Cavs Kalah 132-119 dari Clippers: Donovan Mitchell Harus Lebih Baik
Cleveland Cavaliers Alami Kekalahan Beruntun
Cleveland Cavaliers kembali menelan kekalahan berturut-turut setelah takluk dari Los Angeles Clippers dengan skor 132-119 pada Selasa (19/3/2025). Ini menjadi ketiga kalinya musim ini Cavs mengalami kekalahan beruntun.
Cavs memulai pertandingan dengan gemilang, mencetak 45 poin di kuarter pertama. Namun, performa impresif itu tidak bertahan lama. Mereka hanya mampu mencetak 74 poin dalam sisa pertandingan, termasuk hanya 17 poin di kuarter keempat.
Babak Kedua Masih Menjadi Masalah Besar
Cleveland menunjukkan penurunan performa di babak kedua dalam dua pertandingan berturut-turut. Max Strus mencetak 12 poin dengan 100% akurasi (5-5) di paruh kedua pertandingan ini, tetapi rekan-rekannya hanya mampu menambahkan 34 poin dengan persentase tembakan 33,3% (13-39) dan hanya 5,9% dari tembakan tiga angka (1-17).
Los Angeles Clippers, yang memiliki pertahanan terbaik keempat di NBA, menunjukkan kualitas mereka di babak kedua. Tim asuhan Tyronn Lue berhasil menghambat aliran serangan Cavs dan membuat mereka kehilangan ritme yang ditunjukkan di awal pertandingan.
Dalam situasi seperti ini, Cavs sangat membutuhkan Donovan Mitchell sebagai pemain bintang mereka untuk membawa tim keluar dari kesulitan. Sayangnya, hal itu tidak terjadi.
Donovan Mitchell Harus Tampil Lebih Baik di Akhir Laga
Kekalahan ini merupakan pertandingan kedua secara beruntun di mana Donovan Mitchell gagal tampil dominan di momen-momen krusial. Dalam laga sebelumnya melawan Orlando Magic, ia hanya mencetak 3 dari 12 tembakan di kuarter keempat. Sementara itu, dalam laga melawan Clippers, Mitchell hanya mencetak satu dari sepuluh tembakan di babak kedua dan mengakhiri pertandingan dengan hanya lima poin dalam paruh akhir laga.
Saat Mitchell berada di lapangan dalam babak kedua, Cavs mengalami defisit 23 poin.
Meski Mitchell baru saja pulih dari cedera pangkal paha dan absen dalam dua pertandingan sebelumnya, performanya tidak tampak terhambat oleh masalah fisik. Ia tetap mampu mendapatkan ruang untuk menembak, tetapi eksekusinya yang kurang optimal membuat Cavs gagal memanfaatkan peluang.
Namun, tidak ada alasan untuk panik dalam jangka panjang. Mitchell sempat mengalami masalah serupa musim lalu setelah kembali dari cedera lutut tetapi akhirnya mampu menemukan performanya kembali. Dalam laga melawan Clippers, ia sudah bisa menciptakan ruang tembak yang baik, hanya saja penyelesaiannya belum maksimal.
Meski bukan satu-satunya penyebab kekalahan, fakta bahwa Mitchell gagal mengeksekusi tembakan-tembakan yang seharusnya bisa ia konversi membuat Cavs harus membayar mahal di laga ini.
Rebound Masih Jadi Masalah dalam Laga Ketat
Pelatih kepala Cavs, Kenny Atkinson, terus menekankan pentingnya memenangkan jumlah penguasaan bola sebagai bagian dari persiapan menuju babak playoff. Namun, hal itu tidak terwujud dalam laga melawan Clippers.
Clippers mendominasi Cavs dalam perebutan rebound, mengambil kembali 41% dari tembakan yang mereka lewatkan. Ini menempatkan mereka di peringkat 95 persentil dalam kategori offensive rebound dan menghasilkan 20 poin dari second-chance opportunities.
Kesulitan dalam mengamankan defensive rebound membuat Cavs gagal membangun pertahanan yang solid. Ivica Zubac menjadi ancaman utama dengan mencatat delapan offensive rebound, yang sebagian besar diperoleh dari positioning yang baik dan kekuatan fisiknya.
Meski sepanjang musim Cavs tampak tidak terlalu bermasalah dalam defensive rebounding, statistik menunjukkan tren yang kurang menguntungkan. Lawan mereka berhasil mengambil 28,8% dari tembakan yang gagal musim ini, lebih tinggi dibandingkan dua musim sebelumnya (25,8% dan 27,1%). Kelemahan ini tertutupi oleh peningkatan performa ofensif tim secara keseluruhan, tetapi bisa menjadi titik lemah di babak playoff nanti.
Cavs telah memperbaiki banyak kekurangan mereka dibandingkan dengan tim yang tersingkir di putaran pertama playoff tahun lalu melawan New York Knicks. Namun, masalah rebound masih menjadi salah satu kendala yang harus mereka atasi untuk bisa melangkah lebih jauh.
Penulis: Muhammad Iqbal Ridho