dolar

Dolar AS Menguat Pasca Laporan Pekerjaan Beragam dan Ancaman Perang Dagang

Pada 7 Februari 2025, Dolar AS mengalami penguatan yang signifikan dalam perdagangan yang cukup volatile. Ini terjadi setelah dirilisnya laporan penggajian AS yang menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang melambat pada bulan Januari, namun di sisi lain, tingkat pengangguran di negara tersebut tercatat menurun menjadi 4,0%. Sementara itu, ketegangan yang muncul dari ancaman perang dagang dan kebijakan tarif dari Presiden Donald Trump turut mendorong nilai tukar Dolar terhadap mata uang utama dunia.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai bagaimana laporan ketenagakerjaan AS dan ancaman perang dagang berperan dalam penguatan Dolar AS, serta dampak dari dinamika ekonomi global ini.

Laporan Ketenagakerjaan AS yang Beragam

Laporan penggajian nonpertanian yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa jumlah lapangan kerja yang tercipta di bulan Januari 2025 sebanyak 143.000 pekerjaan, lebih rendah dibandingkan dengan angka bulan Desember yang mencatatkan 307.000 pekerjaan. Sementara itu, para ekonom sebelumnya memperkirakan adanya penambahan 170.000 pekerjaan pada bulan Januari.

Meski ada penurunan dalam jumlah penggajian, data yang dirilis juga mencatat bahwa tingkat pengangguran turun sedikit menjadi 4,0%. Data ini menunjukkan adanya dinamika di pasar tenaga kerja yang lebih stabil meskipun angka pekerjaan yang tercipta melambat. Hal ini memberikan gambaran bahwa meskipun ada penurunan dalam laju pertumbuhan pekerjaan, sektor tenaga kerja di AS tetap menunjukkan ketahanan.

Joseph Trevisani, analis senior di FX Street, mengatakan bahwa meskipun data penggajian nonpertanian tidak memberikan tren yang jelas, baik itu penurunan maupun penguatan yang signifikan, pasar mungkin tidak akan melihat banyak pergerakan besar akibat laporan ini. Meskipun demikian, data ini memberikan kepercayaan bagi Federal Reserve AS untuk menunda keputusan pemotongan suku bunga setidaknya hingga bulan Juni 2025.

Dolar AS Menguat Pasca Laporan Ketenagakerjaan

Kenaikan Indeks Dolar AS yang mengukur kekuatan Dolar terhadap berbagai mata uang dunia, seperti Yen Jepang, Pound Inggris, dan Euro, menunjukkan penguatan yang signifikan. Indeks dolar ini tercatat naik 0,353% pada 108,04.

Penguatan Dolar AS ini didorong oleh dua faktor utama: laporan ketenagakerjaan yang tidak buruk dan komentar Presiden Trump terkait ancaman perang dagang.

Ancaman Perang Dagang dan Kebijakan Tarif Presiden Trump

Selain data pekerjaan, Donald Trump juga menambahkan ketegangan baru pada pasar dengan mengumumkan bahwa ia berencana untuk mengenakan tarif timbal balik terhadap banyak negara. Meskipun ia tidak menyebutkan negara-negara yang dimaksud, pernyataan ini semakin memicu kekhawatiran akan potensi perang dagang yang lebih luas di dunia.

Trump juga menegaskan bahwa tarif otomotif masih dalam pertimbangan. Hal ini sangat penting mengingat Sektor Otomotif Global sangat terhubung dengan ekonomi dunia. Dengan ancaman tarif yang bisa melibatkan berbagai negara, investor menjadi khawatir tentang potensi dampak jangka panjang terhadap hubungan perdagangan internasional.

Sementara itu, Pound Inggris mengalami penurunan 0,2% pada angka $1,2413 setelah Bank of England (BoE) memutuskan untuk menurunkan suku bunga menjadi 4,5%, diikuti dengan revisi proyeksi ekonomi yang hanya menunjukkan pertumbuhan 0,75% tahun ini—setengah dari perkiraan sebelumnya.

Di sisi lain, Euro juga mencatatkan penurunan 0,49% pada level 1,0333, sementara Yen Jepang menguat terhadap Dolar AS di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Bank of Japan (BOJ), yang turut memengaruhi laju perdagangan Dolar terhadap Yen.

Pengaruh Perdagangan Global terhadap Dolar

Dalam konteks global, ketidakpastian yang muncul akibat ancaman tarif dan kebijakan proteksionisme dari pemerintah AS, khususnya dalam hal perdagangan internasional, menciptakan volatilitas yang cukup besar di pasar keuangan. Meskipun ada kekhawatiran, penguatan Dolar AS sebenarnya lebih dipengaruhi oleh keyakinan pasar terhadap kebijakan Federal Reserve AS (Fed) yang relatif stabil.

Investor juga menanggapi dengan cermat bagaimana kebijakan Fed akan berjalan di masa mendatang, mengingat ada potensi perlambatan ekonomi global dan berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi kebijakan moneter di negara-negara besar.

Sementara itu, kebijakan tarif yang dijanjikan oleh Trump turut membawa dampak pada fluktuasi pasar. Dengan adanya kemungkinan tarif lebih tinggi terhadap negara-negara besar, hal ini dapat memengaruhi arus perdagangan global, yang pada gilirannya juga dapat memperburuk ketegangan pasar.

Prospek Dolar dan Kebijakan Moneter AS

Dolar AS saat ini mendapat dorongan dari fakta bahwa Federal Reserve AS tampaknya cenderung lebih menunggu sebelum melakukan perubahan besar pada suku bunga. Walaupun ada pelambatan dalam pertumbuhan lapangan kerja, faktor tingkat pengangguran yang relatif rendah dan stabilitas ekonomi makro memberikan argumen kuat bagi Fed untuk mempertahankan suku bunga tanpa ada penurunan mendalam dalam waktu dekat.

Namun, dengan ancaman tarif dan kebijakan perdagangan yang terus berubah, ketidakpastian di pasar keuangan bisa menyebabkan pergerakan yang sangat cepat di mata uang dunia, termasuk Dolar AS. Oleh karena itu, investor tetap perlu memantau perkembangan perang dagang, kebijakan Federal Reserve, serta laporan-laporan ekonomi lainnya untuk memahami potensi dampak terhadap pasar.

Masa Depan Dolar dan Ekonomi Global

Meskipun Dolar AS menguat pada hari Jumat, risiko terhadap perekonomian global masih cukup besar. Ancaman perang dagang dapat menjadi faktor yang lebih mendalam dalam mempengaruhi mata uang global, termasuk Dolar. Pasar harus berhati-hati terhadap kebijakan yang dapat menciptakan ketegangan lebih lanjut antara negara-negara besar.

Namun, meskipun ada ketidakpastian dalam perdagangan global dan kebijakan moneter, Dolar AS masih dianggap sebagai mata uang cadangan yang relatif lebih stabil. Selama ada permintaan terhadap Dolar di pasar global, penguatan ini kemungkinan besar akan berlanjut dalam jangka pendek.

Kesimpulan

Penguatan Dolar AS dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh dua faktor utama: laporan ketenagakerjaan yang beragam namun stabil, dan ketegangan yang timbul akibat ancaman perang dagang dan kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden Trump. Para investor harus tetap waspada terhadap perkembangan ini, karena dampak dari perang dagang dapat memperburuk volatilitas pasar global.

Di sisi lain, kebijakan moneter Federal Reserve AS yang diperkirakan akan tetap stabil memberikan kepercayaan bagi Dolar untuk tetap menguat, namun ketidakpastian perdagangan internasional tetap menjadi ancaman yang harus diperhatikan oleh para pelaku pasar.

Dengan ketidakpastian yang masih menghantui ekonomi global, pemantauan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pasar keuangan, seperti data ketenagakerjaan, kebijakan perdagangan, dan kebijakan moneter, akan menjadi kunci bagi perkembangan nilai tukar Dolar AS di masa mendatang.

Penulis : Rizki

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *