Di era serba digital seperti sekarang, tantangan orang tua dalam mendidik anak semakin kompleks. Jika dulu anak-anak cukup dijauhkan dari TV atau disuruh main di luar rumah, kini mereka akrab dengan gawai sejak usia dini. Mulai dari menonton YouTube, bermain game online, hingga belajar lewat aplikasi, semuanya dilakukan dari satu perangkat di genggaman tangan.

Sebagai orang tua, kita tak bisa terus-menerus melarang atau menghindari teknologi. Yang perlu dilakukan adalah menjadi lebih bijak dalam menghadapi realita ini. Inilah pentingnya parenting zaman now—gaya pengasuhan yang adaptif, sadar teknologi, dan tetap mengedepankan nilai-nilai keluarga.


Apa Itu Parenting Digital dan Mengapa Penting?

Parenting digital adalah pendekatan pengasuhan yang menyadari bahwa anak-anak hidup di era teknologi, dan oleh karena itu perlu dibimbing agar mampu menggunakan perangkat digital secara sehat dan bertanggung jawab. Tujuannya bukan menjauhkan anak dari teknologi, tapi membekali mereka agar tidak tersesat dalam dunia maya yang penuh distraksi.

Beberapa alasan kenapa parenting digital sangat penting:

  • Melindungi anak dari konten negatif seperti kekerasan, pornografi, atau ujaran kebencian.
  • Mencegah kecanduan gadget yang bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
  • Mengajarkan etika berinternet agar anak tidak menjadi pelaku maupun korban cyberbullying.
  • Menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia digital.

Dengan pendekatan yang tepat, teknologi bisa menjadi sarana belajar dan berkembang, bukan sumber masalah.


Bagaimana Mengatur Screen Time Anak dengan Bijak?

Pertanyaan yang paling sering muncul dari orang tua masa kini adalah: “Berapa lama anak boleh main gadget setiap hari?” Jawabannya tentu tergantung usia dan kebutuhan anak. Tapi secara umum, berikut adalah panduan dari para ahli:

  • Anak usia 2–5 tahun: maksimal 1 jam per hari dengan pengawasan orang dewasa.
  • Anak usia 6–12 tahun: screen time boleh lebih panjang, namun tetap dibatasi dan harus seimbang dengan aktivitas fisik, belajar, dan waktu bersama keluarga.

Beberapa tips untuk mengatur screen time:

  1. Buat aturan yang jelas dan konsisten, misalnya hanya boleh bermain gadget setelah tugas sekolah selesai.
  2. Gunakan timer atau alarm untuk memberi batas waktu yang jelas.
  3. Jadwalkan hari tanpa gadget, misalnya setiap akhir pekan.
  4. Libatkan anak dalam aktivitas offline, seperti bermain di luar, membaca buku, atau berkarya seni.

Yang paling penting, orang tua juga harus jadi contoh. Jika ingin anak tidak kecanduan layar, maka kita juga perlu mengurangi waktu menatap ponsel.


Apakah Anak Digital Masih Perlu Diajak Main Tradisional?

Teknologi memang menarik, tapi jangan lupakan pentingnya permainan fisik dan interaksi sosial secara langsung. Anak-anak tetap membutuhkan pengalaman nyata yang tak bisa digantikan layar digital.

Manfaat mengajak anak bermain secara tradisional:

  • Mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus
  • Meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan empati
  • Mengasah kreativitas dan imajinasi
  • Menumbuhkan kedekatan dengan orang tua dan teman sebaya

Cobalah permainan seperti petak umpet, menggambar bersama, bermain pasir, atau membuat kerajinan tangan. Aktivitas semacam ini bisa jadi kenangan masa kecil yang tak terlupakan, sekaligus mencegah ketergantungan anak pada dunia maya.


Bagaimana Cara Menanamkan Etika Digital Sejak Dini?

Etika digital adalah bekal penting bagi anak di dunia online. Anak perlu tahu bahwa apa yang mereka lakukan di internet punya dampak, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Beberapa prinsip etika digital yang bisa diajarkan:

  • Tidak menyebarkan informasi pribadi sembarangan
  • Menghormati orang lain di media sosial
  • Tidak mem-bully atau menanggapi dengan ujaran kebencian
  • Memilah informasi yang benar dan tidak mudah percaya hoaks

Orang tua bisa memulai dengan berdialog ringan, misalnya membahas berita viral dengan sudut pandang kritis, atau menanyakan pendapat anak soal konten tertentu. Dengan begitu, anak belajar berpikir sebelum membagikan sesuatu di dunia maya.


Kesimpulan: Orang Tua Harus Melek Digital, Bukan Takut Digital

Anak-anak kita tumbuh di zaman yang berbeda. Dunia mereka penuh teknologi, dan itu tak bisa dihindari. Justru karena itu, peran orang tua sangat penting sebagai pemandu, bukan sebagai penghalang. Parenting zaman now bukan tentang melarang, tapi tentang mendampingi, memahami, dan menyiapkan anak menjadi pengguna teknologi yang cerdas dan beretika.

Mari kita hadapi era digital ini dengan bijak. Jadikan gawai sebagai alat bantu, bukan pengganti kehadiran kita sebagai orang tua. Sebab pada akhirnya, bukan teknologi yang membentuk anak—tapi cinta, perhatian, dan bimbingan yang tulus dari orang tuanya.

Penulis: AFIRA FARIDA FITRIANI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *