
Israel secara resmi memutuskan untuk keluar dari Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC), mengikuti langkah Amerika Serikat. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar, melalui platform X pada Rabu (5/2/2025).
Israel Tolak Partisipasi di UNHRC
Sa’ar menegaskan bahwa Israel tidak akan lagi berpartisipasi di UNHRC, sejalan dengan kebijakan yang telah diambil oleh Amerika Serikat sebelumnya. Ia menuduh bahwa badan PBB tersebut lebih banyak memberikan perlindungan kepada negara-negara pelanggar HAM, sekaligus membiarkan mereka bersembunyi dari tanggung jawab internasional.
Kritik terhadap UNHRC
Lebih lanjut, Sa’ar mengecam sikap UNHRC, yang menurutnya cenderung menyerang Israel dan justru menyebarkan propaganda antisemitisme daripada benar-benar memperjuangkan hak asasi manusia. Ia menilai bahwa lembaga tersebut lebih sering menargetkan negara demokrasi, khususnya Israel, dibandingkan menyoroti pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara-negara lain.
Israel Klaim Sebagai Satu-Satunya Negara Demokrasi di Timur Tengah
Dalam pernyataannya, Sa’ar juga menegaskan bahwa Israel adalah satu-satunya negara demokrasi di Timur Tengah. Keputusan untuk keluar dari UNHRC diambil sebagai bentuk protes terhadap perlakuan yang dianggap tidak adil terhadap Israel dalam berbagai forum internasional.
Keputusan ini semakin memperkuat hubungan antara Israel dan Amerika Serikat, yang sebelumnya telah lebih dulu menarik diri dari UNHRC akibat alasan serupa.
PENULIS MUHAMMAD FITRAH RAJASA