Peretas Iran: Serangan Siber Terhadap Perusahaan Israel

Peretas Iran: Serangan Siber Terhadap Perusahaan Israel

 91 total views,  2 views today

Pengantar

Pada tanggal 11 September, situs berita Israel mengumumkan serangan siber yang menghebohkan. Peretas Iran berhasil membobol lebih dari 30 jaringan perusahaan di Israel, dengan memanfaatkan kelemahan server puluhan perusahaan tersebut. Laporan ini mengungkapkan serangan siber yang signifikan dan berdampak luas pada perusahaan-perusahaan di Israel. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara rinci serangan tersebut, pelaku di baliknya, dampaknya, dan tindakan pencegahan yang dapat diambil oleh perusahaan di seluruh dunia.

Latar Belakang Serangan

Pada tanggal 11 September, laporan dari perusahaan keamanan siber ESET mengungkapkan bahwa peretas Iran telah berhasil mengeksploitasi kerentanan yang sudah diketahui dalam server email dari 32 perusahaan Israel. Mereka berhasil melewati pintu belakang yang memungkinkan mereka masuk ke dalam jaringan perusahaan-perusahaan ini. Meskipun nama-nama perusahaan yang menjadi korban tidak diungkapkan secara spesifik, perusahaan keamanan siber tersebut melaporkan bahwa serangan tersebut juga mencakup perusahaan di Brasil dan Uni Emirat Arab (UEA).

Target Diversifikasi

Serangan ini tergolong kompleks karena perusahaan yang menjadi target beroperasi di berbagai sektor. Sektor-sektor yang terpengaruh meliputi asuransi, kedokteran, industri, komunikasi, teknologi informasi, teknologi, ritel, otomotif, hukum, layanan keuangan, dan bahkan arsitektur. Hal ini menunjukkan bahwa peretas Iran tidak hanya memilih target secara acak, tetapi mereka memiliki strategi yang terkoordinasi untuk mengeksploitasi kerentanan di berbagai sektor bisnis.

Identifikasi Kelompok Peretas

Kelompok peretas ini mengidentifikasi diri mereka sebagai “Ballistic Bobcat,” meskipun mereka juga dikenal dengan beberapa nama lain, seperti “Charming Kitten,” “TA543,” “PHOSPHORUS,” serta “APT35/42.” Identifikasi ini adalah langkah pertama dalam menentukan sumber serangan dan mungkin memungkinkan langkah-langkah penegakan hukum lebih lanjut terhadap kelompok ini.

Baca Juga Juventus Football Club: Skandal Doping Paul Labile Pogba

Perang Siber Antar Negara

Serangan siber antar negara telah menjadi tren yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Iran dan Israel dikenal terlibat dalam perang siber yang berkelanjutan, dengan rezim Israel yang disebut terus menargetkan Iran dalam banyak kesempatan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Konflik ini mencerminkan eskalasi ancaman siber antara negara-negara dan menyoroti pentingnya keamanan siber yang kuat.

Tindakan Pencegahan

Dalam menghadapi ancaman serangan siber seperti ini, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia perlu meningkatkan tindakan pencegahan mereka. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Pemantauan Keamanan Yang Intensif: Perusahaan harus memiliki sistem pemantauan keamanan yang kuat untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan segera. Ini memungkinkan untuk respons cepat terhadap serangan.
  2. Peningkatan Keamanan Jaringan: Menilai dan memperbarui keamanan jaringan secara berkala untuk mengatasi kerentanan yang mungkin ada.
  3. Pelatihan Karyawan: Mengedukasi karyawan tentang potensi ancaman siber dan praktik keamanan online yang baik.
  4. Perangkat Keamanan: Menggunakan perangkat lunak keamanan yang canggih untuk melindungi jaringan dan data perusahaan.
  5. Kerjasama dengan Ahli Keamanan: Bekerjasama dengan perusahaan keamanan siber yang ahli dalam mendeteksi dan mengatasi ancaman siber.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

Bagaimana peretas Iran berhasil masuk ke dalam jaringan perusahaan-perusahaan di Israel?
Peretas Iran memanfaatkan kerentanan yang sudah diketahui dalam server email dari perusahaan-perusahaan tersebut. Mereka berhasil melewati pintu belakang yang memungkinkan mereka masuk ke dalam jaringan perusahaan.

Apa yang menjadi target serangan peretas Iran?
Perusahaan yang menjadi target serangan peretas Iran beroperasi di berbagai sektor, termasuk asuransi, kedokteran, industri, komunikasi, teknologi informasi, teknologi, ritel, otomotif, hukum, layanan keuangan, dan arsitektur.

Bagaimana kelompok peretas ini mengidentifikasi diri mereka?
Kelompok peretas ini mengidentifikasi diri mereka sebagai “Ballistic Bobcat,” tetapi mereka juga dikenal dengan beberapa nama lain, seperti “Charming Kitten,” “TA543,” “PHOSPHORUS,” serta “APT35/42.”

Apa yang harus dilakukan perusahaan untuk melindungi diri dari serangan siber semacam ini?
Perusahaan harus meningkatkan pemantauan keamanan, memperbarui keamanan jaringan, melatih karyawan tentang praktik keamanan online yang baik, menggunakan perangkat keamanan yang canggih, dan bekerjasama dengan ahli keamanan siber.

Kesimpulan

Serangan siber yang dilakukan oleh peretas Iran terhadap perusahaan-perusahaan di Israel menyoroti eskalasi ancaman siber antar negara. Dalam menghadapi serangan semacam ini, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia perlu meningkatkan tindakan keamanan mereka dan bekerja sama dengan ahli keamanan siber untuk melindungi jaringan dan data mereka. Ancaman serangan siber tidak hanya menjadi masalah negara-negara, tetapi juga perusahaan-perusahaan dan individu, dan tindakan pencegahan yang kuat sangat penting untuk mengatasi ancaman ini

KAMPUS SWASTA TERBAIK DI LAMPUNG

Penulis : M Azka Alfaridzi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *