Pada awal tahun 2025, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengajukan usulan terkait efisiensi anggaran yang dapat mempengaruhi kelancaran program riset dan inovasi di Indonesia. Melalui rapat dengar pendapat yang digelar oleh Komisi X DPR, BRIN melaporkan bahwa anggaran mereka akan mengalami pemotongan signifikan, yang mencakup sekitar 35,52 persen dari pagu anggaran semula yang mencapai Rp 5,842 triliun. Hal ini menjadi topik hangat yang menarik perhatian publik, khususnya para pelaku riset dan inovasi, karena potensi dampak yang bisa ditimbulkan oleh pemotongan tersebut.

Apa Itu Efisiensi Anggaran?

Efisiensi anggaran merujuk pada langkah-langkah penghematan dana dalam pelaksanaan anggaran negara. Tujuan dari efisiensi ini adalah untuk memastikan bahwa pengeluaran pemerintah dapat dilakukan secara optimal, tanpa mengurangi kualitas dan efektivitas program-program yang sudah direncanakan. Namun, efisiensi anggaran yang terlalu besar dapat berdampak negatif pada pelaksanaan program yang mendukung pembangunan nasional, termasuk riset dan inovasi.

Usulan BRIN dan Respon DPR

BRIN mengajukan dua opsi efisiensi anggaran untuk tahun 2025 yang dianggap dapat mengurangi dampak buruk bagi program-program strategis. Usulan pertama adalah efisiensi sebesar Rp 321 miliar, sementara opsi kedua mencakup efisiensi sebesar Rp 729 miliar. Dengan mempertimbangkan keberlanjutan program riset dan inovasi yang penting untuk kemajuan teknologi serta daya saing nasional, Komisi X DPR mendukung opsi pertama, yakni efisiensi yang tidak melebihi Rp 321 miliar.

Menurut Hetifah Sjaifudian, Ketua Komisi X DPR, pemotongan anggaran yang terlalu besar akan menyebabkan kesulitan bagi BRIN dalam menjalankan program-program yang sangat penting, terutama yang terkait dengan riset teknologi dan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, Komisi X DPR berharap agar BRIN dapat menghindari pemotongan anggaran yang berisiko mengganggu proyek-proyek riset yang memiliki dampak langsung pada kemajuan bangsa.

Dampak Efisiensi Anggaran terhadap Program Riset

Pemotongan anggaran sebesar Rp 2,074 triliun tentunya akan berdampak signifikan pada sejumlah program riset yang sedang berlangsung di BRIN. Salah satu dampaknya adalah potensi terganggunya berbagai kegiatan riset yang memerlukan pendanaan cukup besar untuk mendukung pengembangan teknologi, penelitian ilmiah, dan inovasi. Bahkan, BRIN mengkhawatirkan bahwa dengan adanya pemotongan anggaran yang terlalu besar, momentum riset yang sangat penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia bisa hilang.

Beberapa program riset yang terancam terdampak akibat efisiensi anggaran ini adalah:

  1. Pengembangan Teknologi dan Inovasi Nasional
    Riset dalam bidang teknologi merupakan aspek penting untuk meningkatkan kemandirian Indonesia dalam menghasilkan produk-produk teknologi yang bisa bersaing di pasar global. Pemotongan anggaran berisiko menghambat pengembangan teknologi baru yang diperlukan oleh berbagai sektor industri.
  2. Pembangunan Berkelanjutan
    Banyak program riset yang mendukung pembangunan berkelanjutan, seperti penelitian mengenai energi terbarukan, pengelolaan sumber daya alam, dan teknologi ramah lingkungan. Tanpa dana yang cukup, penelitian-penelitian penting ini bisa terhenti, yang akan berdampak buruk pada agenda pembangunan berkelanjutan Indonesia.
  3. Meningkatkan Daya Saing Nasional
    Riset dan inovasi adalah kunci utama dalam meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. Jika anggaran riset dipotong terlalu banyak, maka Indonesia akan kesulitan dalam menghasilkan inovasi yang dapat diandalkan untuk memperbaiki daya saing ekonomi negara.

Penekanan pada Program yang Berdampak Langsung pada Riset dan Inovasi

Dalam rapat dengar pendapat tersebut, Komisi X DPR juga menekankan pentingnya agar BRIN tidak melakukan efisiensi pada program-program yang berdampak langsung terhadap pelaku riset dan inovasi. Hal ini bertujuan agar tugas dan tanggung jawab sebagai lembaga riset tetap berjalan dengan baik, tanpa terganggu oleh masalah anggaran yang terbatas.

Komisi X DPR juga menyarankan agar BRIN terus menjaga fokus pada program-program riset yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, serta mendukung program-program yang berpotensi menghasilkan terobosan besar di bidang teknologi dan inovasi. Dengan demikian, meskipun harus mengadopsi efisiensi anggaran, BRIN tetap dapat menjalankan program-program yang memiliki dampak strategis terhadap kemajuan bangsa.

Perspektif Masa Depan: Meningkatkan Anggaran untuk Riset dan Inovasi

Dukungan terhadap riset dan inovasi harus menjadi prioritas utama dalam anggaran negara. Meskipun efisiensi anggaran diperlukan untuk menjaga keseimbangan fiskal, pemerintah perlu mempertimbangkan bahwa riset dan inovasi adalah pilar utama dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang bijaksana agar anggaran untuk riset dan inovasi tidak tergerus terlalu banyak.

Pada akhirnya, pemotongan anggaran yang terlalu drastis bisa berisiko merugikan kemajuan negara. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah dan DPR untuk terus berdialog mengenai alokasi anggaran yang tepat, khususnya yang terkait dengan sektor riset dan inovasi. Masyarakat, terutama para pelaku riset, berharap bahwa pemotongan anggaran tidak akan menghambat upaya-upaya besar yang tengah dilakukan oleh BRIN dan lembaga riset lainnya.

Kesimpulan

Pentingnya efisiensi anggaran dalam pelaksanaan APBN dan APBD memang tidak dapat dipungkiri. Namun, pemotongan anggaran yang terlalu besar, khususnya dalam sektor riset dan inovasi, dapat mengganggu tujuan jangka panjang untuk menciptakan daya saing dan kemajuan teknologi bangsa. Oleh karena itu, Komisi X DPR dan BRIN perlu bekerja sama untuk mencari solusi terbaik agar efisiensi anggaran tetap dapat diterapkan tanpa mengorbankan program riset yang memiliki dampak strategis bagi kemajuan Indonesia.

Dalam menghadapi tantangan anggaran yang semakin terbatas, BRIN dan seluruh pelaku riset harus terus berinovasi dan bekerja dengan efisien agar program-program riset yang ada tetap dapat berkontribusi pada pembangunan nasional. Dengan kolaborasi antara pemerintah, DPR, dan masyarakat ilmiah, Indonesia dapat terus maju dalam dunia riset dan teknologi, serta mencapai kemandirian yang lebih tinggi di masa depan.

penulis : Rizki

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *