Ethernet: Teknologi Jaringan yang Tak Lekang Oleh Zaman
Ethernet: Teknologi Jaringan yang Tak Lekang Oleh Zaman

Ethernet, sebuah nama yang mungkin sudah tak asing lagi bagi Anda yang berkecimpung di dunia teknologi informasi. Teknologi ini merupakan tulang punggung dari sebagian besar jaringan komputer di dunia, dari jaringan rumah kecil hingga jaringan perusahaan besar dan infrastruktur internet global. Kepopuleran dan daya tahan Ethernet bukan tanpa alasan; ia menawarkan kecepatan tinggi, keandalan, dan fleksibilitas yang membuatnya tetap relevan hingga saat ini. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang teknologi Ethernet, mulai dari sejarahnya, cara kerjanya, jenis-jenisnya, hingga kelebihan dan kekurangannya, serta perbandingan dengan teknologi jaringan lainnya.

Sejarah Singkat Ethernet:

Kisah Ethernet berawal pada tahun 1970-an di Xerox PARC (Palo Alto Research Center). Sebuah tim peneliti di sana mengembangkan sistem jaringan yang mereka beri nama “Ethernet,” terinspirasi dari istilah “ether,” sebuah medium hipotesis yang diyakini sebagai media perambatan gelombang cahaya. Tujuannya sederhana: menghubungkan berbagai komputer agar dapat saling berbagi data dan sumber daya. Desain awal Ethernet menggunakan kabel coaxial tebal, sebuah teknologi yang terbilang primitif jika dibandingkan dengan standar modern.

Pada tahun 1980, IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) menstandarisasi Ethernet dengan standar 802.3, yang menandai tonggak penting dalam perkembangan teknologi ini. Standarisasi ini memungkinkan interoperabilitas antar perangkat dari berbagai vendor, sehingga mendorong adopsi Ethernet secara luas. Sejak saat itu, Ethernet terus berevolusi, mengalami berbagai peningkatan kecepatan dan teknologi transmisi yang lebih efisien.

Cara Kerja Ethernet:

Ethernet menggunakan metode akses media Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection (CSMA/CD). Cara kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Carrier Sense: Sebelum mengirimkan data, perangkat Ethernet akan terlebih dahulu “mendengarkan” saluran transmisi untuk mendeteksi apakah ada perangkat lain yang sedang mengirimkan data. Jika saluran sedang sibuk, perangkat akan menunggu hingga saluran menjadi kosong.
  2. Multiple Access: Beberapa perangkat dapat terhubung ke jaringan Ethernet yang sama dan dapat mengirimkan data secara bersamaan, asalkan saluran tersebut tidak sedang sibuk.
  3. Collision Detection: Jika dua atau lebih perangkat mengirimkan data secara bersamaan, akan terjadi collision (tabrakan). Perangkat yang terlibat dalam tabrakan akan mendeteksi hal tersebut dan menghentikan transmisi data. Setelah menunggu periode waktu tertentu secara acak, perangkat akan mencoba mengirimkan data lagi. Proses ini akan berulang hingga data berhasil dikirimkan tanpa tabrakan.

Dalam implementasi modern, khususnya pada jaringan Ethernet yang lebih canggih seperti Gigabit Ethernet dan yang lebih tinggi, metode collision detection telah digantikan oleh metode switching, yang akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.

Jenis-jenis Ethernet:

Seiring perkembangan teknologi, Ethernet telah berevolusi menjadi berbagai jenis, yang dibedakan berdasarkan kecepatan transmisi data dan media transmisinya. Berikut beberapa jenis Ethernet yang umum digunakan:

  • 10BASE-T (10 Mbps): Ethernet dengan kecepatan 10 Mbps menggunakan kabel twisted-pair. Merupakan standar Ethernet tertua yang masih digunakan, namun kini sudah jarang ditemukan.
  • 100BASE-TX (100 Mbps): Ethernet dengan kecepatan 100 Mbps menggunakan kabel twisted-pair. Standar ini cukup populer pada era 1990-an dan 2000-an awal.
  • 1000BASE-T (Gigabit Ethernet, 1 Gbps): Ethernet dengan kecepatan 1 Gbps menggunakan kabel twisted-pair. Menjadi standar yang umum digunakan hingga saat ini untuk jaringan lokal.
  • 10GBASE-T (10 Gigabit Ethernet, 10 Gbps): Ethernet dengan kecepatan 10 Gbps menggunakan kabel twisted-pair. Digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi, seperti pusat data dan jaringan perusahaan besar.
  • 40GBASE-T dan 100GBASE-T: Ethernet dengan kecepatan 40 Gbps dan 100 Gbps. Masih relatif baru dan digunakan untuk aplikasi high-performance computing.

Selain kecepatan transmisi, Ethernet juga dibedakan berdasarkan media transmisinya, seperti kabel twisted-pair, kabel fiber optik, dan wireless (Ethernet over Wi-Fi).

Ethernet Switching:

Ethernet switching merupakan teknologi kunci yang meningkatkan kinerja dan efisiensi jaringan Ethernet modern. Alih-alih menggunakan metode CSMA/CD, switch Ethernet menggunakan alamat MAC (Media Access Control) untuk meneruskan data hanya ke perangkat tujuan. Hal ini menghilangkan kemungkinan terjadinya collision dan meningkatkan throughput jaringan secara signifikan. Switch Ethernet juga mendukung berbagai fitur canggih, seperti VLAN (Virtual LAN) untuk segmentasi jaringan dan QoS (Quality of Service) untuk prioritas lalu lintas data.

Kelebihan Ethernet:

  • Kecepatan tinggi: Ethernet menawarkan berbagai kecepatan transmisi data, mulai dari 10 Mbps hingga 100 Gbps dan lebih tinggi lagi.
  • Keandalan: Ethernet dikenal akan keandalannya dan jarang mengalami kegagalan.
  • Standarisasi: Standarisasi IEEE 802.3 memastikan interoperabilitas antar perangkat dari berbagai vendor.
  • Fleksibilitas: Ethernet mendukung berbagai media transmisi dan topologi jaringan.
  • Biaya terjangkau: Secara umum, Ethernet merupakan teknologi jaringan yang terjangkau.

Kekurangan Ethernet:

  • Jarak transmisi terbatas: Untuk kecepatan tinggi, jarak transmisi Ethernet dapat terbatas, terutama pada penggunaan kabel twisted-pair.
  • Kerentanan terhadap interferensi: Kabel twisted-pair rentan terhadap interferensi elektromagnetik.
  • Kompleksitas konfigurasi: Konfigurasi jaringan Ethernet yang besar dan kompleks dapat menjadi rumit.

Ethernet vs. Teknologi Jaringan Lain:

Ethernet sering dibandingkan dengan teknologi jaringan lain, seperti Wi-Fi dan Fiber Channel.

  • Ethernet vs. Wi-Fi: Wi-Fi menawarkan fleksibilitas dalam hal mobilitas, namun kecepatannya umumnya lebih rendah dan lebih rentan terhadap interferensi daripada Ethernet. Ethernet lebih cocok untuk aplikasi yang membutuhkan kecepatan dan keandalan tinggi, sedangkan Wi-Fi lebih cocok untuk akses internet nirkabel.
  • Ethernet vs. Fiber Channel: Fiber Channel merupakan teknologi jaringan yang digunakan terutama di lingkungan penyimpanan data, menawarkan kecepatan tinggi dan jarak transmisi yang lebih jauh. Namun, Fiber Channel umumnya lebih mahal dan lebih kompleks daripada Ethernet.

Kesimpulan:

Ethernet telah terbukti sebagai teknologi jaringan yang handal dan efisien selama beberapa dekade. Meskipun teknologi jaringan lain terus berkembang, Ethernet tetap menjadi pilihan utama untuk berbagai aplikasi, dari jaringan rumah hingga pusat data skala besar. Kecepatan tinggi, keandalan, fleksibilitas, dan standarisasinya membuat Ethernet menjadi tulang punggung infrastruktur jaringan modern dan diperkirakan akan tetap demikian dalam waktu yang cukup lama. Kemajuan berkelanjutan dalam kecepatan transmisi dan teknologi baru memastikan bahwa Ethernet akan terus berevolusi dan memenuhi kebutuhan jaringan yang terus berkembang di masa depan. Memahami prinsip kerja dan berbagai jenis Ethernet merupakan pengetahuan penting bagi siapa saja yang bekerja dalam bidang teknologi informasi.

Baca Juga : Andre Rosiade Tanggapi Viral DPR Terima Amplop Pertamina Saat Rapat

Penulis : Alif Nur Tauhidin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *