Louis Schaub: Pahlawan Euro yang Kembali Bersinar untuk SK Rapid
Louis Schaub sekali lagi membuktikan dirinya sebagai pahlawan bagi SK Rapid setelah mencetak gol penentu dalam kemenangan dramatis melawan Banja Luka di babak 16 besar. Berkat golnya di menit ke-96, Rapid berhasil melaju ke perempat final, membangkitkan kembali kenangan kejayaan “Euro-Louis” dalam kompetisi Eropa.
Perjalanan Panjang Seorang Euro-Louis
Debut Louis Schaub di Bundesliga Austria terjadi pada 18 Agustus 2012. Saat itu, ia baru berusia 17 tahun dan langsung menjadi starter dalam pertandingan melawan SK Sturm di stadion Hanappi. Rapid dipimpin oleh kapten legendaris Steffen Hofmann, yang setelah pertandingan dengan percaya diri mengatakan, “Dia akan menjadi pemain besar.” Kata-kata Hofmann terbukti benar. Schaub melanjutkan kariernya ke level internasional, bermain di Jerman, dan membela tim nasional Austria.
Sebagai pemain muda berbakat, Schaub memiliki reputasi sebagai pemain yang sering mencetak gol penting di pentas Eropa. Bahkan sebelum kompetisi seperti UEFA Conference League ada, ia sudah menunjukkan ketajamannya di turnamen antarklub Eropa. Kini, pada usia 30 tahun, ia kembali ke Rapid dan masih memiliki insting tajam yang membawa klubnya ke babak perempat final kompetisi Eropa.
Kemenangan Dramatis Melawan Banja Luka
Dalam pertandingan leg kedua babak 16 besar melawan FK Borac Banja Luka, Schaub memimpin Rapid sebagai kapten. Sejak menit pertama, Rapid menunjukkan dominasinya dengan berbagai peluang berbahaya. Schaub hampir saja membawa timnya unggul di menit pertama, tetapi tembakannya hanya membentur mistar gawang. “Saya sepertinya lupa bahwa saya adalah ‘Euro-Louis’ di menit pertama,” canda Schaub setelah pertandingan.
Namun, Schaub menebus kegagalannya di awal laga dengan sebuah gol spektakuler di menit ke-96. Dengan sebuah sepakan melengkung ke tiang jauh, ia memastikan kemenangan 2-1 bagi Rapid, mengantarkan tim ke perempat final untuk pertama kalinya sejak tahun 1996.
Steffen Hofmann: Seorang Visioner yang Selalu Percaya
Setelah pertandingan, salah satu orang pertama yang memberikan selamat kepada Schaub adalah Steffen Hofmann. “Saya sudah tahu sejak 2012 bahwa dia akan menjadi pemain besar,” kata Hofmann sambil tersenyum. Schaub sendiri mengakui bahwa ia seharusnya mencetak gol lebih awal dan menghindarkan timnya dari keharusan bermain hingga perpanjangan waktu.
Pelatih Rapid, Robert Klauß, juga mengakui bahwa kemenangan ini tidak mudah. “Kami menciptakan lebih dari 30 peluang, memiliki lebih dari 20 tendangan sudut, dan memiliki nilai Expected Goals (xG) lebih dari 4. Kami benar-benar bekerja keras untuk kemenangan ini,” ujar Klauß.
Tantangan Berikutnya: Djurgarden di Perempat Final
Dengan kemenangan ini, Rapid akan menghadapi Djurgarden dari Swedia di babak perempat final. Djurgarden menunjukkan ketangguhannya dengan mengalahkan FC Pafos setelah tertinggal di leg pertama. Jika Rapid berhasil melangkah lebih jauh, mereka berpotensi menghadapi lawan berat seperti Chelsea atau Legia di semifinal.
Para penggemar Rapid kini kembali menghidupkan harapan untuk menyaksikan kejayaan timnya di Eropa. Dengan “Euro-Louis” di barisan mereka, tidak ada yang tidak mungkin.
Penulis: M. Rizki