bankPublic Article

Bank Indonesia Beri Sinyal Penurunan Suku Bunga Acuan di 2025, Apa Dampaknya?

Jakarta, 20 Februari 2025 – Bank Indonesia (BI) tengah mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga acuan pada 2025. Meskipun pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Februari 2025 BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di level 5,75 persen, Gubernur BI Perry Warjiyo mengindikasikan adanya ruang untuk penurunan suku bunga guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu (19/2/2025), Perry Warjiyo menegaskan bahwa BI terus mencermati kondisi inflasi serta perkembangan ekonomi domestik dan global. “Kami melihat inflasi tetap rendah dan ada kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, sehingga terdapat ruang untuk penurunan suku bunga di masa mendatang,” ujar Perry.

Pertimbangan BI dalam Menurunkan Suku Bunga

BI menilai bahwa keputusan untuk menurunkan suku bunga tidak hanya bergantung pada kondisi ekonomi nasional tetapi juga faktor eksternal. Perkembangan ekonomi global, inflasi, serta stabilitas nilai tukar rupiah menjadi beberapa faktor yang turut memengaruhi kebijakan moneter BI.

Pada Januari 2025 lalu, BI telah menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin dari 6 persen menjadi 5,75 persen. Keputusan tersebut diambil setelah melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang direvisi turun dari kisaran 4,8 persen hingga 5,6 persen menjadi 4,7 persen hingga 5,5 persen.

Menurut Perry, BI akan terus mengevaluasi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia serta dinamika global sebelum mengambil langkah lebih lanjut terkait kebijakan suku bunga.

Dampak Penurunan Suku Bunga terhadap Ekonomi Indonesia

Penurunan suku bunga acuan memiliki dampak luas terhadap berbagai sektor ekonomi. Berikut beberapa dampak yang dapat terjadi jika BI kembali menurunkan suku bunga dalam waktu dekat:

  1. Meningkatkan Investasi dan Kredit
    • Penurunan suku bunga membuat biaya pinjaman menjadi lebih murah bagi dunia usaha dan masyarakat. Hal ini dapat mendorong peningkatan investasi dan konsumsi.
  2. Mendorong Pertumbuhan Sektor Riil
    • Dengan suku bunga yang lebih rendah, sektor riil seperti industri manufaktur, properti, dan UMKM berpotensi tumbuh lebih cepat karena akses pembiayaan yang lebih mudah.
  3. Dampak terhadap Nilai Tukar Rupiah
    • Jika BI menurunkan suku bunga, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mungkin mengalami tekanan, terutama jika bank sentral negara lain mempertahankan atau menaikkan suku bunga mereka.
  4. Efek terhadap Inflasi
    • Suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan daya beli masyarakat, tetapi juga berisiko meningkatkan inflasi jika permintaan barang dan jasa naik terlalu cepat.

Kapan BI Akan Menurunkan Suku Bunga Lagi?

Hingga saat ini, BI belum memberikan kepastian kapan penurunan suku bunga berikutnya akan dilakukan. Perry Warjiyo menekankan bahwa keputusan ini akan bergantung pada perkembangan inflasi, pertumbuhan ekonomi, serta faktor eksternal seperti kebijakan moneter global.

“Kami akan terus mencermati dinamika global dan domestik. Jika kondisinya memungkinkan, ada peluang untuk penurunan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan,” kata Perry.

Kesimpulan

Bank Indonesia memberikan sinyal bahwa ada kemungkinan penurunan suku bunga acuan pada 2025, tergantung pada kondisi inflasi, pertumbuhan ekonomi, serta faktor eksternal lainnya. Jika suku bunga kembali diturunkan, sektor investasi, konsumsi, dan kredit diprediksi akan mengalami pertumbuhan positif.

Namun, BI tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan guna menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, para pelaku ekonomi dan masyarakat diharapkan terus memantau perkembangan kebijakan moneter BI dalam beberapa bulan ke depan.

Penulis : Rizki

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *