BMKG Imbau Warga Manggarai Barat Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi
Wilayah Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini masih berada dalam periode musim hujan dengan puncak yang diprediksi terjadi pada akhir Januari hingga awal Februari 2025. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi selama musim hujan ini.

Potensi Cuaca Ekstrem di Manggarai Barat
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, menjelaskan bahwa berdasarkan laporan dari Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta, terdapat dua bibit siklon tropis yang terpantau di Samudra Hindia. Bibit Siklon Tropis 90S terletak di Samudra Hindia selatan Jawa Timur, sedangkan Bibit Siklon Tropis 91S berada di wilayah Australia Barat. Interaksi antara kedua sistem tekanan rendah ini berpotensi meningkatkan curah hujan di wilayah selatan Indonesia, termasuk Manggarai Barat.
Curah hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di Manggarai Barat diperkirakan berlangsung hingga tiga hari ke depan. Hujan lebat ini juga dapat disertai angin kencang, yang menambah risiko terjadinya bencana hidrometeorologi.
Dampak Cuaca Ekstrem dan Risiko Bencana
BMKG mengingatkan bahwa curah hujan tinggi di wilayah Manggarai Barat dapat memicu sejumlah bencana hidrometeorologi, seperti:
- Banjir dan banjir bandang
- Tanah longsor, terutama di wilayah dengan topografi curam
- Pohon tumbang akibat angin kencang
- Kerusakan pada bangunan dan fasilitas umum
- Jalanan licin yang berbahaya bagi pengguna kendaraan
- Penurunan jarak pandang yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
Masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan, lereng curam, atau dekat aliran sungai diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Hujan dengan durasi panjang juga dapat menyebabkan tanah menjadi jenuh, sehingga meningkatkan risiko tanah longsor.
Langkah Mitigasi untuk Mengurangi Risiko
BMKG menganjurkan masyarakat untuk melakukan langkah-langkah mitigasi guna mengurangi dampak bencana, seperti:
- Memastikan saluran air tidak tersumbat
- Mengamankan barang-barang berharga dari potensi banjir
- Menghindari area rawan longsor atau genangan air tinggi
Selain itu, masyarakat diminta untuk selalu memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG dan mengutamakan keselamatan dalam setiap aktivitas.
Prosedur Penanganan Bencana oleh Pemerintah Daerah
Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, mengingatkan masyarakat di 12 kecamatan untuk segera melaporkan jika terjadi bencana alam. Laporan ini akan ditindaklanjuti dengan kaji cepat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam waktu 2×24 jam untuk menentukan apakah kejadian tersebut termasuk kategori bencana.
Kajian cepat ini penting untuk memastikan penyebab bencana serta langkah penanganan yang tepat oleh pemerintah daerah. Warga diminta untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan melibatkan pihak berwenang jika terjadi situasi darurat.
Imbauan untuk Keselamatan Bersama
BMKG menegaskan pentingnya meningkatkan kesiapsiagaan selama periode musim hujan ini. Jika terjadi situasi darurat, masyarakat diharapkan segera melaporkan kepada pihak berwenang agar dapat dilakukan penanganan lebih lanjut. Dengan memantau kondisi cuaca dan mengikuti langkah mitigasi, risiko bencana dapat diminimalkan.
penulis:michael