Direktur Dinas Rahasia Amerika Serikat, Kimberly Cheatle, mengumumkan pengunduran dirinya setelah mengakui kegagalannya dalam menghentikan insiden penembakan yang melukai mantan Presiden Donald Trump saat kampanye. Keputusan ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab atas insiden yang terjadi pada 13 Juli di Butler, Pennsylvania.
Dinas Rahasia AS, yang bertanggung jawab atas perlindungan presiden saat ini dan mantan presiden, kini menghadapi krisis setelah seorang pria bersenjata menembaki Trump dari atap yang menghadap ke rapat umum. Insiden ini menimbulkan luka pada telinga kanan Trump dan menyebabkan satu orang peserta rapat umum tewas. Pria bersenjata tersebut, yang diidentifikasi sebagai Thomas Crooks, ditembak dan dibunuh oleh penembak jitu Dinas Rahasia.
Contents
Latar Belakang Insiden
Insiden penembakan ini terjadi saat Trump, kandidat presiden dari Partai Republik, sedang berpidato di hadapan para pendukungnya. Penembak berhasil menyusup ke atap sebuah gedung industri yang berjarak sekitar 150 yard (140 meter) dari panggung tempat Trump berpidato. Gedung tersebut berada di luar batas keamanan yang ditetapkan oleh Dinas Rahasia untuk acara tersebut, sebuah keputusan yang kini mendapat kritik tajam dari berbagai pihak.
Reaksi dan Tanggapan
Menteri Keamanan Dalam Negeri, Alejandro Mayorkas, mengumumkan bahwa Wakil Direktur Dinas Rahasia, Ronald Rowe, akan bertindak sebagai penjabat direktur sementara proses peninjauan dan penyelidikan berlangsung. Ronald Rowe memiliki pengalaman 24 tahun di badan tersebut dan diharapkan dapat memimpin dengan tegas dalam situasi krisis ini.
Berbagai komite kongres dan pengawas internal Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, yang merupakan organisasi induk Dinas Rahasia, tengah melakukan penyelidikan mendalam terhadap insiden ini. Presiden Joe Biden, yang telah mengakhiri kampanye pemilihannya kembali, juga menyerukan peninjauan independen untuk mengetahui penyebab dan kronologi insiden pada 13 Juli.
Kritik dan Penyelidikan
Cheatle menghadapi kecaman bipartisan ketika dia hadir di hadapan Komite Pengawas Dewan Perwakilan Rakyat pada hari Senin. Dalam sesi tersebut, ia menolak menjawab beberapa pertanyaan dari anggota parlemen yang frustrasi mengenai rencana keamanan untuk rapat umum tersebut dan bagaimana penegakan hukum menanggapi perilaku mencurigakan pria bersenjata tersebut. Beberapa anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat telah meminta Cheatle untuk mengundurkan diri.
Cheatle, yang telah memimpin Dinas Rahasia sejak tahun 2022, menyatakan bahwa dia bertanggung jawab atas penembakan tersebut dan menyebutnya sebagai kegagalan terbesar yang dilakukan Dinas Rahasia sejak penembakan Presiden Ronald Reagan pada tahun 1981. Ia mengatakan, “Peninjauan independen untuk mengetahui apa yang terjadi pada 13 Juli terus berlanjut, dan saya berharap dapat menilai kesimpulannya.”
Langkah Selanjutnya
Para pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat mengumumkan rencana untuk membentuk satuan tugas bipartisan guna menyelidiki penembakan tersebut. Ketua Komite Pengawas DPR dari Partai Republik, James Comer, menyatakan, “Meskipun pengunduran diri Direktur Cheatle merupakan langkah menuju akuntabilitas, kami memerlukan tinjauan menyeluruh tentang bagaimana kegagalan keamanan ini terjadi sehingga kami dapat mencegahnya di masa mendatang. Kami akan melanjutkan pengawasan kami terhadap Dinas Rahasia.”
Sebagian besar kritik terfokus pada kegagalan mengamankan atap gedung industri tempat pria bersenjata tersebut bertengger. Mantan agen Dinas Rahasia dan anggota parlemen mengkritik keputusan untuk menempatkan gedung tersebut di luar batas keamanan untuk acara tersebut, yang dianggap sebagai kesalahan fatal dalam perencanaan keamanan.
Penutup
Cheatle, yang sebelumnya memegang peran keamanan tertinggi di PepsiCo sebelum diangkat sebagai direktur Dinas Rahasia oleh Presiden Biden pada tahun 2022, menyatakan pengunduran dirinya sebagai bentuk tanggung jawab atas insiden tragis ini. Dengan pengalaman 27 tahun di Dinas Rahasia, Cheatle mengakui bahwa ini adalah salah satu kegagalan terbesar dalam sejarah lembaga elit tersebut.
Pengunduran diri Cheatle diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk pemulihan dan peningkatan standar keamanan dalam melindungi presiden dan mantan presiden Amerika Serikat. Penyidikan yang menyeluruh dan langkah-langkah korektif diperlukan untuk memastikan insiden serupa tidak terjadi di masa depan.
4o