Donald Trump Kenakan Tarif Baja dan Tandatangani Perintah Eksekutif Baru
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat gebrakan dengan kebijakan ekonominya. Kali ini, ia mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif pada impor baja serta menandatangani beberapa perintah eksekutif terkait regulasi lingkungan dan praktik bisnis. Kebijakan ini menuai berbagai tanggapan dari dalam negeri maupun komunitas internasional.
Tarif Baru pada Impor Baja: Upaya Proteksi Industri Domestik
Trump telah mengumumkan kebijakan tarif baru yang dikenakan pada impor baja dengan tujuan melindungi industri baja domestik Amerika Serikat. Menurut pernyataannya, kebijakan ini akan membantu meningkatkan daya saing produsen baja dalam negeri dan mengurangi ketergantungan AS pada impor dari negara lain, terutama China dan Uni Eropa.
“Kami harus melindungi pekerja dan industri baja Amerika. Selama ini, industri kita telah dirugikan oleh impor yang tidak adil dan kebijakan dumping dari beberapa negara,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.
Meskipun tarif ini disambut baik oleh kalangan industri baja AS, banyak pihak yang mengkhawatirkan dampak negatifnya terhadap harga barang konsumsi dan hubungan dagang dengan negara mitra. Beberapa ekonom juga memperingatkan bahwa kebijakan ini bisa memicu aksi balasan dari negara lain dan berpotensi meningkatkan ketegangan dalam perdagangan internasional.
Perintah Eksekutif: Regulasi Sedotan Plastik dan Aturan Penyuapan
Selain kebijakan tarif baja, Trump juga menandatangani dua perintah eksekutif yang cukup kontroversial. Yang pertama adalah pelonggaran regulasi terkait penggunaan sedotan plastik di AS. Langkah ini bertentangan dengan tren global yang semakin ketat dalam mengurangi limbah plastik sekali pakai.
“Kita tidak akan membiarkan birokrasi berlebihan menghancurkan industri plastik Amerika. Sedotan plastik bukanlah musuh kita,” tegas Trump.
Kebijakan ini mendapat kritik dari aktivis lingkungan yang menilai bahwa langkah tersebut akan berdampak buruk terhadap upaya global dalam mengurangi polusi plastik.
Selain itu, Trump juga menandatangani perintah eksekutif baru terkait aturan penyuapan dalam dunia bisnis. Regulasi baru ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas lebih bagi perusahaan-perusahaan AS dalam beroperasi di luar negeri. Trump berpendapat bahwa aturan sebelumnya terlalu ketat dan membuat perusahaan AS kesulitan bersaing dengan perusahaan dari negara lain yang memiliki regulasi lebih longgar.
“Kami ingin menciptakan lingkungan bisnis yang lebih kompetitif dan tidak membebani perusahaan Amerika dengan regulasi yang tidak perlu,” tambahnya.
Namun, banyak pengamat yang menilai bahwa perubahan ini dapat meningkatkan risiko praktik korupsi dan penyuapan dalam bisnis internasional. Sejumlah lembaga antikorupsi telah menyuarakan keprihatinan mereka atas langkah ini.
Implikasi Kebijakan Trump terhadap Ekonomi dan Politik Global
Rangkaian kebijakan baru yang diumumkan oleh Trump ini diperkirakan akan memiliki dampak besar terhadap ekonomi domestik dan global. Tarif baja berpotensi memicu ketegangan dagang dengan negara-negara mitra, sementara regulasi lingkungan dan bisnis yang lebih longgar dapat memicu reaksi keras dari kelompok lingkungan dan pegiat antikorupsi.
Banyak negara kini sedang mempertimbangkan langkah balasan terhadap tarif baja yang diumumkan Trump. Uni Eropa, misalnya, telah menyatakan akan meninjau ulang kebijakan dagangnya dengan AS sebagai respons terhadap tarif baru tersebut.
Sementara itu, keputusan terkait regulasi plastik dan aturan penyuapan juga dapat memengaruhi citra AS di mata dunia. Negara-negara yang telah berkomitmen dalam upaya global mengurangi polusi plastik mungkin akan mengkritik kebijakan ini sebagai langkah mundur dalam perlindungan lingkungan.
Dengan berbagai kebijakan kontroversial ini, tampaknya Trump masih berpegang teguh pada prinsip “America First” dalam kepemimpinannya. Bagaimana reaksi dunia terhadap langkah-langkah ini? Hanya waktu yang akan menjawab.
Penulis : Rizki