Cara Mengatur Gaji Bulanan agar Tidak Boros

Gaji sudah masuk, tapi baru pertengahan bulan dompet terasa kering? Tenang, kamu tidak sendirian. Banyak orang menghadapi masalah yang sama: gaji cepat habis tanpa tahu ke mana perginya. Padahal, dengan strategi sederhana, kamu bisa mengatur gaji bulanan agar tetap cukup hingga akhir bulan—bahkan bisa menabung!
Kenapa Gaji Cepat Habis Padahal Sudah Dihitung-Hitung?
Masalah utama biasanya bukan pada besar kecilnya gaji, tapi pada cara mengelolanya. Banyak orang menghabiskan gaji untuk kebutuhan yang tidak direncanakan, belanja impulsif, atau gaya hidup yang tidak sesuai kemampuan. Tanpa perencanaan yang jelas, gaji akan mengalir begitu saja tanpa bekas.
Baca juga: Cara Mengenalkan Literasi Keuangan ke Anak: Panduan untuk Orang Tua
Apa Saja Langkah Awal Mengatur Gaji Bulanan?
Mulailah dengan mencatat pengeluaran bulanan secara rinci. Bagi pengeluaran dalam tiga kategori:
- Kebutuhan Pokok (makan, transportasi, listrik, air, sewa)
- Kewajiban Keuangan (cicilan, utang, zakat/infaq)
- Gaya Hidup dan Hiburan (nongkrong, langganan streaming, belanja online)
Langkah ini membuatmu sadar ke mana uangmu pergi setiap bulan dan apa saja yang bisa dikurangi.
Apakah Metode 50/30/20 Cocok untuk Semua Orang?
Metode 50/30/20 adalah salah satu cara paling populer dalam mengatur gaji:
- 50% untuk kebutuhan pokok
- 30% untuk keinginan atau gaya hidup
- 20% untuk tabungan dan investasi
Meski tidak selalu cocok 100% untuk semua, metode ini bisa jadi panduan awal. Kamu bisa menyesuaikannya sesuai kondisi keuangan, misalnya menekan pos keinginan dan menambah porsi menabung jika punya target finansial.
Bagaimana Cara Menabung Secara Konsisten?
Tipsnya sederhana: menabunglah di awal, bukan sisa. Begitu gaji masuk, langsung sisihkan sebagian ke rekening tabungan atau e-wallet yang tidak sering kamu akses. Gunakan fitur autodebit jika memungkinkan agar kamu tidak “tergoda” menggunakannya.
Perlukah Punya Rekening Terpisah untuk Pengeluaran dan Tabungan?
Iya, ini sangat disarankan. Punya rekening terpisah membantu kamu mengontrol pengeluaran. Satu rekening untuk operasional sehari-hari, satu lagi khusus untuk menabung atau dana darurat. Kalau perlu, tambahkan satu lagi untuk investasi agar keuangan lebih terstruktur.
Baca Juga: Mengapa Keamanan Siber Menjadi Prioritas dalam Industri Keuangan?
Bagaimana Menghindari Belanja Impulsif?
Belanja impulsif sering terjadi saat kamu sedang stres atau bosan. Tipsnya:
- Tunda belanja 1–2 hari sebelum memutuskan beli
- Gunakan daftar belanja saat ke supermarket
- Batasi window shopping di marketplace
- Unfollow akun-akun promosi yang menggoda di media sosial
Ingat, bukan berarti tidak boleh beli barang kesukaan, tapi pastikan sesuai kemampuan dan sudah direncanakan.
Apa Pentingnya Dana Darurat dan Bagaimana Cara Memulainya?
Dana darurat sangat penting untuk menghadapi situasi tak terduga seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau perbaikan mendadak. Idealnya, dana ini setara 3–6 bulan pengeluaran bulanan. Mulailah dari nominal kecil, misalnya Rp100.000 per minggu. Simpan di rekening berbeda atau instrumen yang mudah dicairkan tapi tidak gampang tergoda untuk diambil.
Penulis: Afira farida fitriani