Lingkungan

Apa Itu Urban Farming dan Cara Memulainya

Urban farming atau pertanian kota kini semakin populer, terutama di kalangan masyarakat urban yang ingin hidup lebih sehat dan mandiri. Meski tinggal di kota dengan lahan terbatas, ternyata kamu tetap bisa menanam sayur, buah, bahkan memelihara ikan secara mandiri. Urban farming bukan hanya sekadar tren, tapi juga menjadi solusi jangka panjang untuk ketersediaan pangan dan pelestarian lingkungan.

Yuk, kenali lebih dalam apa itu urban farming dan bagaimana cara memulainya dari rumah.


Apa Sebenarnya Urban Farming Itu?

Urban farming adalah kegiatan bercocok tanam atau beternak yang dilakukan di lingkungan perkotaan. Kegiatan ini bisa dilakukan di halaman rumah, atap gedung (rooftop), balkon apartemen, atau bahkan dinding rumah dengan teknik vertical garden.

Berbeda dengan pertanian konvensional, urban farming lebih mengutamakan efisiensi lahan dan penggunaan teknologi sederhana agar tetap bisa bercocok tanam meski ruang terbatas.

Manfaat urban farming:

  • Menyediakan bahan makanan segar secara mandiri
  • Mengurangi pengeluaran untuk belanja sayur dan buah
  • Menambah penghijauan di lingkungan perkotaan
  • Mengurangi jejak karbon karena tidak perlu distribusi jauh
  • Menjadi aktivitas menyenangkan dan menenangkan

Baca juga : Tips Berburu Oleh-oleh Khas Daerah

Bagaimana Cara Memulai Urban Farming di Rumah?

Urban farming bisa dilakukan siapa saja, bahkan pemula sekalipun. Kuncinya adalah memulai dari hal kecil dan menyesuaikan dengan kondisi rumah.

Langkah memulai urban farming:

  1. Pilih lokasi yang tepat.
    Carilah area yang mendapat cukup sinar matahari, seperti teras, balkon, atau jendela.
  2. Tentukan metode bertani.
    Kamu bisa memilih metode seperti:
    • Pot atau polybag: Cocok untuk pemula dan mudah dipindahkan.
    • Vertical garden: Menanam di rak bertingkat untuk menghemat ruang.
    • Hidroponik: Menanam tanpa tanah dengan air dan nutrisi.
    • Aquaponik: Kombinasi menanam dan beternak ikan.
  3. Pilih tanaman yang mudah dirawat.
    Untuk pemula, sebaiknya mulai dari tanaman seperti:
    • Kangkung
    • Bayam
    • Cabai
    • Tomat
    • Daun bawang
    • Selada
  4. Gunakan media tanam yang sesuai.
    Gunakan tanah subur, kompos, atau media khusus hidroponik seperti rockwool dan cocopeat.
  5. Rawat secara rutin.
    Siram, beri pupuk, dan cek kondisi tanaman setiap hari. Meski sederhana, konsistensi sangat penting.

Baca juga : Rekomendasi Buku Keamanan Digital untuk Pemula: Mulai Belajar dari Dasar

Apa Tantangan yang Sering Dihadapi Pemula?

Memulai urban farming bisa terasa membingungkan di awal. Tapi, jika kamu tahu tantangan yang umum terjadi, kamu bisa mengatasinya lebih mudah.

Tantangan umum dalam urban farming:

  • Keterbatasan ruang: Bisa diatasi dengan vertical garden atau sistem gantung.
  • Kurangnya cahaya matahari: Gunakan tanaman yang tahan teduh atau bantu dengan lampu grow light.
  • Serangan hama: Gunakan pestisida alami dari bawang putih atau sabun cair.
  • Kekurangan waktu: Pilih tanaman yang tidak butuh perhatian ekstra.

Urban farming bukan soal hasil besar di awal, tapi lebih ke proses belajar yang menyenangkan.


Apakah Urban Farming Menguntungkan?

Jawabannya: sangat mungkin! Selain dari segi ekonomi karena kamu bisa panen sendiri, urban farming juga bisa menjadi peluang bisnis kecil-kecilan. Banyak orang kini menjual hasil panennya, bibit, hingga sayuran hidroponik dengan nilai jual yang tinggi.

Tak hanya itu, kamu juga bisa:

  • Membuka pelatihan berkebun
  • Menjual kompos organik dari limbah dapur
  • Menjadi konten kreator edukatif tentang urban farming

Jadi, urban farming bukan hanya untuk konsumsi pribadi, tapi bisa juga sebagai sumber penghasilan tambahan.

Penulis : Eka Asmara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *