Sastra Inggris vs. Sastra Amerika: Apa yang Membuatnya Berbeda?
Sastra Inggris dan Sastra Amerika sering dibandingkan karena keduanya memiliki akar budaya yang sama, yaitu berbahasa Inggris, namun keduanya juga memiliki banyak perbedaan yang mencolok. Perbedaan ini tercermin dalam gaya penulisan, tema, serta pengaruh sosial dan sejarah yang membentuk perkembangan masing-masing sastra. Artikel ini akan membahas perbedaan utama antara Sastra Inggris dan Sastra Amerika, serta bagaimana keduanya berkembang dalam konteks sejarah, budaya, dan nilai-nilai masyarakat.
Asal Usul dan Sejarah Sastra Inggris dan Sastra Amerika
Sastra Inggris
Sastra Inggris merujuk pada karya-karya sastra yang ditulis dalam bahasa Inggris oleh penulis yang berasal dari Inggris, Skotlandia, Irlandia, dan Wales. Sastra ini sudah ada sejak abad pertengahan dengan karya-karya seperti Beowulf, yang dianggap sebagai salah satu karya sastra tertua dalam bahasa Inggris. Seiring berjalannya waktu, Sastra Inggris mengalami perkembangan yang dipengaruhi oleh berbagai periode, mulai dari Abad Renaisans hingga Abad Victoria dan Modernisme.
Beberapa tokoh sastra penting dari Inggris antara lain William Shakespeare, Charles Dickens, Virginia Woolf, dan George Orwell. Mereka menciptakan karya-karya yang berpengaruh besar, yang mencerminkan berbagai aspek kehidupan Inggris pada zamannya, seperti kelas sosial, politik, dan keagamaan.
Sastra Amerika
Sastra Amerika, di sisi lain, berkembang setelah pembentukan negara Amerika Serikat, yang pada awalnya dipengaruhi oleh Sastra Inggris. Sejarah Amerika yang lebih muda menciptakan dinamika sosial dan budaya yang berbeda, yang tercermin dalam karya sastra mereka. Sastra Amerika dimulai dengan karya-karya kolonial, dan semakin berkembang pada abad ke-19 dengan penulis seperti Herman Melville, Nathaniel Hawthorne, dan Edgar Allan Poe. Pada abad ke-20, Sastra Amerika memasuki periode modernisme dan pasca-perang dengan tokoh-tokoh besar seperti F. Scott Fitzgerald, Ernest Hemingway, dan Toni Morrison.
Sastra Amerika sering kali mencerminkan pergolakan sosial dan sejarah bangsa tersebut, dari isu perbudakan, pergerakan hak sipil, hingga budaya konsumerisme yang berkembang pada abad ke-20.
Baca Juga : Jika Kamu Tidak Tahu Artis Ini, Bisa Dipastikan Kamu Adalah Gen Z!
Perbedaan dalam Gaya Penulisan dan Struktur Naratif
Sastra Inggris
Secara umum, Sastra Inggris memiliki ciri khas yang lebih formal dalam gaya penulisan dan lebih fokus pada keindahan bahasa serta struktur yang terorganisir. Banyak penulis Inggris cenderung menggunakan bahasa yang kaya akan metafora, simbolisme, dan permainan kata. Sastra Inggris juga sering menggunakan penceritaan yang lebih kompleks dengan lapisan-lapisan makna, mengarah pada eksplorasi karakter yang mendalam.
Contoh:
- Charles Dickens dikenal dengan gaya naratif yang menggambarkan kondisi sosial Inggris pada zamannya, seperti dalam “Oliver Twist” dan “A Tale of Two Cities”.
- Virginia Woolf, dengan gaya aliran kesadaran (stream of consciousness) dalam “Mrs. Dalloway”, menciptakan struktur naratif yang penuh dengan refleksi batin yang rumit.
Sastra Amerika
Sebaliknya, Sastra Amerika lebih dipengaruhi oleh realisme dan ekspresionisme dalam menggambarkan kehidupan sehari-hari dan perjuangan individu dalam masyarakat. Sering kali, karya-karya Sastra Amerika memiliki nuansa yang lebih langsung dan cenderung menggambarkan konflik internal atau eksternal yang dialami oleh karakter. Sastra Amerika juga lebih terbuka terhadap eksperimen gaya penulisan, termasuk penulisan yang lebih bebas dan eksplorasi dalam struktur waktu.
Contoh:
- Herman Melville, dalam “Moby-Dick”, menggunakan simbolisme yang kaya, tetapi narasinya lebih eksperimental dan filosofis.
- Ernest Hemingway, dengan gaya penulisan yang ekonomis dan to the point, menampilkan kehidupan yang penuh dengan ketegangan dan makna tersembunyi, seperti dalam “The Old Man and the Sea”.
Tema Utama yang Membedakan Sastra Inggris dan Sastra Amerika
Sastra Inggris
Dalam Sastra Inggris, tema-tema yang sering muncul adalah kelas sosial, moralitas, dan sejarah politik. Banyak karya Sastra Inggris menggali hubungan antara individu dan masyarakat, serta peran keluarga, politik, dan agama dalam membentuk karakter. Penulis Inggris juga cenderung tertarik pada pertanyaan-pertanyaan moral dan filosofis yang mendalam.
Contoh:
- George Orwell dalam “1984” mengkritik totalitarianisme dan pengaruh negara dalam kehidupan individu.
- Jane Austen, dalam karya-karyanya seperti “Pride and Prejudice”, mengeksplorasi peran gender dan pernikahan dalam masyarakat kelas menengah Inggris.
Sastra Amerika
Sementara itu, Sastra Amerika sering mengeksplorasi tema-tema kebebasan, impian Amerika, serta konflik sosial yang lebih terkait dengan ras, identitas, dan sejarah negara tersebut. Penulis Amerika sering kali mengungkapkan ketegangan antara individu dan masyarakat, serta mencerminkan perjuangan dalam mengejar kebebasan pribadi dan identitas nasional.
Contoh:
- Mark Twain dengan “The Adventures of Huckleberry Finn” menggambarkan perbudakan dan kebebasan, serta pencarian jati diri di tengah ketidakadilan sosial.
- Toni Morrison, dalam “Beloved”, menyelidiki trauma sejarah perbudakan dan perjuangan untuk kebebasan dan identitas dalam konteks ras.
Pengaruh Budaya dan Sosial dalam Sastra Inggris dan Sastra Amerika
Sastra Inggris dan Sastra Amerika juga dibentuk oleh perbedaan sejarah dan budaya yang mendalam. Sastra Inggris lebih banyak dipengaruhi oleh tradisi monarki, imperialisme, dan kelas sosial yang ketat. Sebaliknya, Sastra Amerika berkembang dengan latar belakang sejarah revolusi, demokrasi, dan konflik rasial, yang semuanya menciptakan tema-tema yang berbeda.
Sastra Inggris banyak dipengaruhi oleh sejarah panjang negara tersebut yang melibatkan penjelajahan, imperialisme, serta hubungan kompleks dengan negara-negara jajahan. Hal ini tercermin dalam karya-karya sastra yang sering mengeksplorasi kesetiaan, hierarki sosial, dan perubahan zaman.
Sastra Amerika mencerminkan sejarah negara yang lebih muda dan beragam, dengan pengaruh budaya asli, kolonialisme, dan perbudakan yang menciptakan konflik-konflik sosial yang mendalam dalam karya sastra. Sastra ini juga mencerminkan perjuangan individual dalam menghadapi ketidakadilan dan pencarian kebebasan pribadi.
Baca Juga : 10 Jurusan Kuliah yang Banyak Disesali oleh Mahasiswa Setelah Lulus
Kesimpulan: Sastra Inggris vs. Sastra Amerika
Sastra Inggris dan Sastra Amerika memang memiliki banyak kesamaan karena keduanya ditulis dalam bahasa yang sama dan sering kali berfokus pada karakter dan konflik sosial. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang mendalam dalam gaya penulisan, tema yang diangkat, dan pengaruh sosial serta sejarah yang membentuk karya sastra mereka. Sastra Inggris lebih berfokus pada moralitas, kelas sosial, dan kompleksitas sejarah politik Inggris, sementara Sastra Amerika lebih banyak mengeksplorasi kebebasan, identitas, dan ketegangan sosial yang muncul dari sejarah negara tersebut.
Memahami perbedaan ini dapat membantu pembaca lebih menghargai kedua tradisi sastra yang kaya dan bervariasi, serta memberikan wawasan tentang bagaimana setiap karya mencerminkan budaya dan nilai-nilai masyarakat yang melahirkan karya tersebut.
Penulis : Naisyla M.R