Laporan CPI Dapat Menstabilkan Suku Bunga

Minggu ini menjadi momen penting bagi pasar keuangan dengan sejumlah data ekonomi yang akan dirilis. Salah satu yang paling ditunggu adalah laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) inti pada hari Rabu. Para analis memperkirakan CPI inti akan meningkat 0,3% bulan ke bulan, naik dari 0,2% sebelumnya. Secara tahunan, CPI inti diperkirakan akan naik 3,1%, sedikit turun dari 3,2% bulan lalu.
CPI utama juga diprediksi naik 0,3%, turun dari 0,4% pada bulan sebelumnya, dengan kenaikan tahunan yang stabil di angka 2,9%.
Jadwal Rilis Data Ekonomi Pekan Ini
- Rabu, 12 Februari 2025: CPI Inti dan CPI Utama
- Kamis, 13 Februari 2025: PPI (Indeks Harga Produsen)
- Jumat, 14 Februari 2025: Data Penjualan Ritel
- Lelang Obligasi:
- Selasa, 11 Februari – Treasury note 3 tahun
- Rabu, 12 Februari – Treasury note 10 tahun
- Kamis, 13 Februari – Treasury note 30 tahun
Dampak Laporan Pekerjaan yang Kuat terhadap Pasar
Laporan pekerjaan minggu lalu menunjukkan data yang lebih kuat dari perkiraan. Revisi benchmark bulan sebelumnya naik signifikan dari 256.000 menjadi 307.000. Meskipun laporan terbaru menunjukkan penambahan tenaga kerja sebesar 143.000, yang lebih rendah dari perkiraan 170.000, revisi ke atas dari bulan sebelumnya membantu menyeimbangkan angka tersebut.
Tingkat pengangguran turun menjadi 4,0%, lebih baik dari perkiraan 4,1%. Sementara itu, pendapatan rata-rata per jam meningkat 0,5%, jauh di atas estimasi 0,3%. Secara tahunan, pendapatan meningkat 4,1%, mengalahkan ekspektasi sebesar 3,8%. Hal ini menandakan pasar tenaga kerja yang tetap kuat, yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga The Fed.
Ekspektasi Inflasi dan Implikasinya terhadap Kebijakan The Fed
Ekspektasi inflasi yang diukur oleh Universitas Michigan melonjak menjadi 4,3% dari 3,3% bulan sebelumnya. Ekspektasi inflasi lima tahun naik menjadi 3,3%, yang menandakan adanya peningkatan tekanan inflasi.
Inflasi sering kali bersifat psikologis; ketika konsumen memperkirakan harga akan naik, mereka cenderung membelanjakan lebih cepat. Jika ekspektasi inflasi terus meningkat, The Fed mungkin menghadapi tantangan dalam menstabilkan suku bunga.
Data swap inflasi dua tahun juga menunjukkan kekhawatiran yang meningkat, dengan kenaikan ke level 2,64%. Jika angka ini menembus 2,70%, ini bisa menjadi sinyal bahwa inflasi dapat naik ke level 3,0% dalam waktu dekat.
Imbal Hasil Obligasi dan Dampaknya terhadap Pasar Saham
Pada hari Jumat, imbal hasil Treasury 10 tahun naik ke 4,5%. Level retracement Fibonacci 61,8% masih bertahan sebagai support, dan jika imbal hasil ini meningkat lebih lanjut, bisa menjadi sinyal peringatan bagi investor.
Sementara itu, indeks saham utama seperti S&P 500 dan Nasdaq menunjukkan pola penurunan dengan level tertinggi yang semakin rendah. Indeks sektor perumahan (HGX) turun hampir 3% pada hari Jumat, menunjukkan betapa sensitifnya sektor ini terhadap kenaikan suku bunga.
Kesimpulan: Laporan CPI dan Arah Kebijakan Suku Bunga
Laporan CPI minggu ini akan menjadi faktor penting dalam menentukan arah kebijakan moneter The Fed. Jika angka inflasi lebih tinggi dari perkiraan, pasar dapat berekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Sebaliknya, jika inflasi lebih rendah, kemungkinan pemotongan suku bunga bisa kembali dipertimbangkan.
Data ekonomi minggu ini juga akan mempengaruhi kontrak futures suku bunga The Fed untuk Desember 2025, yang saat ini berada di 3,98%. Jika laporan CPI lebih rendah dari perkiraan, kontrak ini dapat bergerak kembali ke atas 4,0%, mengindikasikan ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap stabil dalam beberapa bulan ke depan.
Pantau terus perkembangan data ekonomi untuk memahami bagaimana pasar akan bereaksi terhadap kebijakan moneter The Fed!
PENULIS MUHAMMAD FITRAH RAJASA