Prabowo Ungkap Pernah Dapat Ancaman Terkait Program MBG Sebelum IHSG Anjlok
Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa dirinya pernah mendapat ancaman terkait Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diprediksi akan jatuh akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ia canangkan. Pernyataan ini disampaikan dalam Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Kota Kupang, pada 4 Desember lalu.
Prabowo menyebut bahwa ada pihak yang memperingatkannya bahwa IHSG bisa turun karena kebijakan MBG. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki saham dan rakyat di desa-desa juga tidak terlibat langsung dalam pasar saham. Oleh karena itu, menurutnya, jika IHSG jatuh, maka yang terdampak adalah para pelaku pasar modal.
IHSG Anjlok Lebih dari 6 Persen
Pada Selasa, 18 Maret 2025, IHSG mengalami penurunan drastis sebesar 6,58 persen atau 420,97 poin ke level 6.046. Penurunan ini memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) untuk mengurangi volatilitas pasar.
Menurut Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, penurunan IHSG ini tergolong anomali jika dibandingkan dengan bursa Asia lainnya, seperti Nikkei yang naik 1,4 persen, Shanghai yang menguat 0,09 persen, STI 1 persen, dan FKLCI 1 persen. Hal ini menunjukkan adanya kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi dan pasar keuangan Indonesia.
Baca Juga : Kapolda Riau Berikan Teguran Terkait Kemacetan di Depan Polda
Faktor Penyebab Penurunan IHSG
Beberapa faktor yang memicu tekanan di pasar saham domestik antara lain:
- Meningkatnya Credit Default Swap (CDS) Indonesia ke 76 basis poin per 27 Februari 2025.
- Depresiasi rupiah sebesar 0,6 persen sejak Januari 2025.
- Melebarnya spread Surat Berharga Negara (SBN) dengan US Treasury 10 tahun hingga 255 basis poin.
- Pemangkasan rating saham Indonesia oleh Morgan Stanley dan Goldman Sachs yang mengkhawatirkan pelebaran defisit anggaran.
- Arus modal keluar (capital outflow) yang mencapai Rp26,9 triliun hingga 17 Maret 2025.
Pengamat Pasar Modal dan Uang, Ibrahim Assuaibi, juga menyoroti faktor eksternal seperti kebijakan perdagangan Amerika Serikat pasca-kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden. Trump kembali mengangkat isu perang dagang dengan negara-negara mitra utama seperti Tiongkok, Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko, yang berpotensi menekan ekonomi global.
Dampak Defisit Anggaran dan Fluktuasi Rupiah
Menurut Ibrahim, ketidakpastian ekonomi domestik yang disebabkan oleh defisit anggaran juga menjadi faktor utama yang memicu pelemahan IHSG. Menteri Keuangan Sri Mulyani baru-baru ini mengumumkan defisit anggaran yang jika tidak ditangani dengan baik, diperkirakan akan semakin melebar hingga akhir tahun.
Selain itu, fluktuasi nilai tukar rupiah yang dipengaruhi oleh eskalasi perang dagang global juga menjadi perhatian utama. Diperkirakan, nilai tukar rupiah bisa melemah hingga Rp16.900 per dolar AS sebelum akhir tahun.
Dampak Geopolitik terhadap Pasar Keuangan
Konflik di Timur Tengah turut memberikan tekanan terhadap pasar keuangan global. Serangan Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 120 orang memicu eskalasi perang dengan Hamas. Situasi ini menyebabkan dolar AS kembali menguat dan investor lebih berhati-hati terhadap aset berisiko.
Dengan berbagai faktor negatif ini, IHSG masih berpotensi mengalami tekanan lebih lanjut dalam beberapa waktu ke depan.
Penulis: Gilang Ramadhan