Judul: Orde Baru Pendidikan: Transformasi Pendidikan di Indonesia dan Dampaknya
Judul: Orde Baru Pendidikan: Transformasi Pendidikan di Indonesia dan Dampaknya

Pendahuluan

Pendidikan adalah salah satu sektor yang paling penting dalam membangun bangsa. Di Indonesia, sistem pendidikan telah mengalami berbagai perubahan sepanjang sejarah, termasuk pada masa Orde Baru. Masa pemerintahan Presiden Soeharto ini menyaksikan berbagai kebijakan yang berpengaruh besar terhadap arah pendidikan nasional. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai Orde Baru pendidikan, perubahan yang terjadi, serta dampak-dampaknya terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia.


Sejarah Singkat Orde Baru

Orde Baru adalah periode pemerintahan di Indonesia yang dimulai pada tahun 1966 setelah tumbangnya pemerintahan Orde Lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Kepala Angkatan Darat, menggeser Soekarno dan kemudian menjadi Presiden Indonesia yang kedua. Pemerintahan Orde Baru berlangsung selama lebih dari tiga dekade, yaitu dari 1966 hingga 1998.

Pada masa ini, stabilitas politik dan ekonomi menjadi prioritas utama, dan berbagai kebijakan dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembaruan sistem sosial. Pendidikan tidak terlepas dari upaya pemerintah Orde Baru untuk menciptakan masyarakat yang lebih terorganisir dan berpendidikan. Salah satu kebijakan yang paling menonjol adalah fokus pada pemerataan pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.


Kebijakan Pendidikan pada Masa Orde Baru

Masa Orde Baru di Indonesia ditandai oleh berbagai kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan sistem pendidikan di seluruh negara. Berikut adalah beberapa kebijakan utama yang diterapkan:

1. Pembangunan Infrastruktur Pendidikan

Salah satu fokus utama dari Orde Baru pendidikan adalah pembangunan infrastruktur pendidikan yang luas di seluruh Indonesia. Pemerintah berusaha untuk membangun lebih banyak sekolah, terutama di daerah-daerah terpencil yang sebelumnya tidak memiliki akses pendidikan yang memadai. Dengan membangun sekolah-sekolah baru, pemerintah berharap dapat meningkatkan angka partisipasi pendidikan di kalangan masyarakat Indonesia.

2. Pendidikan Wajib 9 Tahun

Pada tahun 1984, pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) mulai memberlakukan program wajib belajar selama 9 tahun. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan akses pendidikan dasar tanpa terkecuali. Kebijakan ini menjadi langkah besar dalam upaya pemerataan pendidikan di Indonesia, terutama untuk daerah-daerah yang sebelumnya tertinggal dalam hal akses pendidikan.

Baca Juga : Mengenal Jurusan Aktuaria:Kurikulum, Peluang Kerja, dan Tantangannya

3. Peningkatan Kualitas Pendidikan melalui Kurikulum Baru

Pemerintah Orde Baru juga mengembangkan berbagai kurikulum yang lebih terstruktur untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah pengembangan Kurikulum 1975 yang mengedepankan pendidikan kewarganegaraan, kesatuan nasional, serta pembangunan ekonomi dan teknologi. Kurikulum ini berusaha menyiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan pembangunan negara.

Pada saat yang sama, terdapat penekanan pada pendidikan agama, terutama agama Islam, untuk membentuk karakter dan moral generasi muda yang lebih baik. Selain itu, pendidikan juga dipengaruhi oleh kebutuhan pembangunan yang berlangsung pesat selama masa Orde Baru.

4. Pembentukan Lembaga Pendidikan Tinggi

Pada masa Orde Baru, pemerintah juga membentuk berbagai universitas negeri baru di berbagai daerah untuk meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat. Salah satu langkah signifikan adalah pendirian Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga pada tahun 1985 dan Universitas Islam Negeri di berbagai tempat lainnya. Hal ini bertujuan untuk mendukung perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memajukan berbagai sektor di Indonesia.


Dampak Positif dan Negatif dari Kebijakan Pendidikan Orde Baru

Meskipun kebijakan pendidikan Orde Baru membawa sejumlah dampak positif bagi masyarakat Indonesia, ada pula dampak negatif yang harus dihadapi hingga saat ini. Berikut ini adalah beberapa dampak yang dapat diamati:

Dampak Positif:

  1. Peningkatan Akses Pendidikan
    Salah satu dampak positif terbesar dari kebijakan Orde Baru adalah peningkatan akses pendidikan di Indonesia. Program wajib belajar 9 tahun berhasil menurunkan angka buta huruf secara signifikan, serta meningkatkan jumlah penduduk yang mampu membaca dan menulis. Pembangunan sekolah dan kampus juga memberikan lebih banyak peluang bagi anak-anak di daerah terpencil untuk memperoleh pendidikan.
  2. Stabilitas dan Peningkatan Ekonomi
    Pendidikan yang lebih merata memberikan dasar yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan pendidikan yang lebih baik, anak-anak Indonesia dapat mempersiapkan diri untuk berkarier di berbagai sektor industri, yang pada gilirannya mendukung pembangunan ekonomi nasional.
  3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
    Kebijakan pendidikan Orde Baru memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mendapatkan pendidikan formal yang lebih baik. Dengan itu, kualitas sumber daya manusia Indonesia juga meningkat, meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi.

Baca Juga : Mengenal Jurusan Ilmu Ekonomi: Kurikulum Peluang Kerja’ dan Tantangannya

Dampak Negatif:

  1. Pendidikan yang Terpusat dan Terkontrol Ketat
    Salah satu kekurangan dari sistem pendidikan pada masa Orde Baru adalah terlalu terpusatnya kontrol pendidikan. Kurikulum yang diterapkan seringkali terlalu fokus pada pembentukan kesadaran politik dan nasionalisme tanpa memberikan ruang bagi kebebasan berpikir atau perbedaan pandangan. Hal ini mengekang kreativitas dan perkembangan pemikiran kritis di kalangan pelajar.
  2. Kesenjangan Kualitas Pendidikan Antardaerah
    Meskipun terdapat upaya untuk meningkatkan akses pendidikan di seluruh Indonesia, kenyataannya kualitas pendidikan antar daerah tetap tidak merata. Daerah-daerah yang lebih berkembang cenderung memiliki sekolah dengan fasilitas dan tenaga pengajar yang lebih baik, sementara daerah terpencil masih kekurangan sumber daya yang memadai.
  3. Kurangnya Pendidikan Kewirausahaan dan Soft Skills
    Fokus utama pada pendidikan teknis dan akademik membuat pendidikan kewirausahaan dan pengembangan soft skills menjadi kurang diperhatikan. Padahal, kemampuan ini sangat penting untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif.

Perkembangan Pendidikan Pasca-Orde Baru

Setelah berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada tahun 1998, sistem pendidikan Indonesia mengalami berbagai reformasi. Salah satu perubahan besar adalah penguatan otonomi daerah yang memberikan keleluasaan bagi setiap daerah untuk mengembangkan sistem pendidikannya sendiri. Selain itu, kurikulum juga mulai lebih mengedepankan pengembangan kreativitas dan berpikir kritis.

Meski demikian, dampak dari kebijakan pendidikan Orde Baru masih dapat dirasakan hingga saat ini. Beberapa hal yang dibangun selama Orde Baru, seperti program wajib belajar 9 tahun, terus berlanjut dan telah mengalami pembaruan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan zaman. Namun, tantangan besar masih ada, terutama dalam hal pemerataan kualitas pendidikan dan pengembangan pendidikan berbasis teknologi dan kewirausahaan.


Kesimpulan

Orde Baru pendidikan membawa banyak perubahan signifikan dalam sistem pendidikan Indonesia. Dengan kebijakan-kebijakan seperti pembangunan infrastruktur pendidikan, program wajib belajar 9 tahun, dan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan, Indonesia mampu membuat kemajuan besar dalam hal akses pendidikan. Namun, sistem pendidikan yang terpusat dan kesenjangan kualitas antar daerah tetap menjadi tantangan besar yang harus diatasi di masa depan.

Reformasi pendidikan pasca-Orde Baru memberikan harapan baru dalam memperbaiki sistem pendidikan Indonesia, dengan fokus pada pengembangan kreativitas, berpikir kritis, dan kewirausahaan. Dengan terus memperbaiki kualitas pendidikan di seluruh Indonesia, diharapkan generasi mendatang dapat menghadapi tantangan dunia global dengan lebih siap dan mampu memberikan kontribusi positif bagi negara.

Penulis : Ni putu keisya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *