Kasus KorupsiKorupsi

Profil Riva Siahaan: Karier dan Kasus Dugaan Korupsi di Pertamina Patra Niaga

Nama Riva Siahaan sedang menjadi perbincangan hangat setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang di Pertamina. Sebagai Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, anak perusahaan Pertamina yang bergerak di sektor perdagangan minyak bumi, perjalanan karier Riva yang sebelumnya cemerlang kini terjerat skandal besar.

Perjalanan Karier Riva Siahaan

Riva Siahaan bukanlah sosok baru di lingkungan PT Pertamina (Persero) Tbk. Ia memiliki pengalaman panjang dalam industri energi dan minyak. Berikut adalah profil lengkap perjalanan kariernya:

Pendidikan dan Awal Karier

  • Sarjana Manajemen Ekonomi, Universitas Trisakti (Lulus 1999)
  • Magister Business Administration, Oklahoma City University, Amerika Serikat (2001-2003)
  • Memulai karier di Matari Advertising sebagai Account Manager (Maret 2005 – Maret 2007)
  • Bekerja di TBWA Indonesia sebagai Assistant Account Director (Maret 2007 – September 2008)

Karier di Pertamina

  • Bergabung dengan Pertamina (Persero) pada September 2008 sebagai Key Account Officer hingga Maret 2010
  • Senior Bunker Officer I (April 2010 – Januari 2015)
  • Bertugas di Pertamina Energy Services Pte. Ltd, Singapura sebagai Bunker Trader (Februari 2015 – Februari 2016)
  • Senior Officer Industrial Key Account di Pertamina (Persero) (Februari 2016 – April 2018)
  • Pricing Analyst, Market and Product Development – Retail Fuel Marketing (Maret 2018 – April 2019)
  • Vice President (VP) Crude and Gas Operation di PT Pertamina International Shipping (PIS) (April 2019 – Desember 2020)
  • VP Sales & Marketing PIS (Desember 2020 – Mei 2021)
  • Commercial Director PIS (Mei – Oktober 2021)
  • Corporate Marketing and Trading Director di Pertamina Patra Niaga (Oktober 2021 – Juni 2023)
  • Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga sejak 16 Juni 2023 menggantikan Alfian Nasution

Kasus Dugaan Korupsi yang Menyeret Riva Siahaan

Skandal yang melibatkan Riva Siahaan mencuat setelah Tim Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) menetapkan tujuh orang sebagai tersangka dalam dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di Pertamina, Subholding, serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk periode 2018-2023.

Menurut Kejaksaan Agung, perbuatan para tersangka menyebabkan negara mengalami kerugian yang diperkirakan mencapai Rp193,7 triliun. Skandal ini disebut berdampak pada harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri yang menjadi lebih tinggi dari seharusnya.

Dampak Kasus ini terhadap Pertamina dan Industri Energi

Kasus yang melibatkan petinggi di lingkungan Pertamina ini tidak hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga menimbulkan dampak besar bagi sektor energi nasional, termasuk:

  1. Dampak terhadap Harga BBM
    Dugaan korupsi ini disebut mempengaruhi harga minyak mentah dan produk kilang, yang berdampak langsung pada harga BBM di dalam negeri.
  2. Menurunnya Kepercayaan Publik terhadap Pertamina
    Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar terkait transparansi dan mekanisme pengelolaan minyak mentah di tubuh Pertamina.
  3. Pengaruh terhadap Investasi di Sektor Energi
    Kejadian ini berpotensi membuat investor berpikir ulang dalam berinvestasi di sektor energi Indonesia akibat ketidakpastian regulasi dan tata kelola perusahaan negara.

Respons Kejaksaan Agung dan Langkah Selanjutnya

Kejaksaan Agung terus mendalami kasus ini dengan mengusut peran Riva Siahaan serta pihak-pihak lain yang diduga terlibat. Publik menantikan langkah hukum berikutnya, termasuk kemungkinan munculnya tersangka baru dalam kasus korupsi yang merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah ini.

Sementara itu, Pertamina Patra Niaga memastikan bahwa operasional perusahaan tetap berjalan normal meskipun direktur utamanya tersandung kasus hukum. Perusahaan juga berjanji akan bekerja sama dengan aparat penegak hukum dalam proses penyelidikan kasus ini.

Kesimpulan

Riva Siahaan adalah sosok yang memiliki rekam jejak panjang di industri energi dan minyak sebelum akhirnya dipercaya menjadi Direktur Utama Pertamina Patra Niaga. Namun, karier cemerlangnya kini tercoreng oleh dugaan keterlibatannya dalam skandal korupsi yang merugikan negara sebesar Rp193,7 triliun.

Kasus ini menjadi sorotan publik dan menunjukkan betapa pentingnya transparansi serta akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya energi nasional. Kejaksaan Agung masih terus melakukan penyelidikan, dan publik menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai skandal besar ini.

Dampak dari kasus ini tidak hanya terhadap individu yang terlibat, tetapi juga bagi Pertamina, industri energi, serta kepercayaan masyarakat terhadap tata kelola perusahaan negara. Oleh karena itu, langkah hukum yang tegas dan transparan sangat diperlukan untuk mengembalikan kredibilitas sektor energi nasional.

penulis zanuar farel cristian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *