Muktamar Muhammadiyah Diskusikan Fenomena Rezimentasi Agama
Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah akan dilaksanakan di Solo pada tanggal 18-20 November 2022, dengan rencana pembukaan yang dilakukan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Dalam muktamar kali ini, Muhammadiyah akan mengeksplorasi berbagai isu strategis terkait keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Materi-materi untuk muktamar telah disiapkan sejak tiga bulan lalu dan telah dibagikan dalam bentuk file elektronik kepada para peserta serta disusun dalam format buku.
baca juga: Panduan Lengkap Menyusun Surat Lamaran Kerja dan Contoh Terbaiknya
Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, menjelaskan bahwa persiapan muktamar diatur dengan sistem yang terstandarisasi. “Walaupun banyak yang merasa muktamar Muhammadiyah terlihat tenang, semangat kita tetap tinggi ketika membahas program-program,” ujar Mu’ti saat pertemuan dengan pimpinan redaksi dan perwakilan media massa nasional di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, pada Senin (7/11).
Mu’ti juga menegaskan bahwa dalam muktamar kali ini, Muhammadiyah tidak akan merekomendasikan nama calon presiden atau wakil presiden, sesuai dengan tradisi Muhammadiyah. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, yang mengikuti pertemuan secara daring, mengimbau agar para politisi dalam Pemilu 2024 bertindak sebagai negarawan, mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, atau kroni. Haedar berharap agar kejadian pahit pada Pemilu 2019 tidak terulang, dan Pemilu 2024 dapat menjadi momen penting untuk kemajuan bersama.
baca juga: Panduan Lengkap Menyusun Surat Lamaran Kerja dan Contoh Terbaiknya
penulis: henggar