakukan hal ini:

  • Sajikan porsi kecil terlebih dahulu, agar anak tidak merasa kewalahan.
  • Biarkan anak menentukan sendiri seberapa banyak ia ingin makan.
  • Hindari membuat suasana makan tegang. Biarkan anak makan dengan rileks dan nikmati momen kebersamaan.

Ingat, anak memiliki kemampuan alami untuk mengenali rasa lapar dan kenyang. Tugas orang tua adalah menyediakan makanan sehat secara konsisten dan memberi contoh dengan cara makan yang baik.


Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Terus Menolak Makanan Sehat?

Anak-anak umumnya butuh waktu untuk menerima rasa dan tekstur makanan baru, terutama sayuran. Jangan buru-buru menyerah jika anak menolak satu jenis makanan. Bisa jadi mereka perlu mencobanya berkali-kali sebelum menyukai rasanya.

Berikut strategi yang bisa diterapkan:

  • Sajikan makanan sehat berulang kali dalam variasi berbeda (dikukus, dibuat sup, tumis, atau dijadikan camilan).
  • Gabungkan makanan yang tidak disukai dengan yang disukai, misalnya menyelipkan sayur dalam nasi goreng.
  • Jadilah contoh! Kalau anak melihat bunda dan ayah makan sayur dengan lahap, ia akan lebih termotivasi untuk ikut.

Konsistensi adalah kunci. Jangan berhenti hanya karena satu penolakan.


Kapan Harus Khawatir dan Konsultasi ke Dokter?

Meski kebanyakan kasus anak susah makan masih tergolong normal, ada kalanya perlu perhatian khusus. Bila anak menunjukkan gejala berikut, sebaiknya bunda berkonsultasi ke tenaga medis:

  • Berat badan anak turun drastis atau tidak naik sesuai usianya
  • Anak selalu muntah setelah makan
  • Anak tampak lemas dan kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
  • Anak hanya mau makan satu jenis makanan saja

Dengan evaluasi dari dokter atau ahli gizi, bunda bisa mendapatkan solusi yang lebih tepat dan menyesuaikan dengan kebutuhan si kecil.


Kesimpulan: Makan Harus Jadi Momen Bahagia, Bukan Perang Harian

Menghadapi anak susah makan memang melelahkan, tapi bukan tak bisa diatasi. Kuncinya adalah kesabaran, kreativitas, dan konsistensi dalam membangun kebiasaan makan yang sehat. Jangan jadikan waktu makan sebagai ajang tekanan, tapi ubahlah menjadi momen menyenangkan bersama keluarga.

Ingat, setiap anak punya ritme dan selera masing-masing. Tugas orang tua bukan membuat anak makan banyak, tapi membantu mereka tumbuh sehat dan bahagia dengan pola makan yang baik. Jadi, tetap semangat ya, Bunda!

Penulis: AFIRA FARIDA FITRIANI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *