Dalam budaya Jawa, tembang atau lagu tradisional memiliki banyak ragam yang masing-masing sarat dengan nilai filosofis, termasuk tembang pangkur. Pada artikel ini, kita akan mengupas apa itu tembang pangkur, maknanya dalam pendidikan, serta bagaimana nilai-nilai dari pangkur dapat diaplikasikan dalam proses belajar mengajar. Dengan memahami nilai yang ada dalam pangkur, diharapkan dapat memberikan inspirasi untuk meningkatkan pendidikan karakter di Indonesia.

Apa Itu Pangkur?

Pangkur adalah salah satu jenis tembang macapat, yaitu bentuk puisi tradisional Jawa yang memiliki aturan tertentu dalam penyusunan suku kata, rima, dan jumlah baris. Setiap tembang macapat, termasuk pangkur, memiliki struktur dan tujuan yang berbeda. Pangkur dalam bahasa Jawa berasal dari kata “mungkur” yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal buruk atau meninggalkan nafsu keduniawian demi menuju jalan yang lebih baik. Tembang ini biasanya dipakai untuk menggambarkan perjalanan hidup seseorang yang mulai beranjak dewasa, lebih bijaksana, dan memahami arti kehidupan.

Di dalam dunia pendidikan, filosofi tembang pangkur dapat diterjemahkan sebagai suatu bentuk proses belajar yang penuh dengan makna. Setiap langkah dan proses dalam pembelajaran seharusnya mampu membawa siswa untuk menghindari keburukan dan mengedepankan kebijaksanaan. Dalam arti luas, pangkur mengajarkan bahwa setiap individu harus berusaha meninggalkan segala hal negatif dan fokus pada pembelajaran positif yang berguna untuk masa depannya.

Baca Juga : Jejak Islam di Indonesia: Melalui Perdagangan, Pernikahan, Pendidikan, dan Akulturasi Budaya

Struktur Tembang Pangkur

Untuk memahami lebih jauh, mari kita lihat struktur dari tembang pangkur. Dalam macapat, setiap jenis tembang memiliki aturan atau metrum tersendiri, termasuk pangkur. Berikut adalah aturan struktur pangkur:

  • Guru Gatra: 7
  • Guru Wilangan: 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8
  • Guru Lagu: a, i, u, a, u, a, i

Struktur di atas menunjukkan bahwa tembang pangkur memiliki tujuh baris (guru gatra) dalam setiap baitnya, dengan aturan jumlah suku kata dan rima tertentu. Dalam konteks pendidikan, struktur ini dapat menjadi inspirasi untuk mengajarkan keteraturan dan kedisiplinan kepada siswa. Melalui pengenalan dan latihan membuat tembang dengan struktur khusus, siswa belajar bagaimana pentingnya konsistensi, mengikuti aturan, dan memahami bahwa setiap langkah yang mereka ambil memiliki konsekuensi yang berdampak pada hasil akhir.

Makna Filosofis Pangkur dalam Pendidikan

Pangkur, sebagai tembang yang mengandung filosofi mendalam, memiliki beberapa makna yang dapat diaplikasikan dalam pendidikan:

  1. Pembentukan Karakter dan Moralitas
    Pangkur mengajarkan kita untuk menghindari hal-hal negatif dan fokus pada pembentukan karakter positif. Dalam pendidikan, pengajaran tentang nilai-nilai moral dan etika sangat penting, terutama dalam era modern yang penuh dengan berbagai tantangan sosial. Mengajarkan nilai pangkur dapat membantu siswa mengembangkan karakter yang kuat dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.
  2. Pendidikan sebagai Proses Pembelajaran Seumur Hidup
    Pangkur menggambarkan perjalanan hidup seseorang yang terus belajar dan memperbaiki diri. Dalam pendidikan, konsep ini dikenal sebagai pembelajaran sepanjang hayat. Dengan menanamkan nilai pangkur, siswa diharapkan tidak hanya belajar untuk lulus, tetapi juga untuk terus mengasah pengetahuan dan ketrampilan sepanjang hidup mereka.
  3. Kedisiplinan dan Ketekunan
    Struktur tembang pangkur yang ketat mengajarkan pentingnya kedisiplinan dan ketekunan dalam mencapai hasil yang baik. Siswa yang belajar membuat tembang dengan aturan tertentu akan merasakan betapa pentingnya mengikuti panduan dan bekerja keras untuk mencapai kesempurnaan.
  4. Menghargai Budaya Lokal dalam Pendidikan
    Dengan mengenal tembang pangkur, siswa juga akan diajarkan untuk lebih menghargai budaya lokal. Pendidikan yang tidak hanya berfokus pada ilmu pengetahuan modern, tetapi juga pada budaya dan kearifan lokal, mampu menghasilkan generasi yang memiliki identitas kuat dan tidak terpengaruh oleh budaya asing yang tidak sesuai.

Manfaat Penggunaan Pangkur dalam Pembelajaran

Menggunakan nilai-nilai pangkur dalam pembelajaran dapat memberikan manfaat nyata dalam proses pendidikan, di antaranya:

  1. Membangun Kemandirian Siswa
    Dengan memahami filosofi pangkur, siswa belajar untuk mandiri dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Nilai ini membantu mereka menjadi pribadi yang lebih matang dan siap menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.
  2. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Analitis
    Mengolah dan memahami struktur pangkur memerlukan pemikiran yang mendalam. Dengan memperkenalkan tembang seperti pangkur dalam pendidikan, siswa dapat dilatih untuk berpikir kritis dan analitis, kemampuan yang sangat dibutuhkan di dunia modern.
  3. Membangun Kepedulian Sosial
    Dalam tembang pangkur, terdapat ajaran untuk meninggalkan egoisme dan lebih mementingkan kepentingan bersama. Nilai ini sangat penting dalam mengajarkan siswa untuk memiliki rasa empati dan peduli terhadap sesama, terutama dalam lingkungan sekolah yang terdiri dari berbagai latar belakang sosial dan budaya.

Langkah-Langkah Menerapkan Pangkur dalam Pendidikan

Untuk menerapkan pangkur dalam pendidikan, guru dapat mencoba beberapa langkah berikut:

  1. Mengenalkan Tembang Pangkur dalam Kelas
    Guru dapat mengenalkan tembang pangkur melalui ceramah atau media digital seperti video. Mengenalkan sejarah dan makna pangkur kepada siswa dapat menambah wawasan mereka dan memperkaya pemahaman mereka akan budaya lokal.
  2. Latihan Membuat Tembang Pangkur
    Setelah memahami struktur pangkur, siswa dapat diberi tugas untuk membuat tembang mereka sendiri sesuai dengan aturan pangkur. Ini melatih kreativitas mereka sekaligus mengasah kemampuan berpikir sistematis.
  3. Diskusi tentang Makna dan Filosofi Pangkur
    Guru dapat memfasilitasi diskusi tentang nilai-nilai yang ada dalam pangkur dan bagaimana nilai tersebut relevan dengan kehidupan siswa saat ini. Diskusi ini dapat meningkatkan kedekatan emosional siswa dengan budaya lokal dan menanamkan nilai-nilai moral dalam diri mereka.
  4. Integrasi dalam Mata Pelajaran Bahasa dan Seni
    Pangkur dapat diintegrasikan dalam pelajaran bahasa dan seni. Dengan melibatkan siswa dalam latihan membuat dan menyanyikan tembang pangkur, proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif.

Baca Juga : Indonesian government mulls shuttering Suralaya plant to clear Jakarta’s air

Kesimpulan

Pangkur adalah lebih dari sekadar tembang tradisional; ia adalah sebuah filosofi yang penuh makna dalam pendidikan. Dengan mengajarkan nilai-nilai pangkur, kita tidak hanya membantu siswa untuk menghargai budaya lokal, tetapi juga membentuk karakter mereka menjadi pribadi yang mandiri, disiplin, dan berempati. Penerapan nilai-nilai pangkur dalam pembelajaran dapat memberikan dampak positif pada siswa, menjadikan mereka lebih siap menghadapi tantangan hidup dan menjadi bagian dari generasi yang mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat.

Mengintegrasikan budaya lokal dalam pendidikan adalah salah satu langkah untuk menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya modern, tetapi juga berakar pada kearifan lokal. Tembang pangkur memberikan contoh bagaimana pendidikan dapat menjadi sarana untuk mengenalkan, melestarikan, dan mempraktikkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari.

penulis : uswatun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *