Masa Depan Interaksi Sosial: Apakah Metaverse Menggantikan Media Sosial Tradisional?

Bayangkan, alih-alih menonton story Instagram atau scrolling timeline Facebook, kamu bisa benar-benar “hadir” bersama teman-teman di ruang digital. Duduk berdampingan dalam konser virtual, berdiskusi lewat avatar 3D, atau sekadar jalan-jalan bareng di kota virtual. Semua itu bukan lagi sekadar fantasi—ini realita baru di dunia Metaverse.
Pertanyaannya sekarang: apakah Metaverse benar-benar akan menggantikan media sosial seperti yang kita kenal sekarang? Atau justru keduanya akan hidup berdampingan dalam versi yang lebih canggih?
Apa Bedanya Media Sosial Tradisional dan Metaverse?
Sebelum membandingkan, kita perlu tahu karakter masing-masing.
Media Sosial Tradisional:
- Berbasis teks, foto, dan video
- Interaksi dilakukan lewat layar (komentar, likes, stories)
- Platform populer: Instagram, Facebook, TikTok, Twitter/X
Metaverse:
- Berbasis dunia virtual tiga dimensi (3D)
- Interaksi lebih imersif dan real-time melalui avatar
- Platform seperti Horizon Worlds, Decentraland, Roblox, Spatial
Perbedaan paling mencolok terletak pada level kedalaman interaksi. Jika media sosial tradisional membuat kita menatap layar, Metaverse memungkinkan kita masuk ke dalamnya.
Baca Juga : Pekerjaan Sampingan untuk Mahasiswa yang Menghasilkan Uang
Apakah Orang Benar-Benar Mulai Bersosialisasi di Metaverse?
Ya, dan tren ini makin kuat. Pengguna mulai beralih ke ruang virtual untuk:
- Nongkrong dengan teman dari berbagai negara
- Nonton konser bareng avatar lainnya
- Menghadiri pesta ulang tahun digital
- Belajar, bekerja, atau meeting dalam bentuk 3D
Bahkan, beberapa influencer digital kini hanya eksis di Metaverse. Mereka punya jutaan pengikut, tampil dalam kampanye brand, dan melakukan interaksi layaknya selebgram dunia nyata.
Contoh lainnya, ZEPETO (platform sosial berbasis avatar) digunakan oleh jutaan Gen Z di Asia untuk hangout virtual dan pamer fashion digital.
Apa Kelebihan Sosial Metaverse Dibanding Media Sosial Lama?
Metaverse punya kelebihan yang membuatnya menarik sebagai “generasi berikutnya” dari media sosial:
1. Interaksi Lebih Realistis dan Imersif
Daripada cuma chatting, kamu bisa berbicara langsung lewat avatar, bahkan membaca bahasa tubuh orang lain secara digital.
2. Ekspresi Diri Lebih Bebas
Avatar bisa didandani sesuai mood, bahkan jadi karakter fantasi. Pakaian digital, NFT, dan ruang virtual jadi alat ekspresi yang lebih seru.
3. Tidak Terbatas oleh Waktu dan Tempat
Kamu bisa “bertemu” teman dari belahan dunia lain tanpa tiket pesawat, hanya dengan satu klik di headset VR atau browser.
4. Kepemilikan Digital
Berbeda dengan media sosial tradisional, di Metaverse kamu bisa benar-benar memiliki item digital (tanah, pakaian, rumah virtual) berkat teknologi blockchain.
Baca Juga : Apa Itu NAT dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Tapi, Apakah Metaverse Akan Menggantikan Media Sosial Sepenuhnya?
Jawabannya: belum tentu.
Meskipun Metaverse punya banyak kelebihan, ada beberapa tantangan yang masih membuat media sosial lama tetap relevan:
1. Akses Teknologi
Tidak semua orang punya perangkat VR atau koneksi internet cepat untuk menjelajahi Metaverse. Media sosial masih lebih mudah diakses lewat ponsel biasa.
2. Kebutuhan Interaksi Cepat
Kalau hanya ingin mengirim pesan cepat, melihat update teman, atau sekadar scroll 5 menit sebelum tidur, media sosial tradisional masih jadi pilihan utama.
3. Kenyamanan dan Kebiasaan
Banyak orang sudah terbiasa dengan format media sosial seperti Instagram dan TikTok. Perubahan ke dunia 3D perlu waktu dan adaptasi.
Bagaimana Masa Depan Interaksi Sosial Akan Berkembang?
Yang paling mungkin terjadi adalah media sosial akan berevolusi, bukan tergantikan sepenuhnya. Beberapa prediksi:
- Instagram dan TikTok bisa menambahkan fitur avatar atau ruang virtual
- Facebook (Meta) sudah mulai menggabungkan Horizon Worlds dengan fitur sosial tradisional
- Influencer akan punya dua versi: fisik dan virtual
- Event digital seperti konser, talkshow, dan meet-and-greet akan makin sering diadakan di Metaverse
Artinya, ke depan, kita mungkin akan hidup dalam dua dunia: fisik dan digital. Dan keduanya saling melengkapi.
Penulis : Emi Kurniasih.