Glaukoma sering kali tidak menampilkan gejala awal yang jelas, sehingga banyak individu yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap kondisi ini. Kerusakan pada saraf optik dapat terjadi secara bertahap tanpa disadari, dan kehilangan penglihatan yang terjadi biasanya bersifat permanen.
Baca Juga : Kartu BPJS Rusak: Cara Mengatasi dan Mengurus Penggantian
Gejala Glaukoma
- Gangguan Penglihatan: Glaukoma sering kali pertama kali mempengaruhi penglihatan perifer, dengan kehilangan area pandang yang dapat meluas seiring waktu, menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau terganggu.
- Penglihatan Terowongan: Pada stadium lanjut, penglihatan penderita glaukoma dapat menyusut hingga menyerupai pandangan melalui terowongan, dengan area pandang tengah semakin menyempit.
- Kesulitan dalam Pencahayaan Rendah: Penderita glaukoma mungkin mengalami kesulitan melihat dengan jelas dalam kondisi pencahayaan yang redup atau gelap.
- Mata Merah: Dalam beberapa kasus, glaukoma dapat menyebabkan mata menjadi merah, terasa nyeri, atau mengalami kabur yang tidak kunjung hilang.
- Mual atau Muntah: Glaukoma sudut tertutup akut, yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokular secara mendadak, dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, dan ketidaknyamanan yang intens.
Penyebab Glaukoma
Glaukoma dapat timbul akibat kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan risiko tertentu. Beberapa penyebab yang umum diketahui meliputi:
Baca Juga : 100 Sebutan Pekerjaan dalam Bahasa Inggris: Panduan Lengkap untuk Memahami Terminologi Profesi
- Tekanan Intraokular Tinggi: Penyebab utama glaukoma adalah peningkatan tekanan dalam mata, yang terjadi ketika produksi atau drainase cairan mata tidak seimbang. Tekanan tinggi ini dapat merusak saraf optik secara perlahan.
- Gangguan Aliran Cairan Mata: Hambatan pada aliran cairan mata dapat meningkatkan tekanan intraokular, baik karena sumbatan pada saluran pembuangan (seperti pada glaukoma sudut tertutup) atau gangguan pada jaringan drainase (seperti pada glaukoma sudut terbuka primer).
- Faktor Genetik: Bukti menunjukkan bahwa faktor genetik dapat berperan dalam perkembangan glaukoma. Riwayat keluarga dengan glaukoma dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap kondisi ini.
- Usia: Glaukoma lebih umum terjadi pada usia lanjut, dengan peningkatan usia menjadi faktor risiko signifikan.
- Riwayat Kesehatan: Beberapa kondisi kesehatan seperti diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan gangguan tiroid dapat meningkatkan risiko glaukoma.
- Cedera Mata: Cedera pada mata dapat memicu glaukoma, terutama jika merusak saluran drainase cairan mata.
- Penggunaan Obat-obatan: Penggunaan jangka panjang steroid, terutama dalam bentuk tetes mata, dapat meningkatkan risiko glaukoma.
Metode Pengobatan Glaukoma
- Obat Tetes Mata: Pengobatan awal untuk glaukoma sering kali melibatkan obat tetes mata yang berfungsi mengurangi produksi cairan mata atau meningkatkan aliran keluar cairan, membantu mengontrol tekanan intraokular. Penggunaan obat harus mengikuti petunjuk dokter mata dan dilakukan secara rutin.
- Proses Laser: Prosedur laser seperti trabekuloplasti laser atau iridotomi laser dapat digunakan untuk meningkatkan aliran cairan mata atau membuka sudut drainase. Prosedur ini bertujuan untuk mengurangi tekanan intraokular. Dokter mata akan menentukan prosedur yang sesuai berdasarkan jenis glaukoma yang dialami.
- Operasi Bedah: Jika pengobatan dengan tetes mata dan prosedur laser tidak efektif, operasi bedah mungkin diperlukan. Operasi ini dapat melibatkan pembuatan saluran baru untuk aliran cairan mata atau pemasangan stent untuk mempertahankan aliran keluar cairan.
- Terapi Laser dan Bedah Mikroinvasif: Teknologi terbaru seperti terapi laser mikroinvasif dan bedah mikroinvasif dirancang untuk mengobati glaukoma dengan invasif minimal dan waktu pemulihan yang lebih cepat. Prosedur ini dapat membantu menurunkan tekanan intraokular dan memperbaiki aliran cairan mata.
- Pengobatan Kombinasi: Dalam beberapa kasus, kombinasi dari beberapa metode pengobatan, seperti penggunaan obat tetes mata bersama prosedur laser atau operasi bedah, mungkin diperlukan untuk menangani glaukoma yang lebih kompleks.
Penulis: Radit