Liu Jiakun Raih Penghargaan Pritzker 2025: Arsitek Tiongkok yang Menggabungkan Tradisi dan Modernitas
Arsitek asal Tiongkok, Liu Jiakun, telah resmi diumumkan sebagai pemenang Penghargaan Arsitektur Pritzker 2025, penghargaan bergengsi yang sering disebut sebagai “Hadiah Nobel dalam bidang arsitektur”. Liu, yang berasal dari Chengdu, Sichuan, dikenal dengan pendekatan desainnya yang menggabungkan elemen tradisional Tiongkok dengan konsep modern, menciptakan karya yang mencerminkan harmoni antara masa lalu dan masa kini.
Perjalanan Karier Liu Jiakun
Liu Jiakun lahir di Chengdu pada tahun 1956 dan tumbuh di lingkungan rumah sakit besar tempat ibunya bekerja sebagai dokter penyakit dalam. Pengalaman masa kecilnya, yang sering menghabiskan waktu di lorong-lorong bangunan batu bata dan atap rumah sakit, memberinya perspektif unik tentang ruang dan struktur kota.
Setelah menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1982, Liu bekerja di sebuah firma arsitektur milik negara di Tibet. Namun, selain menjadi seorang arsitek, Liu juga memiliki minat besar dalam dunia sastra. Ia bahkan sempat mempertimbangkan untuk menjadi seorang penulis sebelum akhirnya memilih untuk mendalami arsitektur lebih dalam.
Filosofi Desain: “Seperti Air”
Dalam pernyataan resminya kepada Yayasan Hyatt sebagai penyelenggara Penghargaan Pritzker, Liu Jiakun mengungkapkan filosofi desainnya dengan ungkapan, “Saya selalu bercita-cita menjadi seperti air. Menembus suatu tempat tanpa membawa bentuk saya sendiri yang tetap, dan meresap ke dalam lingkungan setempat dan tempat itu sendiri.”
Pendekatan ini tercermin dalam berbagai karyanya yang selalu beradaptasi dengan kondisi sosial dan budaya setempat. Liu tidak hanya mendesain bangunan, tetapi juga menciptakan ruang yang berfungsi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat sekitarnya.
West Village: Contoh Integrasi Arsitektur dan Budaya
Salah satu karya paling terkenal Liu Jiakun adalah West Village, sebuah kompleks komersial yang dibangun di Chengdu pada tahun 2015. Proyek ini memenuhi seluruh blok kota dengan bangunan modern yang berpadu dengan jalur sepeda, monumen, dan jalur pejalan kaki.
Dalam proyek ini, Liu berusaha menciptakan ruang publik yang tidak hanya fungsional tetapi juga mencerminkan filosofi hidup masyarakat setempat. West Village adalah contoh bagaimana arsitektur dapat menjadi alat untuk memperkaya budaya perkotaan tanpa menghilangkan esensi tradisionalnya.
Kesamaan antara Arsitektur dan Sastra
Liu Jiakun tidak hanya dikenal sebagai arsitek tetapi juga sebagai seorang penulis yang telah menerbitkan beberapa buku. Dalam wawancara dengan NPR, Liu menjelaskan bahwa menulis dan arsitektur memiliki banyak kesamaan.
“Menulis memberikan saya lebih banyak perspektif. Observasi tentang masyarakat dan perilaku manusia sangat penting dalam arsitektur. Seperti dalam sastra, arsitektur juga memiliki awal, akhir, klimaks, dan pembangunan narasi yang kuat.”
Pendekatan ini membuat karya-karyanya memiliki nilai lebih dari sekadar desain estetika, tetapi juga membawa makna mendalam yang menggambarkan interaksi manusia dengan ruang dan lingkungannya.
Pritzker 2025: Penghargaan yang Layak Diterima
Penghargaan Pritzker telah diberikan sejak tahun 1979 kepada arsitek yang memberikan kontribusi luar biasa dalam dunia arsitektur. Liu Jiakun bergabung dengan jajaran arsitek ternama dunia yang telah menerima penghargaan ini, termasuk Zaha Hadid, Rem Koolhaas, dan Tadao Ando.
Dengan memenangkan Penghargaan Pritzker 2025, Liu Jiakun semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu arsitek paling berpengaruh di dunia. Penghargaan ini tidak hanya mengakui pencapaian arsitekturnya tetapi juga filosofi desainnya yang menekankan pada integrasi budaya, sosial, dan lingkungan dalam setiap proyek yang ia kerjakan.
Kesimpulan
Keberhasilan Liu Jiakun dalam meraih Penghargaan Pritzker 2025 merupakan bukti bahwa arsitektur tidak hanya tentang membangun struktur fisik, tetapi juga tentang memahami manusia dan lingkungannya. Dengan pendekatannya yang unik dan filosofinya yang mendalam, Liu telah menciptakan karya-karya yang tidak hanya indah tetapi juga bermakna bagi masyarakat yang menggunakannya.
Di era modern ini, Liu Jiakun membuktikan bahwa arsitektur masih dapat menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi, sejarah dan masa depan, manusia dan lingkungannya. Pritzker 2025 bukan hanya kemenangan bagi Liu, tetapi juga bagi dunia arsitektur yang terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
Penulis: M. Rizki