artikel

Kesalahan Umum dalam Menulis Artikel SEO dan Cara Menghindarinya

Menulis artikel SEO-friendly tidak sekadar menambahkan kata kunci di sana-sini lalu berharap bisa tampil di halaman pertama Google. Faktanya, banyak penulis atau blogger yang tanpa sadar melakukan kesalahan-kesalahan umum dalam praktik SEO yang justru merugikan performa artikel mereka.

Kalau kamu merasa sudah menulis dengan baik, tapi artikel tetap sepi pembaca dari mesin pencari, bisa jadi ada yang salah dalam teknik SEO yang kamu gunakan. Nah, artikel ini akan membahas beberapa kesalahan umum dalam menulis artikel SEO sekaligus memberikan solusi praktis untuk menghindarinya.


Apa Saja Kesalahan SEO yang Paling Sering Terjadi?

Berikut ini daftar kesalahan yang sering dijumpai dalam penulisan artikel SEO, baik oleh pemula maupun yang sudah berpengalaman:

  1. Terlalu Memaksakan Kata Kunci (Keyword Stuffing)
    Banyak yang berpikir bahwa semakin sering kata kunci ditulis, maka semakin bagus. Padahal, penggunaan berlebihan justru membuat artikel terasa tidak alami dan bisa dianggap spam oleh Google.
  2. Tidak Menggunakan Heading dengan Benar
    Struktur artikel yang tidak memakai heading (H2, H3) atau menggunakannya secara asal bisa menyulitkan mesin pencari memahami isi konten.
  3. Judul Tidak Menarik dan Tidak Mengandung Kata Kunci
    Judul yang tidak mengandung keyword utama akan menyulitkan artikel untuk muncul di hasil pencarian. Apalagi jika judulnya terlalu umum atau membingungkan.
  4. Meta Deskripsi Tidak Diperhatikan
    Meta deskripsi sering diabaikan atau malah diisi secara otomatis. Padahal bagian ini sangat penting untuk menarik klik dari pengguna Google.
  5. Konten Tidak Relevan atau Tidak Menjawab Kebutuhan Pembaca
    Artikel yang hanya mengejar panjang kata tapi tidak memberikan informasi yang dibutuhkan justru akan meningkatkan bounce rate.
  6. Tidak Menyisipkan Internal dan Eksternal Link
    Tanpa tautan ke artikel lain di blogmu atau referensi luar, artikel bisa dianggap “terisolasi” dan kurang mendalam.

Baca Juga: Pengertian Pendidikan: Esensi, Tujuan, dan Pentingnya dalam Kehidupan

Bagaimana Cara Menangani Keyword Stuffing?

Keyword stuffing terjadi ketika kamu terlalu sering menuliskan kata kunci secara berulang-ulang dan tidak alami. Ini bisa merusak pengalaman pembaca dan membuat Google menganggap artikelmu sebagai spam.

Solusinya:

  • Gunakan sinonim atau variasi kata kunci (LSI keyword).
  • Masukkan kata kunci secara natural dalam kalimat.
  • Fokus pada menjawab maksud pencarian (search intent), bukan sekadar mengulang kata.

Contoh:
Alih-alih menulis “tips menabung untuk pelajar” lima kali dalam satu paragraf, cukup tulis satu kali, lalu variasikan dengan “cara hemat uang bagi siswa” atau “strategi finansial anak sekolah”.


Kenapa Struktur Heading Itu Penting?

Mesin pencari membaca struktur kontenmu dari heading. Tanpa struktur yang rapi, artikelmu bisa tampak berantakan dan sulit dipahami, baik oleh Google maupun pembaca.

Solusinya:

  • Gunakan H1 untuk judul utama (biasanya otomatis).
  • Gunakan H2 untuk subjudul besar.
  • Gunakan H3 untuk poin-poin di bawah subjudul jika perlu.

Contoh struktur:

yamlCopyEditH1: Cara Menabung untuk Pelajar
 H2: Kenapa Menabung Itu Penting?
 H2: Bagaimana Cara Menabung Meskipun Uang Saku Terbatas?
  H3: Gunakan Celengan Harian
  H3: Catat Pengeluaran Rutin

Baca Juga: Apa Itu NAT dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Bagaimana Cara Menulis Konten yang Relevan dan Bernilai?

Artikel yang hanya fokus pada panjang teks tapi tidak memberi informasi yang berarti akan cepat ditinggalkan pembaca. Google pun bisa mendeteksi durasi kunjungan dan tingkat interaksi pengunjung.

Solusinya:

  • Pahami siapa target pembacamu.
  • Jawab pertanyaan yang sering mereka ajukan.
  • Tambahkan data, contoh, atau tips praktis yang bisa langsung dipraktikkan.

Ciri konten yang bernilai:

  • Menyelesaikan masalah pembaca.
  • Disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami.
  • Tidak bertele-tele dan langsung ke inti pembahasan.

Apa Peran Meta Deskripsi dan Bagaimana Menulisnya?

Meta deskripsi muncul di bawah judul di hasil pencarian Google. Walau tidak langsung memengaruhi ranking, deskripsi ini sangat penting untuk mendorong orang mengklik link ke artikelmu.

Solusinya:

  • Tulis meta deskripsi manual, jangan biarkan kosong.
  • Panjang ideal: 140–160 karakter.
  • Sertakan kata kunci utama.
  • Gunakan kalimat ajakan atau ringkasan isi artikel yang menarik.

Contoh meta deskripsi:
“Pelajari 7 cara menabung yang efektif untuk pelajar, lengkap dengan tips praktis yang bisa langsung diterapkan di kehidupan sehari-hari.”

Penulis: Vanesha Virandhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *