Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dalam sambutannya membuka acara Kick Off Harlah NU ke-102 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (16/1/2025) (Foto: Tangkapan layar YouTube TV9 Nusantara)

Jakarta – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar hadir dalam acara Kick Off Hari Lahir (Harlah) NU ke-102 yang diselenggarakan di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Surabaya pada Kamis (16/1/2025).

Dalam sambutannya, Kiai Mif–sapaan akrabnya–menyinggung soal Muktamar Luar Biasa (MLB) yang sempat ramai diperbincangkan beberapa waktu lalu. Mulanya, ia mengatakan bahwa perjuangan Nahdlatul Ulama (NU) tidak mudah karena banyak masalah yang dilalui.

Baca juga:

55 Ucapan Harlah NU ke-102, Penuh Makna dan Menarik untuk Dibagikan

“Sekarang perjuangan Nahdlatul Ulama tidak mudah, tidak enteng. Apalagi di tahun-tahun ini (2024) kita banyak bermunculan masalah-masalah besar dan itu membutuhkan kesungguhan oleh PBNU. Tapi Alhamdulillah satu persatu bisa kita lewati,” kata Rais Aam dalam sambutannya pada acara Kick Off Harlah NU ke-102 yang disiarkan melalui YouTube resmi TV9 Nusantara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jadi kalau muncul ada isu-isu apa MLB atau apa dan sebagainya itu justru masalah yang menurut PBNU hal yang wajar sebetulnya. Tapi kalau mengikuti aturan-aturan yang telah berlaku,” sambungnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa MLB bertujuan untuk memperbaiki. Tetapi pada saat ini, menurutnya tidak ada yang perlu diperbaiki sehingga kepentingan MLB dipertanyakan.

ADVERTISEMENT

Pause

Unmute

Loaded: 11.66%

Remaining Time -11:00

Close Player

“Karena MLB itu kan tujuannya memperbaiki dan sekarang sepertinya tidak ada yang mau diperbaiki, apa yang perlu diperbaiki? Lalu ada apa dengan kepentingan MLB itu misalnya,” terang Kiai Miftachul Akhyar.

Rais Aam PBNU itu juga menukil hadits Rasulullah SAW yang menggambarkan tentang sebuah organisasi. Hadits ini berasal dari sahabat An Nu’man bin Bashir.

“Nabi SAW menggambarkan sebuah organisasi (itu) bagaikan bahtera, penumpangnya macam-macam. Masing-masing mendapat tiket menurut ukuran kelas yang mereka dapatkan lalu ada salah satu daripada penumpang karena mungkin kelasnya di bawah ingin mengambil air, (lalu) mengambil kapaknya, mengambil jalan pintas ingin melubangi perahu ini agar ia mudah mengambil air,” katanya menguraikan.

“Yang lain tahu ini sebuah pelanggaran ini perbuatan yang membahayakan, tapi kalau penumpang yang lain ini bersikap tegas, dipegang kalau sudah diberi peringatan tidak bisa, maka perahu ini dan seluruh penumpangnya akan selamat,” lanjutnya.

Sebaliknya, apabila dibiarkan begitu saja dengan alasan bahwa kapal tersebut merupakan tempatnya maka tentu akan mengganggu hak yang lain.

“Tapi kalau dibiarkan dengan alasan ini tempatku, ini hak ku saya punya hak bicara apapun karena ini hak saya. Padahal hak ini akan mengganggu yang lain, mengganggu ketertiban sebuah organisasi. Kalau dibiarkan bukan hanya dia yang tenggelam tapi semua penumpang yang ada di bahtera kapal ini akan tenggelam,” kata Kiai Mif.

Lalu ia juga menegaskan bahwa ciri khas dakwah NU harus tetap ditegakkan. Rais Aam PBNU itu berharap Harlah NU ke-102 digunakan sebagai momentum menghidupkan ruhul jihad atau panggilan jiwa.

“Intinya organisasi sekarang ini tidak akan mencapai kebaikan menjadi tertib kalau kita tidak meniru apa yang telah ditentukan oleh para muassis awal didirikan Nadhlatul Ulama ini,” pungkasnya.

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar Buka Kick Off Harlah NU ke-102, Bahas MLB dan Pentingnya Kepatuhan pada Aturan

KH Miftachul Akhyar, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), membuka acara Kick Off Hari Lahir (Harlah) NU ke-102 yang berlangsung di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Surabaya, pada Kamis (16/1/2025). Dalam sambutannya, Kiai Miftachul membahas berbagai tantangan yang dihadapi NU, termasuk isu Muktamar Luar Biasa (MLB) yang sempat menjadi perhatian publik.

Kiai Miftachul mengungkapkan bahwa perjuangan NU tidak mudah, terutama di tahun 2024 yang penuh dengan berbagai masalah besar. Namun, ia bersyukur karena masalah-masalah tersebut dapat diatasi satu per satu oleh PBNU. Ia juga menanggapi isu MLB yang sempat mencuat, menyebutkan bahwa hal itu sebenarnya merupakan hal yang wajar dalam organisasi, asalkan mengikuti aturan yang berlaku.

Ia menjelaskan bahwa MLB bertujuan untuk memperbaiki, namun saat ini tidak ada hal yang perlu diperbaiki dalam organisasi, sehingga tujuan MLB dipertanyakan. Kiai Miftachul kemudian mengutip hadits Rasulullah SAW mengenai organisasi, yang menggambarkan bahwa sebuah organisasi seperti kapal yang berisi berbagai penumpang. Jika ada yang mencoba merusak organisasi demi kepentingan pribadi, hal itu akan membahayakan seluruh anggota organisasi.

Lebih lanjut, Kiai Miftachul menekankan bahwa jika setiap anggota organisasi hanya mengedepankan haknya tanpa memperhatikan kepentingan bersama, maka bukan hanya individu tersebut yang akan merugi, tetapi seluruh organisasi. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar ciri khas dakwah NU tetap dijaga dan diteruskan.

Rais Aam PBNU itu berharap Harlah NU ke-102 menjadi momentum untuk menghidupkan semangat jihad dan pengabdian yang telah menjadi ruh organisasi sejak awal pendiriannya. Ia menegaskan pentingnya meneladani prinsip-prinsip yang telah digariskan oleh para muassis dalam menjaga ketertiban dan kebaikan dalam organisasi.

Penulis: irfan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *