OpenAI Pertimbangkan 16 Negara Bagian untuk Kampus Data Center dalam Proyek Stargate Trump

OpenAI mengumumkan rencana pembangunan kampus data center di 16 negara bagian AS yang menunjukkan minat besar terhadap proyek ini. Langkah ini merupakan bagian dari Stargate, inisiatif yang didukung oleh OpenAI, Oracle, dan SoftBank untuk memperkuat infrastruktur kecerdasan buatan (AI) di Amerika Serikat.
Proyek Stargate dan Peran OpenAI
Tak lama setelah dilantik, Presiden Donald Trump memperkenalkan Stargate, sebuah proyek ambisius untuk mempercepat pengembangan AI di AS. Proyek ini menggabungkan investasi besar dari OpenAI, Oracle, dan SoftBank, dengan dukungan teknologi dari Microsoft, Nvidia, Oracle, dan Arm. Tahap awal proyek ini mengalokasikan dana sebesar $100 miliar, dengan rencana investasi mencapai $500 miliar dalam empat tahun ke depan.
Menurut Chris Lehane, Wakil Presiden Kebijakan Global OpenAI, proyek ini berpotensi menjadi katalisator bagi re-industrialisasi berbagai wilayah di AS serta mendorong kebangkitan ekonomi berbasis AI.
16 Negara Bagian yang Dipertimbangkan
OpenAI telah mengirimkan request for proposals (RFP) kurang dari seminggu yang lalu ke 16 negara bagian yang menunjukkan minat besar terhadap proyek ini, yaitu:
- Arizona
- California
- Florida
- Louisiana
- Maryland
- Nevada
- New York
- Ohio
- Oregon
- Pennsylvania
- Utah
- Texas
- Virginia
- Washington
- Wisconsin
- West Virginia
Saat ini, pembangunan data center di Abilene, Texas telah dimulai, dengan lokasi baru akan diumumkan secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang.
Kapasitas dan Dampak Ekonomi Data Center
Setiap kampus data center yang dibangun dalam proyek ini dirancang untuk mendukung kapasitas daya sekitar satu gigawatt atau lebih. OpenAI menargetkan pembangunan antara lima hingga sepuluh kampus di seluruh AS, tergantung pada kapasitas daya masing-masing fasilitas.
Selain itu, OpenAI memperkirakan bahwa setiap data center akan menciptakan ribuan lapangan kerja, termasuk di sektor konstruksi dan operasional. Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa data center pertama di Abilene, Texas, kemungkinan hanya akan menciptakan sekitar 57 pekerjaan langsung.
Tantangan Konsumsi Energi dan Sumber Daya Alam
Salah satu tantangan besar yang dihadapi proyek ini adalah konsumsi energi dan air yang sangat tinggi. Data center secara umum diketahui mengonsumsi 50 kali lebih banyak energi per meter persegi dibandingkan bangunan komersial biasa, menurut Energy.gov. Saat ini, data center bertanggung jawab atas sekitar 2% dari total konsumsi listrik di AS.
Selain listrik, konsumsi air juga menjadi perhatian utama. Sebagai perbandingan, Google mengungkapkan bahwa satu data center rata-rata menghabiskan sekitar 450.000 galon air per hari untuk mendinginkan servernya. Beberapa fasilitas bahkan dapat menggunakan hingga empat juta galon air per hari.
Keith Heyde, Direktur Strategi Infrastruktur OpenAI, menyatakan bahwa perusahaan sedang mencari desain dengan jejak air yang lebih ringan serta kemungkinan bekerja sama dengan penyedia utilitas untuk mengembangkan sumber energi baru.
Kompetisi Global dengan China
Dorongan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur AI di AS semakin kuat, terutama dengan pesatnya perkembangan teknologi AI di China. Salah satu perusahaan AI asal China, DeepSeek, baru-baru ini menarik perhatian setelah aplikasinya menduduki puncak peringkat di Apple App Store.
CEO OpenAI, Sam Altman, bahkan memuji model AI DeepSeek, menyebutnya sebagai teknologi yang “sangat luar biasa.” Namun, ia juga menekankan pentingnya AS tetap unggul dalam pengembangan AI.
Chris Lehane memperingatkan bahwa hanya ada dua negara di dunia yang mampu mengembangkan AI skala besar saat ini: China dan Amerika Serikat. Menurutnya, kompetisi ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga akan menentukan arah masa depan dunia.
“Laporan terbaru tentang DeepSeek memperjelas bahwa persaingan ini sangat nyata, dan taruhannya sangat besar,” kata Lehane. “Siapa pun yang memenangkan persaingan ini akan sangat menentukan seperti apa dunia ke depannya.”
Dengan skala investasi dan kecepatan inovasi yang sedang berlangsung, proyek Stargate bisa menjadi penentu utama dalam mempertahankan dominasi AI AS di panggung global.
PENULIS MUHAMMAD FITRAH RAJASA