Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), memaksa layanan kesehatan di Puskesmas Boru untuk dipindahkan sementara ke Posko Lapangan Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena. Keputusan ini diambil setelah status gunung tersebut meningkat dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas), yang menandakan ancaman erupsi yang lebih besar dan berbahaya bagi warga sekitar.

Peningkatan Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki

Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sejak Kamis, 13 Februari 2025, Gunung Lewotobi Laki-Laki mencatat 43 kali gempa letusan/erupsi, 987 kali gempa hembusan, 388 kali gempa harmonik, serta beberapa jenis gempa lainnya. Cahaya pijar yang terlihat di sekitar puncak gunung mengindikasikan adanya pergerakan lava menuju permukaan, memperkuat indikasi bahwa suplai magma terus berlangsung dan tekanan dari dalam gunung semakin meningkat.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa rekahan yang terbentuk di sisi barat laut puncak berpotensi mempercepat terjadinya erupsi. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari aktivitas dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi serta sektoral barat daya-timur laut sejauh tujuh kilometer.

Alasan Pemindahan Layanan Puskesmas Boru

Menurut Kepala Puskesmas Boru, Andrea Maria Andrina Masni, langkah ini dilakukan demi keselamatan tenaga kesehatan dan masyarakat sekitar. Berdasarkan peta rawan bencana (KRB), Puskesmas Boru berada dalam sektor barat daya yang masuk dalam zona berbahaya dengan jarak sekitar tujuh kilometer dari pusat erupsi.

“Setelah peningkatan status ke Awas, saya langsung berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan. Dalam peta, Puskesmas Boru memang berada di kawasan rawan bencana, sehingga keputusan pemindahan layanan kesehatan harus segera diambil,” ujar Masni.

Alternatif Layanan Kesehatan bagi Warga

Meski Puskesmas Boru dipindahkan sementara, layanan kesehatan bagi warga tetap tersedia. Warga Desa Boru dapat mengakses layanan kesehatan di Polindes Boru Kedang, sementara masyarakat dari desa lain di Kecamatan Wulanggitang yang tidak masuk dalam KRB masih dapat berobat ke polindes dan poskesdes masing-masing.

“Desa-desa lain tetap buka pelayanan kesehatan. Masyarakat bisa berobat seperti biasa, dan tenaga kesehatan desa juga tetap siap siaga di polindes dan poskesdes masing-masing,” jelas Masni.

Dampak Erupsi bagi Warga dan Fasilitas Umum

Erupsi Gunung Lewotobi tidak hanya berdampak pada layanan kesehatan, tetapi juga pada aspek lain dalam kehidupan masyarakat, seperti:

  1. Evakuasi Warga
    • Ratusan warga yang berada dalam zona berbahaya telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
    • Pemerintah menyiapkan posko pengungsian dengan fasilitas logistik dan kesehatan.
  2. Gangguan Infrastruktur
    • Beberapa jalan utama tertutup oleh material vulkanik, sehingga menghambat mobilitas warga.
    • Jaringan listrik di beberapa wilayah terdampak mengalami pemadaman sementara.
  3. Ancaman Kesehatan
    • Abu vulkanik berpotensi menyebabkan gangguan pernapasan bagi warga.
    • Dinas Kesehatan dan tim medis memberikan masker serta pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pengungsi.

Langkah Pemerintah dalam Menangani Krisis

Pemerintah Kabupaten Flores Timur bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan dinas terkait telah melakukan berbagai upaya mitigasi guna mengurangi dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain:

  • Koordinasi dengan BMKG dan Badan Geologi
    • Pemerintah terus memantau perkembangan aktivitas gunung berapi melalui laporan dari Badan Geologi dan BMKG.
  • Penyediaan Posko Pengungsian
    • Sejumlah posko pengungsian telah didirikan di lokasi-lokasi strategis untuk menampung warga terdampak.
    • Posko dilengkapi dengan kebutuhan pokok seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan.
  • Penyuluhan Kesehatan bagi Warga
    • Tenaga medis memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara melindungi diri dari paparan abu vulkanik.
    • Pemerintah membagikan masker dan menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis di lokasi pengungsian.
  • Pemulihan Infrastruktur
    • Tim teknis sedang bekerja untuk membersihkan jalan yang tertutup material vulkanik.
    • PLN melakukan upaya pemulihan jaringan listrik di daerah terdampak.

Harapan dan Tindakan ke Depan

Kepala Puskesmas Boru menegaskan bahwa layanan kesehatan akan kembali normal setelah kondisi dinyatakan aman dan sesuai arahan dari pemerintah. Sementara itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang guna menghindari risiko lebih lanjut akibat erupsi.

“Kami berharap kondisi segera membaik sehingga layanan Puskesmas Boru dapat kembali berjalan normal. Keselamatan warga adalah prioritas utama kami,” ujar Masni.

Selain itu, pemerintah terus menggalang bantuan dari berbagai pihak untuk memastikan kebutuhan warga terdampak tetap terpenuhi selama masa tanggap darurat berlangsung.

Kesimpulan

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang meningkat ke Level IV Awas telah memaksa pemindahan sementara layanan Puskesmas Boru ke Posko Lapangan Desa Kobasoma. Keputusan ini diambil sebagai langkah mitigasi untuk memastikan keselamatan tenaga kesehatan dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan medis.

Meskipun Puskesmas Boru dipindahkan, layanan kesehatan tetap tersedia di polindes dan poskesdes bagi warga yang membutuhkan. Pemerintah dan berbagai instansi terkait terus berupaya mengatasi dampak erupsi dengan penyediaan tempat pengungsian, layanan kesehatan darurat, serta pemulihan infrastruktur yang terdampak.

Dalam situasi seperti ini, kesiapsiagaan dan koordinasi yang baik antara masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan agar dampak bencana dapat diminimalisir dan proses pemulihan dapat berjalan dengan lancar. Semoga kondisi segera membaik dan masyarakat dapat kembali menjalani kehidupan normal dengan aman dan sehat.

tri kurnia aji m.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *