wayang

Pertunjukan Wayang Potehi Sambut Cap Go Meh di Malang: Tradisi Budaya yang Memikat

Perayaan Cap Go Meh merupakan salah satu momen penting dalam budaya Tionghoa yang dirayakan dengan penuh kemeriahan di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu tradisi yang turut menyemarakkan perayaan ini adalah pertunjukan wayang potehi, sebuah seni pertunjukan khas Tionghoa yang telah berakar di Nusantara sejak berabad-abad lalu.

Pada tanggal 10 Februari 2025, warga Malang berkesempatan menyaksikan pertunjukan wayang potehi di Kelenteng Eng An Kiong. Pementasan ini menjadi daya tarik utama dalam rangkaian perayaan Cap Go Meh di kota tersebut. Dalang Sutarto membawakan kisah kecerdikan Jenderal Yo Bun Kong dari Kerajaan Song Kio dalam upayanya menaklukkan Kerajaan La Ban Ko. Pertunjukan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyimpan nilai sejarah dan moral yang kuat.

Sejarah dan Makna Wayang Potehi

Wayang potehi berasal dari Tiongkok dan telah berkembang di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Kata “potehi” sendiri berasal dari dialek Hokkian, yang berarti “wayang kain kantong.” Wayang ini dimainkan dengan menggunakan boneka kecil berbentuk manusia yang dikendalikan oleh tangan dalang di dalam kantong kain.

Dalam sejarahnya, wayang potehi kerap digunakan sebagai sarana hiburan sekaligus media penyampaian nilai-nilai moral. Kisah-kisah yang diangkat umumnya mengandung unsur kepahlawanan, kebijaksanaan, dan perjuangan melawan ketidakadilan. Oleh karena itu, pertunjukan ini menjadi bagian penting dari warisan budaya Tionghoa yang terus dijaga kelestariannya.

Pertunjukan Wayang Potehi di Cap Go Meh Malang

Kelenteng Eng An Kiong di Malang menjadi pusat perayaan Cap Go Meh yang meriah setiap tahunnya. Pada tahun 2025, pertunjukan wayang potehi menjadi salah satu acara utama yang dinanti-nantikan.

Dalang Sutarto, yang dikenal sebagai salah satu dalang wayang potehi terkemuka di Indonesia, membawakan kisah kepahlawanan Jenderal Yo Bun Kong. Kisah ini menggambarkan strategi cerdik sang jenderal dalam menaklukkan musuhnya, sebuah cerita yang sarat dengan nilai-nilai keberanian dan kebijaksanaan.

Penonton yang hadir tampak antusias mengikuti alur cerita yang disampaikan dengan penuh ekspresi oleh para dalang. Selain itu, suara musik pengiring seperti tambur dan gong turut menambah kesan dramatis pada pertunjukan ini. Perpaduan antara narasi yang kuat, karakter wayang yang menarik, serta iringan musik tradisional membuat pertunjukan wayang potehi semakin hidup dan memukau.

Pelestarian Wayang Potehi di Indonesia

Meskipun wayang potehi memiliki sejarah panjang di Indonesia, popularitasnya sempat meredup seiring dengan modernisasi dan perubahan minat masyarakat. Namun, berkat upaya dari berbagai pihak, seni pertunjukan ini kembali mendapatkan tempat di hati masyarakat.

Beberapa komunitas budaya dan kelenteng di Indonesia aktif mengadakan pertunjukan wayang potehi, terutama dalam perayaan-perayaan besar seperti Imlek dan Cap Go Meh. Generasi muda juga didorong untuk mengenal dan mempelajari seni ini agar tidak punah di tengah perkembangan zaman.

Di Malang, Kelenteng Eng An Kiong menjadi salah satu pusat pelestarian wayang potehi. Melalui pementasan seperti yang digelar pada Cap Go Meh 2025, diharapkan masyarakat semakin mengenal dan mengapresiasi seni tradisional ini.

Kesimpulan

Pertunjukan wayang potehi dalam rangka perayaan Cap Go Meh di Malang bukan hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga wujud pelestarian budaya yang kaya nilai historis dan moral. Kisah Jenderal Yo Bun Kong yang dibawakan oleh Dalang Sutarto mengajarkan pentingnya kecerdikan, keberanian, dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan.

Dengan semakin banyaknya pertunjukan wayang potehi di berbagai daerah, seni pertunjukan khas Tionghoa ini diharapkan terus berkembang dan diwariskan kepada generasi mendatang. Perayaan Cap Go Meh di Malang menjadi bukti bahwa keberagaman budaya di Indonesia tetap lestari dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Penulis : Rizki

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *