
Di era digital yang serba cepat seperti sekarang, anak muda jadi pionir perubahan di banyak bidang. Tapi ironisnya, masih banyak dari mereka yang justru memilih cuek saat bicara soal politik. “Ah, politik kotor!”, “Nggak ngaruh buat hidup gue!”, atau “Buat apa milih, hasilnya sama aja!”—kalimat seperti itu sering kita dengar. Padahal, sikap apatis terhadap politik justru berbahaya, bukan cuma buat masa depan bangsa, tapi juga untuk kehidupan pribadi mereka sendiri.
Anak muda adalah tulang punggung demokrasi. Kalau mereka bersikap acuh, siapa yang akan menjaga agar sistem politik tetap sehat dan berpihak pada rakyat?
Mengapa Banyak Anak Muda Tidak Peduli Politik?
Sebelum menghakimi, kita perlu memahami alasan di balik sikap apatis anak muda terhadap politik. Beberapa alasan yang sering muncul antara lain:
- Trauma terhadap janji-janji politikus yang tak ditepati
- Merasa tidak didengar atau tak punya pengaruh
- Minimnya pendidikan politik sejak dini
- Terlalu fokus pada urusan pribadi dan karier
- Kurangnya panutan politisi muda yang bisa dijadikan inspirasi
Dalam banyak kasus, anak muda justru merasa politik itu dunia milik “orang tua”, kaku, penuh konflik, dan jauh dari kehidupan mereka sehari-hari. Padahal kenyataannya, semua aspek hidup kita dipengaruhi oleh kebijakan politik—mulai dari harga BBM, biaya pendidikan, hingga peluang kerja.
Apa Dampak Buruk Jika Anak Muda Apatis terhadap Politik?
Ketika anak muda menjauh dari politik, banyak hal bisa jadi tak terkendali. Berikut beberapa dampak nyata yang bisa terjadi:
- Kekuasaan Dikuasai Segelintir Elite
Tanpa partisipasi anak muda, keputusan politik akan terus didominasi oleh kelompok lama yang belum tentu progresif atau mewakili kepentingan generasi baru. - Kebijakan Tidak Ramah Generasi Muda
Anak muda jadi korban kebijakan yang tidak berpihak pada pendidikan, kesehatan mental, atau peluang kerja karena suara mereka tidak terdengar. - Meningkatnya Politik Uang dan Praktik Tidak Etis
Minimnya pengawasan dan partisipasi publik, terutama dari anak muda yang melek teknologi, membuat politik kotor semakin subur. - Kualitas Demokrasi Menurun
Demokrasi hanya bisa berjalan sehat kalau ada partisipasi aktif dari semua golongan, termasuk generasi muda. Kalau tidak, demokrasi hanya jadi formalitas.
Apa Hubungan Politik dengan Masa Depan Anak Muda?
Ini pertanyaan penting. Banyak yang belum sadar bahwa keputusan politik hari ini akan berdampak jangka panjang. Misalnya:
- Undang-undang ketenagakerjaan akan memengaruhi jenis pekerjaan yang tersedia
- Kebijakan pendidikan menentukan kualitas lulusan dan akses beasiswa
- Aturan lingkungan hidup berpengaruh terhadap masa depan bumi tempat kita hidup
- Kebebasan berekspresi dan berpendapat bisa ditekan jika generasi muda diam saja
Jadi, kalau anak muda apatis, mereka secara tidak langsung sedang menyerahkan masa depannya ke tangan orang lain tanpa pengawasan.
Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan Anak Muda?
Kabar baiknya, sekarang sudah banyak cara bagi anak muda untuk ikut andil tanpa harus terjun langsung jadi politikus. Berikut beberapa langkah nyata:
- Ikut memilih saat pemilu, dan jangan golput
- Aktif berdiskusi dan menyuarakan pendapat di media sosial dengan etika
- Ikut organisasi, komunitas, atau forum anak muda yang peduli politik
- Kritis terhadap kebijakan pemerintah dan aktif menyuarakan aspirasi
- Mengedukasi sesama teman tentang pentingnya suara mereka
Langkah-langkah sederhana ini, kalau dilakukan secara kolektif, bisa jadi kekuatan besar yang mengguncang sistem lama.
Politik Itu Tidak Harus Kotor, Kok!
Salah satu alasan utama anak muda enggan terlibat adalah karena menganggap politik itu penuh tipu daya. Tapi sebenarnya, politik itu hanyalah alat—yang menentukan baik atau buruknya adalah orang-orang yang memainkannya.
Kalau anak muda yang jujur, cerdas, dan berintegritas masuk ke dunia politik, maka kita bisa berharap akan terjadi perubahan nyata. Jangan biarkan hanya mereka yang haus kekuasaan yang mengatur segalanya.
Penutup: Saatnya Anak Muda Turun Tangan
Anak muda bukan hanya harapan masa depan, tapi juga penentu masa kini. Sikap apatis terhadap politik justru membuka jalan bagi mereka yang tidak layak untuk terus berkuasa. Sudah saatnya generasi muda bangkit, bersuara, dan ambil bagian dalam proses politik—bukan sekadar jadi penonton.
Penulis:Shella Mutia Rahma.