Norwegia Tetap Memasok Bahan Bakar ke Angkatan Laut AS Meski Dihadapkan pada Seruan Boikot
Dalam beberapa hari terakhir, hubungan internasional kembali memanas setelah perusahaan bahan bakar laut swasta asal Norwegia, Haltbakk Bunkers, mengancam akan memboikot pasokan bahan bakar ke Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Ancaman ini dipicu oleh ketegangan politik yang terjadi antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih.
Namun, pemerintah Norwegia dengan tegas menyatakan bahwa mereka akan tetap memenuhi kewajiban mereka dalam memasok bahan bakar kepada Angkatan Laut AS. Menteri Pertahanan Norwegia, Tore Sandvik, menegaskan bahwa kebijakan pemerintah Norwegia tidak akan berubah meskipun ada tekanan dari sektor swasta.
Latar Belakang Ketegangan AS-Ukraina
Ketegangan ini bermula dari pertemuan yang berlangsung di Ruang Oval Gedung Putih antara Presiden Donald Trump, Presiden Volodymyr Zelenskyy, dan Wakil Presiden AS JD Vance. Dalam pertemuan tersebut, terjadi perdebatan sengit antara ketiga pemimpin mengenai kebijakan AS terhadap Ukraina.
Dalam pertemuan tersebut, Zelenskyy menekankan bahwa jika AS tidak memberikan dukungan lebih lanjut kepada Ukraina, perang di Eropa bisa meluas dan berdampak langsung pada kepentingan Amerika. Namun, Trump dengan tegas menolak klaim tersebut dan meminta Zelenskyy untuk tidak memproyeksikan prediksi negatif terhadap masa depan AS.
“Anda tidak tahu itu. Jangan beri tahu kami apa yang akan kami rasakan. Kami sedang mencoba memecahkan masalah. Jangan beri tahu kami apa yang akan kami rasakan,” ujar Trump.
Komentar ini memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk dari perusahaan swasta Norwegia, Haltbakk Bunkers, yang langsung mengumumkan di media sosial bahwa mereka tidak akan memasok bahan bakar ke kapal-kapal militer AS sebagai bentuk solidaritas terhadap Ukraina.
Reaksi Pemerintah Norwegia
Pernyataan yang dikeluarkan oleh Haltbakk Bunkers segera mendapat tanggapan dari pemerintah Norwegia. Menteri Pertahanan Tore Sandvik menyatakan bahwa Norwegia tetap akan memenuhi kewajiban mereka dalam memasok bahan bakar ke Angkatan Laut AS.
“Kami telah melihat laporan yang menimbulkan kekhawatiran tentang dukungan bagi kapal-kapal Angkatan Laut AS di Norwegia. Hal ini tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah Norwegia,” ujar Sandvik dalam sebuah pernyataan resmi.
Meskipun Haltbakk Bunkers merupakan perusahaan swasta yang tidak memiliki kontrak tetap dengan pemerintah AS, keputusan mereka untuk menghentikan pasokan bahan bakar tetap menjadi sorotan. Namun, Menteri Pertahanan Norwegia menegaskan bahwa hal ini hanya akan memiliki dampak simbolis dan tidak akan mengganggu hubungan bilateral antara Norwegia dan AS.
Dampak pada Hubungan Diplomatik
Norwegia selama ini dikenal sebagai sekutu dekat AS dalam berbagai aspek, termasuk kerja sama pertahanan dan keamanan. Keputusan pemerintah Norwegia untuk tetap mendukung Angkatan Laut AS menunjukkan bahwa mereka tidak ingin terlibat dalam ketegangan politik antara AS dan Ukraina.
Di sisi lain, langkah Haltbakk Bunkers mencerminkan adanya perbedaan pendapat di antara sektor swasta dan pemerintah mengenai kebijakan luar negeri Norwegia. Namun, keputusan pemerintah untuk tetap memasok bahan bakar ke AS menunjukkan bahwa mereka lebih mengutamakan stabilitas hubungan diplomatik daripada tekanan dari sektor swasta.
Kesimpulan
Ketegangan antara AS dan Ukraina telah memberikan dampak yang luas, termasuk di Norwegia. Ancaman boikot dari Haltbakk Bunkers terhadap Angkatan Laut AS telah menjadi perbincangan internasional. Namun, pemerintah Norwegia tetap berkomitmen untuk menjaga hubungan baik dengan AS dan tidak akan mengikuti seruan boikot dari sektor swasta.
Langkah ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan dari berbagai pihak, kebijakan luar negeri Norwegia tetap berpegang pada prinsipnya untuk mempertahankan aliansi strategis dengan AS. Ke depan, masih harus dilihat apakah ketegangan ini akan mereda atau justru semakin memanas seiring dengan perkembangan geopolitik global.
Penulis: M. Rizki